Tangan Jasmine mengepal, lemah? ia memang tidak punya badan yang tinggi dan kuat. Tapi, secara keberanian ia sangat berani melawan Nathaniel. Rasa takutnya seakan menghilang saat ingat Nathaniel menantang dirinya.
"Jasmine!" panggil Zakira. Ah Jasmine baru ingat kalau ia meninggalkan Zakira di Masjid.
"Beneran sepatu kamu yang dilempar?"
"Ya makanya nyeker juga ulah siapa lagi," dengus Jasmine.
"Gimana dong? aku gak bawa sepatu cadangan."
"Gue bawa."
Jasmine dan Zakira menoleh. Farras? laki-laki itu entah kapan sudah berada di belakang mereka sembari menenteng sepatu. Jasmine dan Zakira dibuat kaget, kok tiba-tiba?
Farras memberikannya pada Jasmine. Tapi, Jasmine hanya memandang sepatu itu dan Farras bergantian. Ia masih bingung, selama ini ia hanya sebatas kenal nama dengan Farras. Lalu, kenapa laki-laki yang sudah lama ia suka ini tiba-tiba menawarkan sepatu padanya?
"Gue tau sepatu lo yang dilempar Nathaniel. Jadi, pake ya? soalnya gue gak tega liat lo nyeker," kata Farras.
Nathaniel dan Farras itu memang sudah bersahabat lama. Makanya Jasmine heran, kok bisa Farras sampai mau bersahabat dengan iblis seperti itu?
"Jas." bisik Zakira menyenggol sikut Jasmine. Membuat lamunannya buyar.
"Gak, makasih Ras." tolak Jasmine, merasa tidak enak.
"Pake aja Jas, gue gak tega lo jalan nyeker gitu." bujuk Farras. Jasmine menatap mata coklat bening itu. Indah. Sangat indah. Ia seakan tersihir untuk selalu menatapnya. Tak pernah ia sangka kalau Farras mempunyai mata seindah ini.
"Suka ngelamun ya? awas nanti kesambet." canda Farras.
Jasmine kikuk, ia pun menerima sepatu yang dipinjamkan Farras dengan malu-malu.
"Yaudah gue balik ya mau latihan lagi." pamit Farras.
Jasmine mengangguk, sebenarnya ada hal yang ingin Jasmine ucapkan sedari dulu. Tapi, ia tidak punya keberanian. Ia mencengkram sepatu yang Farras pinjamkan padanya.
"Farras."
Farras berhenti, berbalik, menatap Jasmine penuh tanda tanya. Jasmine menunduk, semakin meremas sepatu itu. Ia memberanikan diri mendongak kearah Farras. Wajahnya memerah.
"Makasih dan semangat latihannya." setelah mengatakan itu, Jasmine berbalik. Malu. Ia pun berlari di susul Zakira.
Farras tertawa kecil, dengan tingkah Jasmine yang terlihat jelas menyukainya.
🍁🍁🍁
Jasmine menunduk sambil melihat sepatu yang Farras berikan. Kenapa Farras mau meminjamkan sepatu ini? Jasmine tidak mau berharap lebih, karena ia tau apa posisinya.
Jasmine melewati parkiran, dari kejauhan ia dapat melihat Nathaniel dan teman-temannya duduk diatas motor. Yang memakai ninja warna Merah, Zian Athallah, si jenius yang jadi idaman. Ninja warna hijau, Azfa Rizki, playboy cap badak yang memiliki wajah tampan dan mulut manis. Dan terakhir, Farras. Laki-laki yang paling sederhana diantara mereka yang memakai motor matic. Heran. Kenapa Zian dan Faras mau aja bersahabat dengan Nathaniel. Kalau Azfa sih Jasmine gak heran, keduanya sama-sama brengsek meskipun dalam hal berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flechazo
Teen FictionNathaniel dan Jasmine sangat bertolak belakang. Hampir semua perilaku yang mereka punya itu seperti antonim dalam bahasa. Nathaniel yang kasar, tukang pukul, dan kejam. Membuat kebanyakan orang tidak ingin berurusan dengannya karena masih menyayang...