13

26.3K 641 5
                                    

09.00
rumah sakit

"bangun"

"lo gabangun gue ting-"

"hmm.. iya ini aku bangun" rachel bangun dari tidurnya selama perjalanan menuju rumah sakit.

"ayo cepet"

"udah sampe?"

"hm"

"aku gamau ke dokter.." ucap rachel.

"lo sakit chel"

"aku gapapa kok. istirahat dirumah aja juga sembuh sendiri" kata rachel sambil tersenyum.

"terserah lo" ayden langsung keluar dari mobil dan langsung berjalan.

"i-ih ayden tunggu!" rachel langsung keluar mobil dan berjalan cepat menyusul ayden.












GEDEBUG!












ayden langsung menoleh ke arah sumber suara. matanya langsung melotot kaget.

"aduh sakit" rachel memegangi lututnya yang berdarah akibat terbentur aspal.

ayden langsung lari menghampiri rachel yang terjatuh dibelakangnya.

"lo gapapa?" tanya ayden.

"ini dengkul aku sakit banget, ah.."

secara cepat secepat kilat, ayden langsung menggendong rachel ala bridalstyle. seketika rachel terbelalak kaget sampai matanya mau keluar.

"a-ay-"

"gausah banyak omong. makanya nurut apa yang gue bilang" potong ayden.

mulut rachel langsung diam membeku. diperlakukan seperti ini membuat hatinya berdegup sangat cepat. sampai sulit untuk bernafas.


UGD

"dok, tolong periksa istri saya" ucap ayden sambil menidurkan rachel diranjang yang sudah disediakan.

rachel lagi-lagi dibuat kaget saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut ayden.











a-apa? dia bilang kalo aku istrinya? aku ga mimpi kan, tuhan?











"bu, bisa dengar saya?"

"ibu rachel?" panggil dokter itu.

"e-eh iya dok" sahut rachel setelah sadar dari lamunannya.

"oh saya kira ibu kenapa. saya panggil ga disahutin"

"kata suami ibu tadi ibu sempat mimisan. jadi, saya akan memasukan cairan antibiotik"

"berarti di infus dok?"

"iya bu. supaya obatnya lebih cepat masuk dan bekerja"

"oh begitu ya dok. iya deh gapapa di infus" ucap rachel pasrah. karna sebenarnya ia tidak ingin sampai di infus segala.

"nanti disiapkan oleh susternya ya bu"

"iya makasih dok" ucap rachel. dokternya langsung meninggalkan rachel dan datang seorang suster yang akan memasang infus kepada rachel.

"hm, sus boleh minta tolong ga?"

"iya boleh bu"

"tolong panggilin suami saya didepan. saya gaberani disuntik kalo gaada suami saya" ucap rachel memelas. padahal ia berani-berani saja walaupun sendiri tanpa ada yang menemani.

"oh iya. tunggu sebentar ya bu"

"iya makasih sus"

setelah dipanggil, suster dan ayden pun datang bersamaan.

"kenapa?"

"kamu disini aja temenin aku. aku takut mau dipasang infus" ucap rachel sambil memegangi tangan ayden.

"yaelah chel, lo bukan anak kecil kali"

"ih cuma minta temenin aja emangnya harus anak kecil"

"sus, itu luka dilutut istri saya kok belum dibersihin?" ucap ayden dengan nada sedikit tinggi.

"tadi setau saya ada suster lain yang akan bersihin lukanya pak"

"itu buktinya apa? saya mau lukanya dibersihin dulu"

"iya pak, saya ambil perlengkapannya dulu" suster itu pun langsung pergi.

"kamu kok marahin susternya sih. kan kasian "

"kalo lukanya infeksi gimana? lo mau?"

"ya gamau. tapi jangan gitu juga ngomongnya atuh ay"

"gue gamau lo sampe-"

belum selesai ayden berbicara, suster sudah datang. ayden pun diam tidak melanjutkan apa yang ingin ia bicarakan.

"sampe apa ay?" tanya rachel. karna omongan ayden belum dilanjuti.

"ngga"

"ih lanjutin dong"

"ga"

"begitu mulu kamu mah nyebelin!"

"lo ngambek gue tinggal"

"ish iya-iya aku gangambek"

"oh iya ay. kamu belum jelasin soal.. sissy" rachel berbicara sambil menahan rasa sakit dihatinya. apalagi saat menyebut nama cewe itu.

"nanti"

"nanti kapan? sekarang aja"

"tunggu lo sembuh"

"aku kan gasakit ay"

"lo begini dibilang gasakit?"

"ya tapikan sakit aku gaparah ay"

"sus, cepet pasang infusnya" ucap ayden.

"ih ayden kamu kok malah ngalihin gitu sih" kesal rachel.

"iya pak sebentar lagi saya pasang" jawab suster.

"pasti kamu sama cewe itu ada sesuatu kan? makanya kamu gamau jelasin ke aku" ucap rachel dengan nada antara takut dan sedih.

"gue udah pernah bilang kan sama lo"

"bilang apa?"

"gue bukan cowo jahat" ayden menatap lekat wajah rachel. rachel sampai salah tingkah dan akhirnya mengalihkan wajahnya.

"saya pasang ya bu infusnya" ucap suster.

rachel mengangguk. "ay, takut.." ucapnya memelas.

tanpa ada jawaban apapun, ayden langsung memeluk kepala rachel dan menutup mata rachel menggunakan tangannya.

"tarik nafas, jangan diliat. gue disini lo gausah takut" ucap ayden dengan lembut.

seketika tubuh rachel merinding. rasanya seperti disambar petir. diperlakukan begitu lembut oleh ayden. mungkin sejarah harus ini. karna diperlakukan seperti ini oleh ayden mungkin bisa 1000 tahun sekali. //

...
to be continued
vooment ya
🖤

ignored husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang