Jasmine berjalan lunglai begitu sampai di sekolah. Bagaimana tidak? berita tentang dirinya yang disebut menentang Nathaniel sudah menyebar luas dalam kurun waktu 1 hari. Terimakasih pada Nathaniel yang membuat dirinya terkenal mendadak, di koridor orang-orang melihatnya dengan kasian dan menghinanya karena menantang Nathaniel seolah 'lo udah tau Nathaniel itu seperti apa tapi masih berani ngelawan' begitu.
Ia merasa mulai saat ini kehidupan sekolah normal nya akan berubah. Ia yakin hal itu, dan mungkin saja ia sudah masuk dalam daftar orang yang akan Nathaniel singkirkan. Tapi, tentunya ia tidak ingin semudah itu disingkirkan di sekolah ini. Ia akan bertahan sampai ia sudah tak dapat lagi disini.
Langkahnya terhenti, tepat 3 meter dari tempatnya berpijak. Ia melihat tangan Zakira di cengkram oleh Nathaniel. Melihat orang itu, emosinya mendadak keluar.
"Jasmine!" panggil Zakira begitu melihat Jasmine. Sontak Nathaniel melepaskan tangan Zakira, ia pun ikut menatap Jasmine dengan evil smile.
Jasmine mendekat begitupun juga Nathaniel. Saat Jasmine hendak melewatinya, Nathaniel mencekal tangan Jasmine. Berbisik tepat di telinganya, "ingat! gue gak bakalan berurusan sama siapapun kecuali orang itu yang memulai." suara bass itu membuat bulu kuduk Jasmine berdiri.
Begitu Nathaniel menjauhkan wajahnya, Jasmine menoleh. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan Nathaniel. "Gue gak takut sama lo, sampai kapanpun."
Nathaniel tertawa hambar, "yakin? lo ingat gak ancaman gue ke Bu Asri kalau sampai membantah gue."
Jasmine terdiam sebentar, matanya membulat. Tidak. Ia baru ingat kalau setan ini mengancam akan melukai anaknya Bu Asri.
"Kamu bohong, 'kan?"
Nathaniel mendekatkan wajahnya pada Jasmine, hanya tersisa jarak 20 cm. "Lo pasti tau gue gak pernah main-main sama ucapan gue, lagipula asal lo tau gue bisa menghancurkan Dian dengan mudah."
"Jangan berani-berani kamu-"
"You can't stop me dear," Nathaniel menjauhkan wajahnya dari Jasmine, "coba aja selamatin Dian. For your information, Dian itu punya asma. Jadi gampang buat gue hancurkan."
Setelah mengatakan itu Nathaniel melepas kasar tangan Jasmine, lalu pergi meninggalkan Jasmine yang terdiam. Apa yang telah ia lakukan? ia telah menantang Nathaniel dengan mempertaruhkan nyawa seseorang yang bahkan tidak ada hubungannya dengan mereka. Jasmine melihat punggung yang mulai tak terlihat itu, apa yang direncanakan Nathaniel? ia merasa apapun itu. Akan berakhir sangat buruk.
"Jasmine." Zakira menyentuh bahunya.
Jasmine pun menoleh, "kamu gapapa?" liriknya pada tangan Zakira yang memerah, saking kencangnya cengkraman Nathaniel.
"Kenapa dia bisa gitu? kamu gak pernah cari masalah sama dia Za."
"Dia nanyain kamu Jas, harusnya aku yang tanya. Kamu gapapa?"
"Gak ada yang ngerasa baik-baik aja Za kalau itu ada sangkut pautnya sama Nathaniel, yang pasti aku menyesal karena bakal libatin orang yang gak tau apa-apa." ucap Jasmine lalu pergi ke kelasnya, karena bel masuk sudah berbunyi.
🍁🍁🍁
Nathaniel sudah menyiapkan rencana nya pada saat istirahat. Tentunya akan menjadi hal yang menarik baginya nanti. Ia sudah beberapa kali melirik arlojinya, berharap istirahat cepat datang atau bahkan ia bisa memulai duluan sekarang.
Nathaniel melirik Pak Bimo yang tengah menjelaskan Fisika. Bosan. Ia pun memilih bangkit, berjalan meninggalkan kelas. Pak Bimo bahkan terlihat tidak peduli, baginya sudah biasa Nathaniel akan keluar begitu saja. Pekerjaan lebih berharga daripada mengurus Nathaniel yang nakal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flechazo
Teen FictionNathaniel dan Jasmine sangat bertolak belakang. Hampir semua perilaku yang mereka punya itu seperti antonim dalam bahasa. Nathaniel yang kasar, tukang pukul, dan kejam. Membuat kebanyakan orang tidak ingin berurusan dengannya karena masih menyayang...