Eps. 23

817 92 14
                                    

Seperti tersambar petir di sore hari, mata ku terbuka dan mulut ku seolah terkunci dengan pernyataan itu. Aku merasa detak jantung ku tidak lagi berdetak dan tubuh ku melemas.

Yeoja yang saat ini berada disisi mu adalah Soo Jung kecil mu.

" Mianhae, Taengo. "

Aku tidak bisa mengucapkan satu kata pun, kekhawatiran ku selama ini seolah terjawab.

" Soo Jung, apa marga mu ? "

" Kwon Soo Jung. "

" K-kau tinggal disini ? "

" Ne. "

" Aku tahu, kau yang mengantarnya kembali ke rumah malam itu, saat dia sedang menunggu jemputan. Aku tahu, yeoja yang kau maksudkan saat kita bertemu di Perancis adalah dirinya. Aku tahu kau sangat menjaganya, bahkan kau membuatnya jauh lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya. Bahkan dia mengatakan pada ku, jika hanya kau lah yang mengerti bagaimana dirinya. "

" Soo Jung. "

" Appa mengetahui hubungan kalian saat portal berita korea memuat artikel tentang kalian. Dia meminta ku untuk menerima perjodohan itu. "

" Wae ? "

" Mianhae, Taeng. "

" Mengapa kau tidak memberitahu ku, Sica ?! Mengapa kau tidak membiarkan anak ku mengingat siapa aku ?! WAE ?! "

Air mata ku kini mengalir, sudah cukup lama aku tidak menangis, bahkan bercampur dengan emosi seperti ini.

" Mianhae. Aku hanya tidak ingin Krystal mengingat mu karena aku masih merasakan sakit yang begitu hebat saat itu. Aku tidak mengizinkannya untuk bertemu dengan mu karena aku tidak ingin kau membuatnya mencari mu. "

" Wae, Sica ? W-wae ?

" Mianhae, Taeng. Aku tidak tahu jika pada akhirnya dia akan bertemu dengan mu. "

" Bunuh saja aku, Sica. Aku tidak bisa menghadapi kenyataan seperti ini! "

" Taengo, mianhae. "

Aku kembali melihatnya menangis setelah sekian puluh tahun lamanya.

" Soo Jung~ah. "

" Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku menyesal. "

" Bagaimana bisa kau membohonginya ? BAGAIMANA ?! "

" Aku tidak tahu, Taeng. Aku mohon maafkan aku. "

AAAAAGH !!!!!

Aku melampiaskan seluruh kemarahan ku dan dia berlari memeluk ku. Dia menangis tepat di pelukan ku dan tak sedikit pun aku membalas peluknya.

Taeyeon, aku mohon bawa aku keluar dari masalah ini.

Taeyeon POV End

Krystal sedang memandangi kalender di atas meja belajarnya. Ia melingkari satu tanggal yang sangat Ia nantikan. Sesekali Ia tersenyum menatap tanggal itu dan melihat kotak hadiah yang ada di sampingnya.

" Soo Jung. ", ucap Yuri.

" Ne. ", jawab Krystal.

" Apa kau sudah makan ? ", tanya Yuri.

" Belum. ", jawab Krystal.

" Makanlah bersama. Appa sudah membelikan makanan untuk mu. ", ujar Yuri.

" Ne. ", jawab Krystal.

Krystal membuka pintu kamarnya dan melangkahkan kakinya menuju ruang makan.

" Dimana eomma ? ", tanya Yuri.

" Aku tidak tahu. ", jawab Krystal.

" Tidak bilang sesuatu pada mu ? ", tanya Yuri.

" Tidak. ", jawab Krystal.

Yuri mulai berpikir kemana perginya Jessica. Ia mencoba menghubungi nomor ponsel Jessica namun tidak aktif.

" Appa, apakah besok aku boleh keluar rumah ? ", tanya Krystal.

" Kau mau kemana ? ", tanya Yuri.

" Ingin merayakan ulang tahun. ", jawab Krystal.

" Nugu ? ", tanya Yuri.

" Tae oppa. ", jawab Krystal.

Sehentak Yuri langsung terdiam dan menatap Krystal.

" Wae ? ", tanya Krystal.

" Coba kau tanyakan pada eomma. ", jawab Yuri.

" Ne. ", ucap Krystal.

Yuri memperhatikan Krystal dengan wajah yang sangat khawatir, hatinya terasa tidak tenang namun Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat Krystal menyadari semuanya.

Jessica POV

Aku tidak pernah melihatnya menangis, bahkan aku tidak pernah tahu jika dia bisa menolak untuk membalas pelukan ku. Dia terlihat sangat marah setelah mengetahui semuanya, dia sangat berbeda dengan beberapa jam yang lalu.

" Mianhae. "

" Sudah cukup, Sica. Hentikan permintaan maaf mu. "

" Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. "

" Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa pada Krystal sekarang. "

" Jangan menghindar. Aku tahu hal itu akan menyakitkan. "

" Aku malu sekali, Jessica. Aku malu sekali, mengapa bisa aku menjatuhkan hati pada anak ku sendiri ? "

" Mianhae, Tae. Itu semua karena kesalahan ku. "

" Apa yang harus aku lakukan sekarang ? "

Aku hanya terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaannya.

" Aku masih tidak mengerti bagaimana bisa kau membiarkan anak itu tidak mengetahui siapa ayah kandungnya. Kau mengorbankan dirinya hanya untuk rasa kesal mu pada ku. "

" Aku tidak bermaksud seperti itu. "

" Dia pasti sangat terluka jika mengetahui hal ini. "

Namja ini masih tidak bisa menerima kenyataan yang ada, dia merasa sangat terpukul dan tidak menyangka. Aku merasa aku pantas untuk di kutuki saat ini.

Aku tidak ingin berpisah dengannya, Sica . . . 

My Boy(daddy)friendWhere stories live. Discover now