1. Tak Sempat

60 7 7
                                    

"Hallo?" ujarku kepada ponsel genggamku.

"Apa kau sibuk?" ucapnya, ya, dia adalah kekasihku. Namanya, Aloy.

"Tidak terlalu, kenapa?" tanyaku. Oh ya, perkenalkan aku Jayley.

"Aku akan ke apartemenmu hari ini."

"Hmm, baiklah." aku mematikan sambungan, sekaligus kaget, ini kali pertama Aloy akan mengunjungi apartemennya. Biasanya Aloy selalu menolak, jika diajak. Hari ini terlihat ada yang mengganjal di diri Aloy.

"Aih, aku gak boleh negative thinking dulu, bagaimanapun dia itu pacarku." aku berusaha meyakinkan diriku.

"Sebaiknya aku beresin dulu apartemenku, lalu masak."

Sepanjang waktu kulewati, dan di sini telah jam 9 malam. Dan ya, Aloy masih belum datang. Katanya, masih dalam perjalanan. Aku menunggu Aloy, sambil melamun. Apa yang buat Aloy ingin mendatangi apartemenku? Sungguh aneh.

Tapi, aku senang. Akhirnya ada yang datang ke apartemenku. Memang, temanku jarang ke apartemenku. Bukan tidak kuajak, tapi mereka yang terlampau sibuk. Biasa, orang sukses.

Tingtong!

"Bel bunyi? Oh, pasti Aloy datang," tebakku dengan penuh kepastian di dalam hati.

Ceklek.

Kubuka pintu apartemenku. Dan, aku tidak melihat siapapun, aku sedikit mengeluarkan kepalaku, lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi, hasilnya nihil. Aku berusaha untuk tidak berpikir negatif. Tetapi, apa boleh aku tidak berpikir negatif?

Saat aku ingin menutup pintu apartemenku, pintunya terasa tidak ingin tertutup. Saat itu lah aku panik. Sepanik-paniknya. Kembali lagi, aku ingin menutup pintu tersebut, sekuat mungkin pun tidak bisa. Lalu perhatianku teralih ke sebuah kotak kayu kecil, berwarna cokelat. Kotaknya berbentuk seperti peti mati yang kecil.

Aku mengambil kotak itu, dengan tangan gemetaran. Takut, itulah kata yang bisa kudeskripsikan saat ini. Perlahan kumulai membuka, dan aku menemukan satu kertas putih, dengan sedikit noda merah, lalu ditambahi tinta hitam. Di situ tertulis 'Barang siapa yang menemukan ini, maka bersiaplah dengan kedatanganku.'

Siapa? Apa maksud dari semua ini? Benar-benar aneh. Apa yang akan terjadi padaku? Apa ini sebuah penipuan yang sedang nge-trend?

"Berpikir positif. Berpikir positif." ujarku pada diriku sendiri. Ku terus mengulangi kata-kata itu. Tiba-tiba tengkukku terasa dingin, terasa seperti berbeda. Seketika bulu kudukku berdiri dengan sempurna.

Yang lebih membuatku takut adalah suara bisikan itu. Ya, ada yang berbisik tepat di telinga sebelah kananku.

Dia mengatakan "Aku sudah datang, apa kau siap nona?"

Siapa dia sebenarnya? Apa maunya? Aku sudah mengunci pintu apartemenku, jendela juga sudah. Apa dia makhluk lain? Aku tidak boleh takut.

"Si--siapa ka-kamu?" tanyaku terbata-bata. Setelah itu, terdengar suara ketawa dia. Suara tawanya terdengar sangat menyeramkan.

"Aku siapa? Hmm, kau akan tahu pada saatnya." jelas dia, mengapa suaranya terasa familiar di telingaku? Apa dia salah satu kenalanku?

"Apa yang kau mau? Uang? Aku akan memberikannya padamu. Sebanyak mungkin," tawar diriku, dia terlihat diam tak berkutik. Tiba-tiba aku merasa pundakku seperti disentuh, dingin. Tangannya dingin, seperti orang meninggal. Apa benar kalau dia bukan manusia? Apa sekarang aku boleh berpikir negatif?

"Sudah terlambat, sayang." ujar nya, yang masih tak ku ketahui namanya.

"Tunggu, aku ingat kau Al ahh…" aku merasakan kukunya menusuk pundakku. Rasanya sakit. makin lama, makin dalam.

"Apa kau Al--." belum selesai aku berbicara, aku sudah menghembuskan napas terakhirku.

●●●

Story by Angeliaaa4

Creepypasta [Challenge]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang