empatbelas

1K 78 15
                                    

Ke esokan harinya, Aisyah berpamitan kepada bunda untuk kembali ke rumahnya. Aisyah mengemudikan mobilnya dengan santai sambil sesekali mengusap perutnya yang telah memasuki bulan ke tiga.

Aisyah memarkirkan mobilnya dengan mulus di pekarangan rumahnya. Membuka pintu utama rumah tak lupa di sertai salam. Aisyah kaget melihat ruang tengah yang begitu berantakan. Stick PS yang berpencar, bungkus snack, minuman kaleng, Dan banyak lagi. Aisyah menaruh tas yang di bawanya Dan mulai membersihkan semuanya. Kemudian memasuki dapur untuk mengecek isi kulkas karena ia akan memasak sarapan untuk dirinya Dan juga Ilham.

Setelah berkutat hampir setengah jam, Aisyah bergegas menuju kamarnya untuk berganti pakaian sekaligus membangunkan Ilham.

"Mas Ilham, bangun udah siang."

"Engh." Ilham hanya melenguh sebentar Dan melanjutkan tidurnya. Aisyah menggelengkan kepala sambil tersenyum. Aisyah menuju almari untuk mengambil baju ganti dan menuju kamar Mandi.

"Mas Ilham, bangun yuk. Udah siang banget nih." Kali ini Aisyah memberanikan mengguncang badan Ilham.

Ilham membuka matanya perlahan dan betapa terkejutnya, ia melihat wajah Aisyah berada di depan wajahnya dengan jarak yang begitu dekat. Aisyah yang masih sadar, segera mengubah posisinya menjadi berdiri di samping ranjang.

"Makanannya udah Ada di meja mas," kata Aisyah.

Ilham mengangguk, dan menarik tangan Aisyah untuk turun bersamanya. "Eh," respon Aisyah.

"Kenapa?"

"Itu, anu mas. Ini tangannya aku lepasin."

Ilham mengangkat sebelah alisnya. "Lo nyuruh gue makan, tapi lonya gak makan gitu? Inget lo lagi hamil."

Aisyah terdiam dan menuruti Ilham.

***

"Duh Ki, udah dong. Lo jangan minum lagi," kata Vika mencegah Kiara. Kini, mereka Kiara, Vika Dan Dinda berada di suatu club malam atas ajakan Kiara yang katanya suntuk banget.

"Lo tuh gatau apa-apa. Gue bingung," ucap Kiara mengambil segelas minuman beralkohol lagi.

"Gimana nih Din. Kiara susah banget di bujuk. Dia kenapa sih? Kok akhir-akhir in I gamau cerita. Ujung-ujungnya ngajak ke sini, dianya mabuk," ujar Vika.

"Telfon Ilham aja gimana Vik? Percuma kalo kita si Kiara gabakal berhenti minum," kata Dinda.

Vika mengangguk dan segera menelfon Ilham.

"Hallo, Ilham?"

"......"

"Lo bisa dateng ke club biasa? Si kiara mabuk berat Dan masih minum. Gue sama Dinda udah nyerah. Kiara gak mau dengerin omongan gue,"

"...."

"Kalo bisa agak cepat ya Ham, makasih."

Dilain tempat. Tepatnya di kediaman Ilham. Yang tadinya Ilham telah bersiap untuk tidur, langsung menganti pakaian dan bergegas meninggalkan rumah.

"Mas Ilham mau kemana? Udah malem," kata Aisyah. Tetapi, Ilham menghiraukan dan segera melajukan mobilnya.

Lima belas menit kemudian Ilham sampai di tempat yang dituju. Matanya menemukan Vika melambaikan tangan kepadanya. Ilham menghampiri mereka.

"Kenapa gak kalian ajak pulang sih?"

"Yaelah Ham. Udah seribu kali ngebujuk Kiara," dengus Dinda

"Kalian kesini naik apa?"

"Mobilnya Kiara," jawab Vika.

"Yaudah, kalian bawa aja mobilnya. Biar Kiara gue yang anter pulang." Ilham mengangkat Kiara ala bridalstyle.

Didalam mobil tak henti-hentinya Kiara meracau akibat efek alkohol tersebut. Ilham membiarkan Kiara sambil fokus menyetir. Beberapa menit kemudian mobil Ilham sampai di pekarangan rumah Kiara. Ilham mengatakan Kiara sampai di depan pintu kamarnya.

"Bi Inah, bi," teriak Ilham.

Kemudian datanglah seorang wanita yang sudah berumur, tak lain adalah bi Inah. "Den Ilham sejak kapan? Eh neng Kiara kenapa atuh den?"

"Barusan sih Bi. Bi saya minta tolong jagain Kiara ya, dia habis mabuk. Kalu gitu saya pulang dulu bi."

****

Kali ini pendek dulu ya:)

Terimakasih buat kalian semua yang udah baca:) thankyou gaessss💙

Semua Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang