Just Grow

1.1K 186 47
                                    

Cukup lama dia terdiam di depan sebuah toko pakaian, memperhatikan beberapa setelan yang terpajang di balik kaca bening, merupakan pakaian terbaik di toko tersebut, dengan kedua tangan tersimpan di saku mantel tebal berwarna hitam pekat, seperti surainya yang bercahaya.

Sesekali mengelus dagunya yang runcing, tatapannya beralih dari manekin satu ke manekin lainnya. Mengundang rasa penasaran sang pemilik toko yang kebetulan sore ini tidak banyak pengunjung di tokonya, dan dia memutuskan untuk keluar dari toko untuk menegur ramah lelaki tinggi dengan kulit yang putih bersih.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan? Anda terlihat bingung" wanita berusia sekitar awal 40 atau 50 berdiri di depan pintu toko miliknya.

Kris menoleh pada sang wanita, sejenak kembali melihat pakaian yang ada di manekin, lalu akhirnya mengeluarkan suaranya yang berharga.

"Aku sedang berpikir apakah warna seperti ini pantas untuk anak-anak"

Dia memang selalu berwibawa.

Wanita berambut ikal tersenyum. "Kalau boleh saya tahu, untuk anak laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki"

"Usia?"

Kris berpikir sejenak, dia sedang menghitung, dan wanita di hadapannya menunggu dengan sabar. Berpikir jika laki-laki muda nan tampan yang sedang kebingungan itu adalah seorang Ayah muda yang sedang kebingungan dengan usia putranya sendiri.

"Sekitar 6 atau 7 tahun"

"Di usia itu anak-anak memang lebih selektif memilih pakaian yang ingin mereka kenakan, Tuan. Jika anda berkenan, saya bisa memberi rekomendasi atau sekedar konsultasi kecil mengenai pakaian putra anda. Bagaimana?"

Ide bagus. Hal seperti ini memang baru pertama untuknya.

Kris mengangguk, sang wanita tersenyum lagi lalu membukakan pintu toko yang berada di samping kanannya.

"T-tuan... "

Satu langkah saat suara di belakang tubuhnya terdengar, Kris berhenti berjalan dan menoleh ke belakang tubuhnya. Wajah Lui muncul di antara tumpukan barang belanja yang dibawanya seorang diri.

"Anda akan membeli pakaian lagi?" bertanya ragu, sembari membenahi caranya membawa semua kantong belanja itu.

"Ya, kenapa?"

"Apa semua ini tidak cukup?"

Melirik tumpukan kantong belanja di kedua tangan Lui, ia berkata "Sejak tadi aku hanya memilih pakaian dengan warna yang sama. Dan aku ingin membeli beberapa dengan warna yang berbeda. Ada masalah?"

"Ti-tidak, tapi...."

"Kau bisa pulang lebih dulu untuk meletakkan semua barang itu lalu kembali lah kemari"

'APA?!?'

Lui tidak seberani itu untuk meloloskan rasa kagetnya dan rasa tidak terimanya atas perintah sang Tuan yang sangat dia hormati. Maka hanya kedua mata membulat lah yang dapat ia tunjukan pada Kris yang kini berlalu masuk ke dalam toko bersama si pemilik.

Pasrah menerima nasib, mengumpat dalam hati, dan benar-benar tidak rela melakukan semua ini. Berbeda halnya jika semua barang itu adalah milik sang Tuan, dan karena hal itulah dia benar-benar kesal saat ini.

Lagipula, bagaimana mungkin dia berubah menjadi ke bentuk aslinya ㅡburung gagakㅡ untuk membawa semua barang itu? Ukuran tubuhnya saja tidak sampai sebuah kantong belanja berukuran besar.

Tapi bukankah itu gunanya kereta kuda yang mereka naiki selama ini?







* * *








N. O. I. R (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang