dua

2.4K 155 18
                                    

"Assalamualaikum," kata Aisyah membuka pintu utama rumahnya.

"Waalaikumsalam. Udah pulang sayang?" Tanya wanita paruh baya yang mengenakan jilbab syar'i.

"Iya umi. Aisyah ke kamar dulu ya," pamitnya sambil mencium telapak tangan uminya.

Wajah Aisyah berubah menjadi sendu setelah melepas cadarnya. Menatap bayangan dirinya di cermin. Kata-kata abinya selalu terngiang di kepalanya sebelum ia dan keluarga memutuskan menetap di Indonesia.

Beberapa minggu yang lalu..

"Aisyah, sini nak." Panggil Fatma-uminya.

"Iya umi? Ada apa?"

"Abi ingin bicara denganmu Aisyah." Kata pria di sebelah uminya.

"Apa abi?"

"2 minggu lagi kita akan pindah ke Indonesia."

Aisyah kaget. Kenapa abi menginginkan pindah ke Indonesia. "Ada apa abi?"

"Tak ada apa-apa sayang. Umi hanya rindu dengan tanah kelahiran umi," kata Fatma meyakinkan putri semata wayangnya.

"Aisyah gak percaya. Abi, kenapa tiba-tiba? Ada apa abi?" Tanya Aisyah mendesak abinya.

"Baiklah Aisyah jika kamu ingin tau alasannya. Kamu akan segera di hibah oleh teman baik umi mu."

"Aisyah. Keluar dulu nak. Abi mu ingin bicara," suara uminya menyadarkan lamunannya. Aisyah bangkit, dan membuka pintu kamarnya.

Aisyah mengikuti langkah uminya dari belakang. Terlihat Abinya sedang menunggu di ruang keluarga. Sambil menyesap secangkir kopi.

"Iya Abi?" kata Aisyah setelah duduk di sofa samping Abimana-Abinya.

Abimana menaruh cangkir kopinya. Menatap lekat-lekat putri semata wayangnya. "Bagaimana Aisyah?"

Aisyah yang semula menundukan wajahnya otomatis menegang. Bagaimana ini ya Allah. Apa aku harus menuruti perintah abi? Apa dengan Cara ini kau mempertemukan aku dengan jodohku.

"Aisyah. Bagaimana nak?" Fatma mengusap tangan putrinya yang dingin.

Aisyah menatap Umi dan Abinya sebentar, kemudian mengangguk.

"Alhamdulillah." Abimana mengucap syukur. "Abi akan memberitau siapa calon mu nak. Dia bernama Ilham Yusuf Zulkarnain. Anak dari sahabat umimu Yusuf."

Ilham Yusuf Zulkarnain? Sepertinya aku pernah mendengarnya. Apa dia yang tadi berkenalan denganku?

"Abi. Apa Aisyah boleh bertanya?"

"Silahkan nak."

"Apa mas Ilham senior kampusku?"

Abi dan Uminya mengangguk. "Apa Cinta telah memberitahukan mu nak?" Uminya bertanya sambil mengusap kepalaku yang tertutup khimar.

"Tidak Umi. Justru tadi mas Ilham lah yang mengajak Aisyah berkenalan."

Abinya tersenyum. Kemudian menyuruh Aisyah masuk ke dalam kamarnya, karena hari semakin malam.

***

Aisyah menutup pintu kamarnya. Mengambil ponsel yang sedaritadi berada di saku celananya. Ia mendial nomor sahabatnya yang tak lain adalah

Cinta!

"Assalamualaikum." kata Aisyah ketika panggilannya terangkat.

"Waalaikumsalam. Apa ada sahabatku?"

"Apa kamu mengetahui rencana Abi dan Umiku Cinta?"

"Ah, rupanya kamu sudah tau ya."

"Kenapa kamu tak memberitahuku Cinta?"

"Gue gak Ada maksud Sya. Gue sebenarnya gak setuju sama Abi dan Umi lo. Kenapa? Karena, menurut gue Ilham bukanlah sosok pria yang baik buat lo. Lo gadis baik-baik Syah. Lo menutup aurat lo dengan mengenakan cadar. Lo seharusnya mendapatkan pria yang baik dari segi akhlak dan agama."

"Mak-sudnya?"

Terdengar helaan nafas di sebrang Sana. "Ilham bukan pria yang baik Aisyah. Dia suka bermain dengan hati wanita."

Aisyah diam sesaat. Mencerna perkataan Cinta bahwa Ilham suka bermain dengan hati wanita. "Cinta."

"Iya Aisyah?"

"Aku menerima lamaran I-lh-am."

***

Semua Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang