flash back

39 10 0
                                    

Sampai dirumahhh, kami segera berlarian masuk kedalam, bersemangat untuk segera melepaskan penaat yang menyebar ditubuh kami.

Akan tetapi....

" Bundaaaa................

Jantungku terasa begitu sakit, pikiranku buyar, aku tak tahu harus bagaimana lagi, yang jelas aku bersama saudaraku benar-benar kebingungan. Kami melihat darah berserakan dimana- mana dengan tubuh bunda yang terbujur kaku. Kami benar - benar terpukul dengan keadaan ini.

Aku mendekati tubuh pucat bunda, begitupun dengan kedua saudaraku kami dilanda kecemasan, kami mencoba menggoyang - goyangkan tubuh bunda tapi tak ada reaksi.

" Bundaaa... Bundaaa bangun, bangun bundaaaaaa." Teriakku histeris.

" Bundaaa, Bun jangan becanda, kita gak mau lelucon yang seperti ini Bun. Bundaaaaaa, bunda denger aku gak sih. Hiks hiks hiks." Tangis kak Meera sudah tidak bisa dibendung.

Sementara Al hanya terdiam sambil melihat Bunda, aku segera memeluk adikku aku tahu dia merasa sangat takut dengan semua yang terjadi hari ini.

Kak Meera segera berlari mengambil telpon genggam dan segera menghubungi ayah . Dia menelpon ayah sambil terisak Isak.

" Ayah, Bunda.!!" Kata kak Meera dengan pasrah.

" Ya sayang ada apa?"

" Ayah cepet pulang, bunda yah." Seketika air mata Kak Meera berjatuhan.

" Ada apa dengan bunda? Coba jelaskan sama ayah."

" Bundaaaaaa yah, bundaaa, bunda udah gak ada!!!" Teriak kak Meera membuat gema di ruang keluarga.

" Apa ? Ini gak mungkin! Kamu jangan buat ayah cemas."
Tangis ayah diseberang sana.

Kak Meera tak menjawab ayah, telpon segera ditutup, kak Meera menghampiri aku dan Al yang masih terisak mendekap tubuh pucat bunda.

Saat itulah Al menjerit kami sangat terkejut, Al begitu ketakutan dia seperti tengah melihat sesuatu, aku mengikuti arah pandangannya dan yahh, disana aku melihat wanita itu, sekarang aku ikut mejerit, karena aku tahu semua ini adalah perbuatannya. Ka Meera sangat keheranan atas kelakuanku dan Al dia mengikuti arah pandangan kami kini dia mengerti bahwa semua yang kuceritakan padanya memanglah sebuah kenyataan bukan halusinasi atau khayalan belaka.

Aku dengan geram segera berlari mengejar wanita itu, dia cekikikan melihat aksiku mengejarnya. Sampai disatu kamar, dia berhenti dan lantas aku mengikutinya dan aku terjebak di kamar itu berdua dengan wanita itu.

Tiba - tiba sekeliling kamar itu terdapat tulisan, yang tercatat Help me dan Death.

Aku segera berkata dengan lantang.
" Kenapa kau menginginkanku membantumu dan kau mau kami mati. Ada apa? Tanyaku padanya dengan tangisan yang medalam.

Dia tak menjawab. Dia malah tertawa dengan suara khasnya, aku sudah tidak takut dengannya, hanya ada kekesalan saja tersirat di otakku.

" Hei kenapa? Kenapa kau begitu, aku bertanya pada mu!! "

Dia tidak menjawab, tiba - tiba saja mataku terpejam, dan yahh aku melihat sesuatu disana. Seperti sebuah mimpi, tapi aku yakin roh ku sedang tak berada didalam tubuhku.

Ghost In Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang