Chapter 04.

1.8K 239 8
                                    

Namjoon sudah mondar-mandir sejak dua jam yang lalu. Beberapa hari terakhir, ini seolah menjadi aktivitasnya saat sore.

Menunggu Seokjin.

Padahal Namjoon bukan anak berusia tujuh tahun yang selalu menunggu Kakaknya pulang.

Ini bukan karena Ia merindukan kakaknya karena orangtua mereka adalah orang sibuk atau bagaimana, tapi Namjoon ingin memastikan: kalau Seokjin tidak pulang, Ia akan mengundang Hoseok untuk diajak main game sampai pagi, apalagi jika ditemani pizza dan Cola; Huh, Surga dunia.

Namun rencana sempurna Namjoon harus pupus saat mendengar deru mesin mobil Seokjin memasuki bagasi. Yah tidak apa-apalah, mungkin Tuhan ingin Namjoon mengikuti undangan Jungkook untuk menginap di pantai malam ini.

Seokjin melangkah ke dalam rumah dengan wajah seolah sudah mengalahkan badai seperti biasa: berseri namun kelelahan tetap tergambar di sana.

Langka menemukan orang seperti Seokjin, pemuda yang selalu mencintai pendidikan. Ia selalu bersemangat bahkan sejak masuk taman kanak-kanak.

"Hyung!!"
Namjoon berteriak heboh sambil menuruni tangga.

Sementara Seokjin hanya menanggapinya dengan malas, adiknya pasti menginginkan sesuatu kalau menunggunya sepeti itu.
"Apa?"

Seokjin tetap melangkah menuju kamarnya, ingin sekedar melepas lelah seperti niat awal; beruntung sekali besok hari libur.

"Kau harus masak, karena tadi pagi telur ceplok ku gosong"

Seokjin bingung, seingatnya Kim Namjoon bukan tukang merengek.
"Kau pasti kelaparan, ya?"

Anggukan Namjoon membuat Seokjin mau tidak mau bangun dari duduknya, bergegas menuju dapur dan mulai membuat makanan sederhana: Ramen.

Ingin Namjoon bertanya kemana keahlian memasak Seokjin selama ini. Kalau cuma Ramen, Namjoon tidak akan kelaparan sejauh ini.

"Aku tau ini makanan kesukaanmu, jadi makanlah dengan suka rela. Aku sangat lelah hari ini"
Ucap Seokjin setelah meletakkan semangkuk Ramen kemudian dudukkan di depan Namjoon.

"Yaah ... Padahal aku ingin mengajak Hyung bermalam di pantai"

Walaupun itu kenyataannya, tapi jika keluar dari mulut Namjoon: akan terdengar seperti hal konyol yang tak berujung.
Ya, Seokjin mengaggap itu hanya lelucon konyol.
"Kau gila ya?"

"Aku tidak mengatakan kegilaan apapun, ini bisa disebut Camping persahabatan. Atau reuni antar beberapa anggota klub seni."
Namjoon menjelaskan dengan baik menurutnya, dan semoga tidak terdengar seperti kegilaan di telinga Seokjin yang menyimak.

Dan yaah, sepertinya berhasil. Seokjin mengangguk, walau tetap bertanya kemudian.
"Beberapa itu siapa?"

"Aku, kau, Yoongi Hyung, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook juga"

"Oh berarti aku dan para anak SMA"

Namjoon menghela napas setengah jengkel. Haruskan jiwa narsis Seokjin berlaku untuk ini juga.
"Hyung juga pernah SMA. Tolong ingat itu, lagipula ada Soyeon Noona."

"Soyeon tidak masuk hitungan, dia tidak tidur bersama kita. Dan Soyeon itu. seniorku"

"Kesimpulannya?"
Tanya Namjoon tidak sabar, bahkan Ia sampai menaruh kepalanya di lipatan tangan.

Seokjin berpikir sejenak, sebelum berucap dan membuat Namjoon tersenyum senang.
"Baiklah, tapi beri aku waktu sebentar untuk tidur."

Setelah berucap demikian, Seokjin langsung berjalan menuju kamar, meinggalkan Namjoon yang menikmati makanannya.

SEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang