14

26.4K 625 18
                                    

13.00
apart

"gue anter sampe sini. gue mau langsung ke kantor" ucap ayden saat sampai didepan pintu apart.

rachel menatap ayden dengan tatapan sedih. "kamu ga bisa nemenin aku hari ini aja. aku kan lagi sakit ay"

"lagi banyak kerjaan. lo istirahat gausah kemana-mana" ayden masuk untuk mengambil tas kerjanya. sedangkan rachel hanya duduk diam melihat suaminya.

"ay, kamu kan punya anak buah banyak. gabisa ya kalo mereka dulu yang ngerjain?" tanya rachel.

"chel, ini bagian tugas gue bukan tugas mereka. jadi ya harus gue yang ngerjain" ucap ayden.















"aku lagi sakit gini cuma butuh kamu. obat gaakan mempan" ucap rachel dalam hati.















"yaudah kamu hati-hati ya. maaf aku gabisa bikinin kamu bekel"

"hm. gue berangkat dulu" ayden langsung berjalan keluar namun tangannya ditahan oleh rachel.

"kenapa?" tanya ayden.











cup















rachel mencium punggung tangan ayden. seketika ayden membeku dengan mata terbelalak kaget. bulu kuduknya merinding saat bibir rachel menempel pada punggung tangannya.

"aku tau kamu gasuka aku salim. tapi, aku mau jadi istri yang berbakti ke suaminya. walaupun dengan hal kecil" ucap rachel.

"akhirnya, untuk kedua kali bisa cium tangan kamu ehehe" rachel tertawa berusaha menahan sedih yang ia rasakan.

ayden masih diam dengan beribu perasaan yang sedang ia rasakan. tangannya pun kaku seperti tak bisa digerakan sedikitpun.

"chel-"

"udah sana kamu berangkat. nanti makin telat"

"semangat kerjanya ya ay" rachel tersenyum begitu manis kepada suaminya. seperti memberi dukungan untuk suaminya agar lebih semangat untuk bekerja.

ayden pun akhirnya sadar dari kaget sesaatnya. ayden pun sedikit gelagapan tidak tau harus apa.

"gu-gue berangkat. jangan lupa pintu dikunci" ayden langsung berjalan keluar sambil menutup pintu.

rachel tersenyum. ia tau apa yang sedang dirasakan oleh ayden. kaget itu pasti. dan rachel pun tau, kalau suaminya punya suatu perasaan yang tidak berani diucapkan padanya.

"im so lucky to have you, ayden".


14.30
kantor

"sis, tolong semua kerjaan gue yang buat besok bawa kesini sekarang. gue mau nyelesain semuanya hari ini" ucap ayden. sissy melirik ayden dengan tatapan bingung.

"loh kenapa harus hari ini dikerjainnya? besok kamu mau pergi?"

"besok gue ada urusan"

"urusan apa? urusan kantor juga? kamu gangajak aku?"

"sissy, plis ambil aja gausah banyak ngomong" nada ayden sedikit meninggi. sissy pun cemberut, lalu ia keluar untuk menuruti perintah bosnya.

ayden mengusap wajahnya. "punya sekretaris begitu berasa punya istri 2"

beberapa menit kemudian sissy pun datang dengan membawa beberapa map dan proposal yang harus dibaca dan ditanda tangani oleh ayden.

"tuh udah aku bawain semuanya" kata sissy ketus sambil menaruh semua berkas yang ia bawa diatas meja.

"aku yakin itu semua ga akan selesai hari ini"

"lo gayakin. tapi gue yakin"

"kamuemang punya sihir apa bisa nyelesain semuanya hari ini, huh?"

"sejak kapan kamu ngeremehin aku, sayang"

"cih, sejak kapan ayden lembut ke perempuan, huh?"

"mau aku buktiin, huh?"

"ya kalau kamu memaksa" ucap sissy dengan nada sedikit menggoda.

ayden pun bangun dari duduknya. berjalan mendekat kearah sissy. sissy yang melihat pergerakan ayden pun melangkah mundur perlahan. sampai akhirnya terpojok ke dinding tembok.

"a-ay" ucap sissy dengan napas berpacu cepat.

"sst.."

"a-aku cu-cuma bercanda"

"kamu takut, huh?"

sissy mengernyitkan alisnya. "huh, takut? apa itu aku tidak kenal kata itu"

ayden tersenyum miring. ia terus mendekatkan wajahnya kearah sissy. kedua tangan ayden mengurung tubuh sissy.

sissy yang merasakan wajah ayden semakin mendekat pun perlahan menutup matanya. sissy semakin rapat menutup matanya saat hembusan nafas ayden mulai terasa diarea wajahnya.

1

2

3

"jangan mimpi. kamu bukan tandinganku, babe" ayden pun langsung mundur sambil tersenyum miring. sissy yang kaget pun langsung membuka matanya.

"what's?! ayden!" sissy memukul pundak ayden sangat kencang. ayden langsung menangkap tangan sissy supaya berhenti memukulinya.

"jaga bibir cantik lo cukup buat suami lo" ayden pun langsung kembali duduk ke kursi kerjanya. sissy masih diam berdiri ditempat.

"ay, kamu lupa kalo kamu yang nyuri firstkiss aku?!" kesal sissy.

"lo yang dulu nyosor gue duluan" kata ayden datar sambil melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

"intinya kan sama aja kalo fisrtkiss aku itu kamu ay!"

"lo kali yang nyuri firstkiss gue" ledek ayden.

"lagi juga itu pas umur kita 3tahun jadi wajar aja kalo asal cium. lo maksudnya yang asal cium" ledek ayden lagi sambil melirik sissy dan menaikkan sebelah alisnya.

"tau ah aku gamau denger lagi!" sissy mengentakkan kakinya. lalu kembali duduk disofa panjang dengan tangan terlipat didada.

"hahaha, lagian masih inget aja lo"

"gimana aku gainget kalo mami nyimpen foto kita pas aku nyium kamu itu!" kesal sissy.

"ga anaknya ga nyokapnya sama aja"

"sama gimana maksud kamu?"

"kurang kerjaan"

"ish! kurang kerjaan gimana sih. itu kan malah bagus jadinya ada kenangan pas dulu kita kecil bareng" kesal sissy.

"kenangannya kalo bagus sih it's okay disimpen. kalo yang itu? kan lo yang malu nyium gue duluan" kata ayden sambil menahan tawa.

"bodoamat gue gamalu tuh asalkan yang gue cium lo bukan yang lain! udah ah gue gerah disini lama-lama" sissy pun akhirnya keluar dari ruangan karna sudah tidak sanggup meladeni ledekan ayden kepadanya.

"ahaha, gemesin juga lo" ayden pun berusaha menyudahi tawanya dan kembali melanjutkan pekerjaannya supaya cepat selesai.

saat hendak menandatangani sebuah dokumen, tangannya terhenti. ia mengingat hal penting yang lupa ia pikirkan.

"ah iya, soal sissy. gue gimana jelasinnya ke rachel.." ucapnya dalam hati. ayden melamun dan memikirkan cara yang tepat supaya rachel percaya padanya. //

...
to be continued
vooment ya
🖤

[maaf ya karna belum ada lagi foto-foto ayden-rachel karna emang nunggu alurnya pas sama fotonya. jadi ditunggu aja ya! btw, ayden-rachel ini di real life mereka emang pasutri loh hihi]

ignored husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang