Katakan.

5.3K 515 54
                                    

Mau privat cerita. Kuy follow dulu

Bakalan lama updatenya dan ini aja sempat sempatin ditengah padatnya MPLS, dan mohon hargai ya?


----------------------------------------------------

Terkadang mulut terlalu nafi, untuk mengatakan apa yang disimpan oleh hati.

*
--------------------------------------------------

Matahari kembali menjadi bulan. Yang tadinya terang benderang menjadi gelap, dimana semua orang akan menggunakan malam untuk tidur tapi tidak dengan Prilly.

Wanita itu sedang duduk dibalkon kamarnya sambil menatap langit malam yang sama sekali tidak ada indahnya, tidak ada bintang seperti biasanya, tidak ada bulan hanya ada awan hitam.

"Kenapa lo malah diluar?" Suara dingin dan terkesan ketus itu membuat Prilly menoleh.

"Enggak." Singkat, setelah itu Prilly memilih untuk kembali memandang langit malam.

Ali ha lelaki itu hanya acuh terhadap Prilly, lihat saja? Bukannya dia membujuk Prilly agar masuk karna angin malam yang kencang, tapi Ali malah dengan seenaknya tidur diatas ranjang empuk.

Prilly hanya tersenyum miris melihat itu. Prilly pikir kisah cintanya akan seperti di sebuah Film, dimana akan adanya kasih sayang yang diberikan dan cinta yang besar. Namun inilah kehidupan, kita tidak akan bisa menyamakan kehidupan dengan sebuah kisah film.

"Ada saatnya dimana aku yang berjuang mati matian menyerah oleh keadaan. Keadaan dimana aku tidak pernah dihargai." Gumat Prilly dan tak terasa air matanya menetes begitu saja.

Tapi percaya atau tidak rupanya Ali berdiri tidak jauh dari Prilly dan mendengar gumatan itu. Hatinya seakan memilu mendengar itu.

Suatu saat akan ada tibanya seseorang lelah dengan ini semua. Dan memilih untuk pergi dan satu yang harus kamu lakukam ketika dia pergi yaitu hanya menyesal.

"Masuk." Lagi suara Ali membuat Prilly menoleh.

Ternyata Ali tepat dibelakang Prilly. Prilly kira Ali sudah benar benar tidur karna yang Prilly lihat tadi Ali sedang memejamkan matanya diatas ranjang.

"Nanti aja."

Ali hanya mengangguk lalu duduk disamping Prilly. Mengedarkan pandangan nya keatas awan hitam.

"Lo mau kuliah di LA?" Prilly hanya menjawab dengan anggukan singkat sambil menundukan kepalanya.

Rasanya sedikit canggung jika Prilly dan Ali duduk dibangku yang sama dan jarak yang bisa dibilang dekat.

"Oh."

Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka. Prilly dibuat melongo dengan ucapan selanjutnya Ali. Namun setelah itu dia hanya mengangkat bahunya acuh.

"Selamat malam." Setelah mengucapkan itu Prilly langsung pergi meninggalkan Ali sendiri dan bertepatan setelah itu hujan turun dengan derasnya membuat Ali cepat cepat masuk kedalam.

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang