29

20K 462 5
                                    

11.00
apart

"ah.. badan aku pegel banget" keluh rachel. sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur.

ayden yang melihat itupun langsung menarik tangan rachel supaya bangun. "beresin dulu barang-barangnya"

"aduh ay, nanti aja kan bisa. ini masih cape banget badan aku" rachel yang awalnya duduk karna dibangunkan oleh ayden pun kembali merebahkan tubuhnya.

"gue beresin seadanya. abis ini gue harus ke kantor" ucap ayden. sambil membereskan beberapa barang dari dalam koper.

rachel mengerutkan dahinya. "ke kantor? kira baru banget sampe loh ay"

"ada urusan penting" jawab ayden cepat.

"aku mohon ay, kamu istirahat dulu aja. besok baru dateng ke kantor" ucap rachel penuh harap supaya ayden menuruti perkataannya.

"ini penting chel" sahut ayden.

"aku tau kamu masih cape. jangan maksain diri kamu ay, aku gamau kamu kenapa-napa"

"gue gacape. dan gue gaakan kenapa-napa" ucap ayden meyakinkan istrinya.

rachel menghembuskan nafas panjang. ia pasrah harus mengizinkan ayden untuk pergi. padahal hatinya sangat berat untuk membiarkan suaminya pergi ke kantor.

"yaudah kalo kamu tetep mau ke kantor. aku bawain bekel ya?"

"gausah. mending lo bantuin gue beresin barang-barang"

"aaa ayden nyebelin!" kesal rachel. sambil menutup wajahnya menggunakan bantal.

ayden tersenyum kecil. tingkah kekanakan rachel selalu berhasil membuat moodnya berubah membaik. namun, tetap saja saat ini perasaannya sedang kacau.

"oh iya ay, besok aku mau dateng ke kantor kamu boleh ga?" tanya rachel.

ayden sedikit kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan rachel.




























"duh, tolong chel jangan besok" ucap ayden dalam hati.

























"ay? ko bengong aja?"

"gaboleh ya aku dateng besok?" tanya rachel.

"ah, bukannya gaboleh.."

"hm, atau besok kamu ada rapat besar?"

"ya gapapasi kalo besok aku gaboleh dateng. aku dateng lain hari aja"

"aku cuma mau tau aja kerjaan kamu sebanyak apa dikantor" ucap rachel sambil tersenyum.

ayden bernafas lega. rachel tidak memaksa untuk datang ke kantor besok. jadi, pertemuannya besok dengan anne pun akan berjalan lancar seperti yang ia harapkan.

"iya besok ada meeting besar. soalnya mau ada produk baru" jelas ayden.

rachel mengangguk paham. "semangat ya kerjanya ay!"

ayden pun hanya mengangguk dengan senyum tipis.

13.00
apart mike

"lo tuh kebiasaan main dateng aja ga bilang-bilang! kalo gue lagi skidipapap sama cewe gue gimana hah?!" kesal mike.

"gue ada masalah penting" ucap ayden. sambil mengacak-acak rambutnya.

"masalah? soal apasih? rachel?" tanya mike bingung.

"argh! gue juga bingung!" geram ayden. sambil mengacak-acak rambutnya.

"oke, lo tarik nafas.." perintah mike pada ayden. dan diikuti oleh ayden.

"tahan.."

"tahan.."

"tahan.."

ayden pun sudah tidak sanggup lagi menahan nafasnya. ia pun dengan cepat mengehembuskan nafasnya.

"sinting lo ya mau bikin gue mati hah?!" kesal ayden.

"yah lemah banget sih lo baru gue suruh tahan nafas bentar doang"

"ah gue lagi serius juga" kesal ayden.

"lo aja gamau cerita sama gue"

"anne nelfon gue" kata ayden cepat.

mata mike terbelalak kaget. seakan tak percaya dengan nama yang baru saja diucapkan oleh ayden.

"si-siapa lo bilang tadi?" tanya mike terbata-bata.

"anne"

"mantan tunangan gue" ucap ayden kali ini dengan tegas dan jelas.

"oke, jelasin sekarang juga ke gue. semuanya!" ucap mike.

sebelum memulai cerita, ayden menutup matanya lalu menarik nafas panjang.

"she's pregnant"

mulut mike terbuka lebar. seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ayden katakan.

"ha-hamil?" tanya mike bingung.

ayden mengangguk.

"and, she's pregnant my son"

"plis, lo jangan bercanda" kata mike dengan tatapan tajamnya.

"anak itu udah lahir, mike"

"gue punya anak"

mike mencubit tangannya sendiri. "ini gue lagi gamimpi kan? ini didepan gue ayden bukan sih?"

"gue serius mike!"

"besok anne dateng ke kantor"

"gue mohon, lo harus temenin gue"

"gue gatau masalah ini akan selesai seperti apa"

"yang gue butuh sekarang cuma bantuan lo, sahabat gue" pinta ayden pada sahabatnya itu.

"ya Tuhan.. gue gahabis pikir"

"ada kabar kaya gini disaat lo udah nikah sama rachel?"

"APA LAGI YANG LEBIH GILA DEN?! KABAR APA LAGI YANG BELUM GUE TAU?!"

"KASIH TAU KE GUE SEKARANG BIAR JANTUNGAN SEKALIAN GA NANGGUNG-NANGGUNG!"

mike mengusap kasar wajahnya. "kenapa bisa lo seceroboh itu den.."

ayden menundukan kepalanya. ia pun tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini. beribu pikiran sedang bercabang dikepalanya.

"rachel udah tau?" tanya mike.

ayden menggelengkan kepala.

"nyokap lo?"

lagi-lagi ayden menggelengkan kepala.

"lo tau gimana jadinya kalo mereka tau ini semua?"

"gue bingung, gue gatau harus gimana"

"gue harus tanggung jawab sama anak itu. disisi lain gue udah punya rachel"

"apa yang harus gue korbanin.."

"gimana kalo seandainya itu bukan anak lo?" tanya mike.

"anne ngomong ke gue bener-bener serius. dia gamungkin bohong" jawab ayden.

"kita ga ada yang tau den" sahut mike.

"gue gatau harus berharap apa"

"otak gue bener-bener buntu"

"dasar ceo tolol!" kesal mike. //


to be continued..
🖤

hai semua! maaf ya baru bisa up lagi. kelas 12 membuatku jarang untuk membuka dunia oren ini):
but, hepi reading🌈

ignored husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang