Selendang Kembang

68 13 3
                                    

Setiap malam, gadis berselendang kembang selalu berjalan di gang-gang lengang
Sepulang dari makam, kucegat ia untuk sekadar berbincang

"Ah, akhirnya kau menghampiriku, tuan. Kau hendak menanyakan tempat asalku kan? Asalku dari dusun seberang, tuan"
Sial, ia sudah lebih dulu menjawab pertanyaan yang bahkan belum sempat terlontar

Aku terlupa tujuanku untuk berbincang
Akhirnya, malamku yang panjang kuhabiskan untuk menerka bunga apa yang menghias selendang gadis lugu itu

Katanya, kembang itu ialah kelopak mataku yang mekar saat lampu-lampu gang padam
Mata yang selalu awas dan waspada

Lagi-lagi, belum sempat aku melontarkan pertanyaan, ia sudah lebih dulu menjawab
"Tuan, kau bebas memanggilku dengan nama apa saja. Matahari mulai meninggi, aku pamit undur diri. Selamat pagi"

Dalam sejuk embun pagi, ia perlahan memudar
Dan aku memanggilnya, Hati nurani

Mata Uang NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang