Jasmine melirik buah-buahan yang ia bawa untuk Dian, semoga saja Dian suka dan rasanya enak. Kemarin setelah kejadian rooftop, Farras mengirim pesan padanya kalau Dian dibawa ke rumah sakit. Kemarin Jasmine tidak berhenti menangis sebelum Dian sadar karena menyalahkan dirinya sendiri.
Syukurlah Dian sudah sadar, tapi ada hal yang membuat Jasmine tidak enak. Baru sadar Dian langsung menangis histeris sambil memeluk Bu Asri karena ketakutan akan sosok Nathaniel, bahkan melihat Farras pun Dian langsung berteriak. Sebegitu ketakutan nya Dian didalam gudang itu sendirian? itulah yang Jasmine pikirkan.
"Saya akan berikan uang berapa pun yang Bu Asri minta, asal jangan laporin anak saya." Pinta seorang pria yang memakai tuxedo di depan Bu Asri. Sedangkan Nathaniel yang berdiri disamping pria itu diam memperhatikan.
"Anda pikir nyawa anak saya bisa ditukar dengan uang?" tanya Bu Asri memandang pria itu tidak suka.
"Yaelah Bu, tinggal terima aja apa susahnya. Papa saya sibuk bu, mana sempat datang ke pengadilan. Lagian Dian gak jadi mati, 'kan?" ucap Nathaniel dengan santai.
"Athan!" suara tegas yang dilemparkan pria yang Jasmine yakin Papa Nathaniel entah mengapa membuat bulu kuduknya berdiri. Meskipun tidak ada bentakan di dalamnya, tapi begitu menusuk.
"Maafkan anak saya Bu," Kevin mengeluarkan cek, "Ibu mau berapa?"
Tangan Bu Asri mengepal, memangnya sebegitu rendahnya ia sampai Kevin menawarkan uang miliknya yang begitu banyak. Harga dirinya serasa sedang diinjak-injak.
"Saya tidak butuh uang anda, saya memaafkan anak anda. Jadi silahkan anda pergi!" ucap Bu Asri dengan nada bergetar. Jasmine mengeratkan pegangannya pada kantung kresek, rasanya begitu menyakitkan melihat perlakuan Kevin pada Bu Asri. Memang, anak dan bapak sama saja. Sama-sama suka merendahkan orang.
"Ini 50 juta untuk mengganti kerugian." Kevin memberikan cek pada Bu Asri.
Bu Asri yang semakin merasa direndahkan, mengambil cek tersebut lalu merobeknya menjadi potongan kecil lalu melemparnya pada Kevin.
"Anda boleh memiliki harta yang melimpah! tapi anda tidak bisa menganggap semua bisa dibayar dengan uang. Saya tidak butuh uang ada! sebaiknya anda dan Nathaniel pergi sebelum saya melaporkan perbuatan Nathaniel." ucap Bu Asri dengan menahan tangis.
Pppfffff
Nathaniel menahan tawa. Apa Jasmine tidak salah lihat? kenapa lelaki itu tidak memarahi Bu Asri? kenapa malah menertawakannya. Apa otaknya sudah tidak waras?
Kevin membenarkan tuxedo nya, kalau tidak peduli dengan imagenya sebagai Kevin Kim si Milyader, maka ia akan membalas perbuatan Bu Asri yang berani merendahkannya. Ia melirik Nathaniel yang menahan tawa dari sudut matanya. Anak ini tidak ada habisnya mempermalukan dirinya.
"Ayo pergi Athan! sekali lagi maaf atas semua kejadian ini." Kevin menundukkan kepalanya sedikit, lalu berbalik pergi.
Wow. Jasmine kira wajah Kevin terlihat tua, tapi ia salah besar. Wajah Kevin terlihat tampan meskipun ada kerutan disekitar matanya, dan wajahnya begitu mirip dengan Nathaniel kecuali mata dan bibirnya. Jasmine ingin bertepuk tangan karena Nathaniel benar-benar terlihat seperti copy-an nya Kevin. Dimulai dari segi fisik maupun sikap. Semuanya sama. Jasmine tidak akan heran sekarang kenapa sikap Nathaniel begitu, wong Kevin saja seperti itu.
Kevin melewati Jasmine begitu saja seolah menganggap Jasmine tidak ada, pandangannya lurus ke depan. Berbeda dengan Nathaniel yang melotot kearahnya. Jasmine memutar bola matanya malas, padahal sebisa mungkin ia ingin menghindari kontak mata dengan Nathaniel.
"Urusan gue belum selesai sama lo." ancam Nathaniel.
Jasmine tersenyum remeh, melewati Nathaniel. Ancaman Nathaniel sangat basi baginya, sekarang dan seterusnya ia tidak akan pernah takut dengan Nathaniel. Tidak. Akan. Pernah. Catat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flechazo
Teen FictionNathaniel dan Jasmine sangat bertolak belakang. Hampir semua perilaku yang mereka punya itu seperti antonim dalam bahasa. Nathaniel yang kasar, tukang pukul, dan kejam. Membuat kebanyakan orang tidak ingin berurusan dengannya karena masih menyayang...