Calling You

1K 135 64
                                    

Find typo(s)? Sorry, ok? Hehe





.








Berusaha menstabilkan nafasnya yang berubah putus-putus, memejamkan mata sejenak, mengabaikan rasa sakit dan perih pada luka di kepalanya. Kondisinya saat ini sangat menyedihkan, tubuhnya memang tidak kekurangan satupun, namun energinya seperti terkuras habis ketika sosok pria ㅡiblisㅡ bernama Caesar berada di sana.

Hanya dengan kehadirannya, dapat membuat kondisi di sekelilingnya berubah sangat kelam, dan tanpa disadari menyerap energi yang ada.

Chanyeol masih mendengar suara orang-orang di luar sana. Melarikan manik dark choconya mengamati ke seluruh bus yang dalam keadaan mengenaskan. Beberapa sisi tampak penyok ke dalam, kaca-kaca pecah, beberapa penumpang masih tergeletak, termasuk dirinya.

Terbatuk dan dadanya serasa tertusuk benda tajam. Chanyeol terengah, pasrah saat kepalanya serasa berputar lebih cepat, dan memilih untuk kembali memejamkan mata. Tapi instingnya mengatakan jika dirinya tidak sendirian di sana. Menjadi satu-satunya yang masih setengah sadar. Maka ia kembali membuka kelopak matanya, gerakan kepalanya sangat lemah untuk melempar pandangannya ke kanan. Menemukan sepasang kaki yang berbalut celana kain hitam dan sepatu yang mengkilat berdiri di dekat kepalanya.

Chanyeol tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu, pandangan matanya mulai memburam, kehilangan fokus. Tapi dia yakin melihat 2 titik berwarna merah gelap yang menatapnya.

"Di mana Zitao? Dia naik bus ini kan. Di mana dia?" suaranya berat, dingin. Terdengar berbahaya.

Chanyeol menggelengkan kepalanya, meksi sebenarnya tidak ada satu gerakan pun yang mampu dia lakukan. Anehnya, jawaban itu sampai ke sosok bermata merah. Dia berani bersumpah jika telinganya masih berfungsi dengan baik, dirinya juga masih cukup sadar untuk mendengar suara geraman mengerikan yang kemudian berlalu, lenyap bersama esistensinya.

Pemuda tampan itu memejamkan matanya kembali, sudah tak ingin memikirkan apapun, termasuk kondisinya saat ini. Namun berbagai hal terus menjejali kepalanya yang mengenaskan.

Malam yang tidak terduga. Dia tidak memiliki rencana untuk berburu hantu ataupun iblis sepulangnya dari pertemuan kecil yang diadakan sangat mendadak. Botol kaca berisi air suci itu memang selalu ia bawa kemanapun, untuk berjaga-jaga. Tapi siapa yang menyangka jika dirinya bertemu Zitao ㅡyang sudah ia ketahui identitas aslinyaㅡ yang kemudian mempertemukannya dengan salah satu iblis berbahaya.

Caesar pastilah iblis berada di kasta yang cukup tinggi. Jika tidak, sosok itu tidak akan mampu membuat kekacauan sebesar ini. Dan sosok yang muncul secara misterius beberapa menit yang lalu, pastinya memiliki kasta yang sama.

'Sialan.'






.

.

.

.










Zitao terengah di atas kursi dengan tubuh terikat. Ruangan itu lembab, tak banyak udara yang masuk karena lubang ventilasi yang kecil. Membiarkan kepalanya jatuh tertunduk, kedua tangannya terikat di belakang tubuhnya, menyatu dengan kursi kayu yang didudukinya.

Ruangan kosong itu berdebu, kotor. Zitao tidak peduli, rasa sakit di sekujur tubuhnya membuatnya tak peduli lagi dengan sekeliling, ataupun dirinya berada sekarang. Apa yang dikatakan pria bernama Caesar itu seperti angin berhembus di telinganya.

N. O. I. R (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang