Epilogue.

1.9K 180 9
                                    

Sebelumnya, tidak ada pagi yang seindah ini. Tapi untuk sekarang, Jungkook merasa begitu nyaman saat bangun tidur: mungkin karena hari ini mereka libur setelah pensi terakhir kemarin.

Jungkook bangun lebih awal tanpa kurang tidur. membuat sarapan sendiri meski nenek yang membantu memotong bawang bombai, mandi lebih lama dan mencuci bajunya sendiri.

Paginya begitu terencana di hari libur.

Hari ini, dia ingin ke suatu tempat. Namun sebelum itu, Jungkook masih menyempatkan diri untuk bernyanyi ria saat melewati ladang semangka: sepertinya enak kalau dimakan bersama untuk merayakan libur musim panas mereka. Pesta semangka. Lumayan.

"Tumben sekali anak itu sudah 'menghadapi dunia' sepagi ini"
Ucap Soyeon mengangetkan nenek yang masih berdiri di depan pintu.

"Ya .... Memang harusnya begitu 'kan. Bukannya menjadi Zombie di tempat tidur seharian"

Soyeon meringis, merasa tersindir.
"Aku mau mandi dulu, Bu"
Ucapnya seraya mundur teratur. Bahaya kalau kena 'semprot.'

Sementara itu, Jungkook masih berjalan dengan riang meski otaknya kembali menampilkan kejadian yang pernah terjadi di sini beberapa bulan lalu: tidak ada hati yang menunjukan kerelaan, semua hancur pada hari itu. Termasuk dirinya.

Diletakkannya dua tangkai bunga crysan di atas dua gundukan tanah; tempat orang yang begitu dikasihinya beristirahat dengan tenang.

Kali ini, suasananya agak berbeda dengan matahari yang bersinar cerah dan sesekali anak rambutnya terangkat oleh angin musim panas. Hari ini, Jungkook juga datang dengan sukacita. Dia pernah begitu hancur, namun hari ini dia ingin semuanya baik-baik saja.

Ayah, ibu; aku begitu menghargai kalian. Jadi sekarang, tolong bahagialah atas keputusan kalian dan maaf aku tidak bisa menghentikan kalian dan membuat kalian berada di sisiku lebih lama.

Ah, mau bagaimana Ia berjanji tidak akan ada kesedihan hari ini, yang terjadi malah sebaliknya; Jungkook tetap menangis, rasanya tetap pilu ketika mengingat hanya ada dirinya di sini.

Jungkook mengusap kasar airmatanya.
"Tidak usah mengkhawatirkanku lagi sekarang, aku bahagia di sini. Mulai hari ini, aku akan hidup dengan benar dan berjanji tidak akan menjadi pemuda bar-bar "
Katanya sebelum tertawa atas ucapannya sendiri.

Jungkook menceritakan banyak hal di sana; bercerita seolah sedang mengobrol di makam ayah dan ibunya. Tak lupa juga dia membanggakan pengetahuannya tentang sayur yang semakin bertambah.

"Ayah, keputusanku tidak salah kan ya?"

"Aku tidak siap memimpin perusahaan sekarang, aku harus lulus SMA, masuk perguruan tinggi dan belajar lebih banyak lagi, memulai dari awal untuk memimpin perusahaan ayah. Belum lagi, kemungkinan aku akan kena tipu, gagal menyusun projek atau masalah lainnya"

Jungkook memasang wajah paling nelangsa yang Ia punya.
"Membayangkan semua proses itu membuatku frustasi. Tapi aku akan menerimanya dan belajar dengan baik: aku ingin menjadi hebat seperti ayah, makanya aku harus melakukan banyak hal sulit kan ya?"

Dan dia tersenyum kemudian. Mempunyai tujuan yang pasti bukannya selalu enak, tetapi harus memilih rute yang benar karena tujuan yang pasti juga harus melalui jalan yang pasti. Dan Jungkook ingin segera bersiap untuk itu.

Setelah memejamkan mata sejenak, Jungkook pun berpamitan.
"Aku akan ke sini lagi nanti, tapi sekarang aku harus pulang dulu untuk mengerjakan misi penting. Sampai jumpa ayah, ibu."

Setelah berkata demikian, Jungkook beranjak sepenuhnya dari sana; kembali melangkah dengan bahagia, pulang dan disambut oleh senyum nenek dan bibi Soyeon.

SEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang