-At Hong Internal medicine-
Suara tetes demi tetes air dari selang infus kini terdengar diruangan minim itu, sang pemilik tubuh yang terbaring di ranjang kecil itu kini perlahan membuka matanya.
“Hei nak?” Sai terdiam , Ia mendengar suara yang tidak asing dari sebelah ranjangnya.
“Bodoh! Apa kamu ingin mati? Kamu sungguh kelewatan! Piring piringku semuanya pecah dan restoran ku tutup! Karena aku harus membawamu kemari!” Sai masih belum sadar sepenuhnya ia hanya samar samar mendengar suara disebelahnya.
“DAN LIHATLAH SELANG INFUSAN ITU! APA KAMU TAHU SEBERAPA MAHALNYA BENDA ITU?!” Wanita tua cerewet pemilik restoran itu terus meracau, sementara Sai hanya bisa diam . Ia mencoba bangkit dari tidurnya.
“APA KAMU TAHU SEBERAPA BESAR BIAYA TAGIHANNYA! AKU AKAN MEMOTONG TAGIHANNYA DARI GAJI MU!” Sai sudah bisa duduk dan menghadap Wanita tua pemilik restoran ia tidak bisa berkata apa apa lagi .
“Kamu sudah bangun” Seorang dokter tua menghampiri mereka.
“Anak muda, Aku pikir akan lebih baik jika kamu pergi ke rumah sakit yang lebih besar dan mendapatkan test lebih lanjut. Pergilah ke rumah sakit yang lebih besar karena disini....” belum sempat sang dokter menjelaskan Sai sudah memotong perkataannya.
“Maafkan aku Bos” Kepala Sai menunduk kepada sang Wanita tua pemilik restoran.
“Tagihan rumah sakit ini Anda bisa mengambil uang gajianku minggu depan” Sai berdiri seraya melepas selang infus yang ia gunakan dengan paksa.
“Hey nak! apa yang kamu lakukan? Kemana kamu akan pergi!” Wanita tua tua itu melangkah mengikuti Sai yang berjalan keluar dari ruangan itu.
“Dokter bilang kamu harus pergi ke rumah sakit yang lebih besar supaya bisa menjalani test lebih lanjut dan mencari tahu masalah penyakit apa yang ada ditubuhmu” Sai menghentikan langkahnya dan menatap wanita tua dihadapannya itu.
“Apa karena masalah uang? Kamu tidak punya uang untuk ke rumah sakit?” Sai masih terdiam tidak mengiyakan wanita tua itu.
“Ayo kita pergi kerumah sakit yang lebih besar! Aku masih punya banyak simpanan uang! Kita harus segera memeriksakanmu lebih lanjut dan kamu jangan khawatir dengan masalah yang lainnya!” Wanita itu mencoba menarik tangan Sai.
“Boss?!” Sai akhirnya berbicara, ia menatap dengan serius wanita yang selama ini selalu memarahinya tapi dari nada bicaranya ia tahu bahwa Wanita paruh baya itu mengkhawatirkannya.
“Ini sudah terlambat” wanita itu terdiam menatap Sai heran.
--
Aku datang untuk menagih tentang tunggakanmu, tapi kamu tidak ada disini ! Dan ponselmu selalu mati! Jika kamu tidak membayar tagihan bulan ini! Maka sesuatu yang buruk akan terjadi padamu!
Pemilik kontrakan!
Sai menghela nafas dengan berat, baru saja ia keluar dari rumah sakit dan sekarang sudah mendapat masalah lagi. Kenapa hari ini begitu sial baginya.
“Hallo, Yamato niisan ! Ini aku Sai , aah aku menggunakan telpon umum, Nissan bukankah kamu pernah bilang kamu menyukai pengeras suara milikku? Oh yeah yang itu, Nissan kamu masih belum membeli pengeras suara kan? Yeah aku berpikir aku akan menjualnya, berapa harga yang kamu mau.....”
--
“Oh! Itu Niichan” Ino sedikit tersentak ketika ia mendengar teriakan dari Konohamaru, ia melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah jendela disamping ranjang anak itu.
“Itu Sai Niichan! Oneechan lihatlah” Dari atas kamar rawat Konohamaru, Ino bisa melihat seorang pria berbaju hitam membawa sebuah gitar dan sebuah alat pengeras suara, Ino tidak tau apa yang akan orang itu lakukan ia membuka jendela itu dan kemudian ia mendengar alunan suara dari gitar itu dan dengan sendirinya jari tangan Ino yang kaku itu kemudian kembali bisa digerakan.
“Kamu, tetaplah disana” Ino memundurkan dirinya dan kemudian berlari melangkah menuju orang yang entah tak tahu siapa itu, yang pasti orang itu adalah orang yang sangat ia butuhkah dan kali ini Ino tidak mau kehilangan dia lagi.
--
Anggap saja Sai gila, ya dia mungkin sudah gila sekarang, orang gila mana yang berani sekali membuat keributan di depan sebuah rumah sakit besar yang ada di Tokyo dengan menggunakan gitar kesayangan nya dan sebuah pengeras suara yang ia punya. Ia mengambil nafas dalam dan memainkan sebuah lagu yang ia buat sekenanya tanpa peduli dengan sekitarnya.
~HARI INI AKU AKAN MENJUAL PENGERAS SUARA YANG SANGAT BERHARGA MILIKKU~
~PENGERAS SUARA YANG PALING KU SUKAI DIDUNIA INI~
~AKU HANYA INGIN MEMAINKAN SEBUAH LAGU TERAKHIR DENGAN TEMANKU~SEBELUM AKU MENJUALNYA~
~KARENA AKU TIDAK PUNYA UANG~
~SAYA MENJUAL SEMUANYA UNTUK RUMAH SAKIT~~BERHARAP PADA MEREKA UNTUK MEMPERLAKUKAN SAYA DENGAN BAIK~
~DENGAN SEBUAH GITAR DI TANGAN KU~ BUKANKAH SAYA JUGA BERHAK MENIKMATI HIDUP INI~
~DIBERIKAN HAK UNTUK HIDUP DI DUNIA YANG KERUH INI YANG DIBUAT ANDA SEMUA!~KENAPA HIDUPKU BEGITU SINGKAT~
~MENGAPA ITU BEGITU SINGKAT~
~MENGAPA AKU~~MENGAPA HARUS AKU~
Sai menghentikan nyanyiannya ia sedikit menghapus air matanya yang entah mengapa tadi keluar begitu saja karena ia terbawa dengan suasana hatinya .
Dan tanpa Sai sadari sedari tadi ada seorang wanita berambut pirang di hadapannya dengan pakaian rumah sakit yang sedikit berantakan melihatnya dengan nafas yang sedikit terburu wanita itu kemudian tersenyum padanya.
“Sekarang aku menemukanmu”
--
00.25
8.7.2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Dust
RomanceTangan wanita pirang itu selalu bergetar tak terkendali . Sementara langkah kakinya masih mengikuti seorang dihadapannya, pria yang membawa sebuah gitar di punggungnya, ia bahkan tidak mengenal dengan jelas siapa pria itu tapi hati dan perasaannya...