tigabelas

1.3K 93 12
                                    

Fajar memandang takjub wanita di depannya, meskipun belum pernah melihat wajah Aisyah secara langsung, Fajar telah yakin bahwa Aisyah adalah wanita yang sempurna. "Ceramah hari ini Bagus banget. Gak salah aku pilih kamu."

Dibalik cadarnya Aisyah tersenyum. "Kalau gitu saya duluan ya Fajar. Assalamualaikum," katanya dengan lembut

Masyaallah, nikmat tuhan manakah yang kau dustakan, batin Fajar sambil geleng-geleng.

Interaksi mereka berdua tak luput dari sepasang mata yang berdiri di ujung loring sambil memasukan sebelah tanggannya ke saku celana.

Bole juga cara lo buat deketin tu cewek, batinnya sinis.

Ilham berjalan meninggalkan tempat tersebut menuju parkiran. Disana, ke tiga temannya telah menunggunya untuk pergi dari perkarangan kampus.

"Lailaa, ni bocah. Dia yang bikin rencana, dia yang telat, untung temen," kata Dion mengoceh.

"Banyak omong ya elu sekarang. Yok cabut ke rumah gue."

"Rumah yang mana nih Ham? Rumah bunda Dilla apa Rumah lo sama bini lo," kata Yudis di sambut gelak tawa oleh Dion.

Refleks Ilham memukul kepala Dion dengan buku yang ia bawa.

"Lah dodol. Sakit bego,"desis Dion.

Ilham mengangkat jari tengahnya. Kemudian masuk ke dalam mobilnya di ikuti ketiga temannya.

"Kita nginep apa gimana ham?" Tanya Fahri.

"Ngapa lu nginep rumah gue?"

"Lah Mobil kita-kita pada di parkiran kampus geblek. Kan kita semua ngikut elu nih."

"Lah oon. Ya kalian bawa Mobil sendiri. Gak harus numpang sama gue. Gimana sih. Gitu katanya calon dokter, pea semua."

"Dih Ilham. Mulutnya sadiss," ucap Dion keluar dari Mobil Ilham.

Mobil mereka ber iringan menuju kediaman Ilham. Tak memakan waktu lama, mereka sampai di tempat yang di tuju. Ilham membuka pintu rumahnya, dan mempersilahkan teman-temannya untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Kalian kalo mau minum ambil sendiri aja. Kebetulan gue gak ada pembantu," kata Ilham.

"Siap bosku."

"Ham, bini lo bakal marah gak sih kalo ngeliat kita ada disini?" tanya Fahri yang berdiri di depan fram foto pernikahan Ilham dengan Aisyah.

"Urusan dia apa marah." balas Ilham sinis.

"Eh Ham, Aisyah cantik gak pas kain yang di mulutnya dibuka," celetuk Dion.

"Cadar Dion," koreksi Fahri.

"Mau tau aja lo unta," jawab Ilham.

Tak lama kemudian, pintu utama terbuka di iringi dengan ucapan salam. Ternyata itu adalah Aisyah. Aisyah menghampiri Ilham, dan menyalami tangan Ilham tanpa persetujuan Ilham. Kemudian, ia pamit dari ruang keluarga.

Ilham sendiri sudah mulai terbiasa dengan kelakuan Aisyah dimana berangkat dan datang selalu menyalami tangannya. Ilham mengangkat bahu acuh, kemudian fokus kembali dengan ponsel yang ada di tanggannya.

"Ham, ini instagram bini lo kan," kata Dion menunjukan layar smartphone miliknya. Disitu terpampang username milik Aisyah.

Ilham melirik sekilas, kemudian fokus kembali pada ponselnya. Dion mengerutu sebal karena merasa di acuhkan oleh Ilham. Tanpa mereka sadari, Ilham sedari tadi telah men search akun pribadi milik Aisyah.

Ternyata dia gak kudet-kudet amat jadi cewe. Meskipun wajahnya masih tetap di tutup, tapi masih cantik aja nih cewek, batin Ilham melihat foto-foto Aisyah yang Ilham yakini foto tersebut diambil waktu Aisyah masih berada di Arab.

****

Aisyah telah meminta ijin kepada Ilham-Suaminya untuk menginap dirumah bunda atas permintaan bunda. Kini, Aisyah menempati kamar Ilham untuk bermalam. Aisyah melihat sebuah kotak berwarna hitam berada di atas meja belajar. Dengan ragu Aisyah membuka kotak tersebut.

Astaghfirullah, kata Aisyah melihat isi kotak tersebut. Dimana menunjuka foto-foto kebersamaan Ilham bersama dengan seorang wanita. Mereka berpose layaknya mereka telah memiliki ikatan yang sah.

"Apa benar ini mas Ilham? Dan rasanya aku pernah melihat perempuan ini. Ah ya! Dia adalah salah satu mahasiswi juga."

Aisyah mengembalikan foto-foto tersebut Dan menyimpannya di tempat semula. Ia bergegas untuk mengambil air wudhu Dan melaksanakan sholat isya. Selepas sholat Aisyah berbaring di atas ranjang milik Ilham. Bau parfum Ilham sangat memdominasi di ruangan ini. Aisyah mengelus-ngelus perutnya yang masih rata. Dan tak lama kemudian Aisyah terlelap dalam tidurnya.

Dilain tempat, tepatnya di kediaman Ilham. Pukul 01.00 dini hari, Ilham masih belum bisa memejamkan matanya. Setelah mendapatkan pesan dari Aisyah bawa Ia menginap di rumah bunda. Membuat Ilham jadi susah untuk tidur. Ada apa denganku?

***

Semua Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang