Eps. 15

773 90 5
                                    

Jujur saja, aku sangat merindukannya. Kini aku bisa menatapnya dari dekat dan aku merasa ingin meluapkan semua masalah ku padanya. Tapi, hati ku menahan hal itu, aku bukan siapa-siapa untuknya.

" Ada apa, Krystal ? "

" Ani. "

" Kau seperti sedang menyimpan sesuatu. "

Aku hanya bisa tersenyum dan masih menggelengkan kepala. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, aku merasa tidak asing dengan jalanan disekitar ku.

" Oppa. "

" Ne. "

" Kita akan kemana ? "

" Kita akan kesuatu tempat. "

" Where ? "

Dia memberhentikan mobilnya dan aku melihat bangunan yang cukup besar berlatar belakang laut.

" Ayo kita masuk. "

Aku mengikuti langkah kakinya masuk ke dalam bangunan itu dan aku masih tidak bisa berhenti menunjukan rasa kagum ku dengan bangunan itu.

" Oppa. "

" Dulu, aku membeli mansion ini untuk menghabiskan waktu bersama keluarga ku. Tapi aku gagal mewujudkan itu semua. "

Suaranya terdengar bersamaan dengan deburan ombak dan angin laut. Aku memandangi wajahnya yang menatap lurus ke arah laut.

" Krystal, mungkin ini terdengar aneh dan tidak seharusnya. "

Aku mencerna kembali kata-katanya dengan wajah yang sudah bingung.

" Krystal, mianhae. "

" Wae ? "

" Aku merasa sepertinya kau sudah menjadi bagian dari diriku. Apakah kau merasakan hal yang sama? "

" Oppa, nado mianhae. Aku tidak tahu kapan itu terjadi, ketika pikiran ku terus dipenuhi dengan diri mu. Itu semua berawal dari satu dua pikiran. Namun, setiap harinya selalu bertambah. "

" Apakah kau merasakan hal yang sama ? "

" Ne. "

" Saranghae. "

Detak jantung ku seolah terhenti mendengar ucapan itu. Wajah ku memerah dan tubuh ku mematung.

" Saranghae, oppa. "

" Mwo ? "

" A-ani. "

" Oppa. . ."

" Ne. "

Nado saranghae,

Krystal POV End

Matahari sudah mulai meredup, Yuri baru saja tiba di rumah, Ia melihat Jessica sedang duduk di teras rumah.

" Ada apa dengannya ? Tidak biasanya dia duduk di teras rumah. ", gumam Yuri.

Yuri melangkah kan kakinya dan menghampiri Jessica.

" Sica~ya. ", ucap Yuri.

Tatapan mata Jessica seolah kosong dan Ia hanya memandang lurus ke depan.

" Sica, wae ? ", tanya Yuri.

" Aku hanya sedang menunggu Krystal. ", jawab Jessica.

" Tunggulah di dalam, nanti kau bisa sakit jika di luar seperti ini. ", ujar Yuri.

" Yul, bagaimana jika kekhawatiran ku selama ini benar-benar terjadi ? ", tanya Jessica.

" Tentang Krystal dan Taeyeon ? ", tanya Yuri.

" Ne. ", jawab Jessica.

" Sica. ", gumam Yuri yang langsung memeluk Jessica.

" Aku masih belum bisa menerima jika hal itu terjadi. ", ucap Jessica.

" Mungkin kita harus membicarakan hal ini pada Krystal. ", ucap Yuri.

Keheningan menyelimuti keduanya di senja kala itu. Di saat yang bersamaan Krystal baru saja pulang dari mansion pribadi Taeyeon.

" Eomma, appa. ", ucap Krystal yang terheran melihat orangtuanya berada di teras rumah.

" Soo Jung~ah. ", gumam Jessica.

" Sebaiknya kau masuk ke dalam, aku akan mencoba membicarakan hal ini pada Krystal. ", ucap Yuri.

Jessica menuruti ucapan Yuri. Sementara Krystal mulai heran saat Yuri menghampirinya.

" Apa yang terjadi dengan eomma ? ", tanya Krystal.

" Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan pada mu, Krystal. ", ucap Yuri.

" Tentang ? ", tanya Krystal.

" Bagaimana memperjuangkan cinta yang kau miliki saat ini. ", jawab Yuri.

" Maksud mu ? ", tanya Krystal.

Yuri POV

Dia memang bukan anak kandung ku, dia tidak berasal dari darah daging ku, tapi bagaimana pun juga aku harus menggantikan posisi ayah kandungnya.

" Apa kau tahu rasanya mencintai seseorang dalam diam ? "

" Mwo ? "

" Ketika kau harus menyimpan rasa cinta mu seorang diri. Kau tidak pernah bisa menunjukannya karena satu dua hal. "

" . . . . "

" Seperti itulah aku mencintai eomma mu. Aku tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan hal terindah dalam hidup ku karena ayah ku tidak pernah menyetujui hal itu. "

" Appa... "

" Jika hal itu terjadi pada mu suatu saat nanti, aku ingin kau bertahan dan mampu melewatinya. Perjuangkanlah cinta mu jika kau yakin dengannya. "

" Aku sudah memperjuangkannya. "

" Jinjja ? "

" Aku tidak ingin menghalangi mu seperti ayah ku menghalangi ku. Aku tahu rasanya tidak enak, tapi satu hal yang harus kau pegang, kau harus siap kecewa dengan pilihan mu suatu saat nanti. "

" Siap kecewa ? "

" Di saat kita memulai sesuatu, maka disaat itu lah kita harus siap kecewa. Apapun itu, Krystal. "

" . . . "

" Kami menginginkan yang terbaik untuk mu, Krystal. "

Gomawo, appa. 

My Boy(daddy)friendWhere stories live. Discover now