12. Anne

10 2 0
                                    

Aku benci gelap. Aku takut berada dalam kegelapan. Aku juga takut terhadap boneka. Di kamar ku ada 7 boneka, diantara boneka itu ada satu boneka yang paling besar dan paling menkutkan. Setiap masuk kamar aku selalu merasa diawasi oleh 8 pasang mata, yang tak lain milik 7 boneka itu dan 1 pasang mata milik dia.

Jika kalian bertanya, kenapa aku tidak buang saja bonekanya?

Sebenarnya aku adalah anak panti asuhan yang di angkat menjadi anak oleh keluarga ini. Kedua orang tua angkat ku memiliki anak perempuan yang seusia dengan ku, tetapi anak mereka telah meninggal dunia dengan kejam. Ia di culik, di perkosa lalu di bunuh. Kabarnya dia di temukan di gedung tua yang sudah tak terpakai dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun dan di bagian perutnya terdapat 7 tusukan pisau.

Anne. Namanya.

Mereka mengangkat ku anak karena aku memiliki wajah yang hampir sama dengan Anne. Dan yah itu memang betul ketika aku melihat wajah Anne di foto. Menurut mama angkat ku, Anne memiliki sifat dan wajah yang tak jauh beda dari ku. Tapi menurut ku tidak. Aku hanya memiliki wajah yang hampir mirip bukan berarti aku memiliki sifat yang sama.

Aku tetaplah aku.

Anne menyukai angka tujuh, Anne juga menyukai boneka, Anne suka dalam kegelapan. Sangat berbeda sekali dengan ku yang takut kepada boneka dan tak menyukai kegelapan dan sangat membenci angka 7. Mama bilang, Anne dapat tidur bila lampu di matikan, tapi saat itu aku bilang aku takut pada kegelapan. Kekecewaan terlihat di jelas di wajah mama, aku begitu merasa bersalah. Lalu mama bilang lagi kalau ke 7 boneka itu adalah boneka yang sangat Anne sukai. Karena tak mau mengecewakan mama, aku bilang bahwa aku tak keberatan ada boneka dalam kamar ku. Aku tak berani untuk mengatakan bahwa aku takut dan meminta membuang boneka itu.

Aku tinggal di kamar milik Anne. Apa kalian ingat aku pernah bilang bahwa aku di awasi oleh 8 pasang mata? 7 milik boneka dan 1 miliki dia.

Ya kalian benar. Dia adalah Anne.

Bisa kalian bayangkan betapa takutnya aku? Tinggal di kamar milik orang yang sudah meninggal karena di bunuh di tambah harus berhadapan dengan boneka?.

Puncaknya pada malam Jum'at, 7 Desember 2007. Pada saat itu aku sedang chatingan dengan pacar ku.

11.39 p.m

Sayang?

11.40 p.m

Lah kamu blm tidur?

11.40 p.m

Ku insom yng): ga bisa tidur

11.41 p.m

Kenapa insom? Takut sama boneka lagi? Jan aneh deh, mana ada cewek takut boneka

11.41 p.m

Matanya serem, ada merah-merah gitu. Takut yng, ini aja aku sembunyi di balik selimut

11.44 p.m

Yng, kok di read doang? Aku takut nih. Kamu ninggalin aku tidur?

11.44 p.m

Yng kok di read doang?

11.45 p.m

Iya syng, maaf yah tadi kebelet pipis hehe. Telpon aja yok biar kamu ga takut

By calling you ...

"Hallo"

"Iya hallo," jawab ku

Tutuututututtttttt

Telpon kami mati bertepatan dengan lampu yang mati. Aku takut. Sangat takut. Ku arah kan pandangan ku di sekeliling. 14 bola mata berwarna merah menyala menatap ku tajam.

Dengan cepat aku bersembunyi di balik selimut dan menghubungi kembali pacar ku. Dan betapa lega nya aku ternyata di angkat. Tapi itu tidak berlangsung lama, bukan menemukan suara pacar ku, aku malah merdengar alunan lagu nina bobok di sebrang sana. Bulu kuduk ku merinding mendengar lagu itu. Tangan ku bergetar hebat. Semakin lama lagu itu semakin mengecil. Aku pikir itu telah berakhir, ternyata tidak. Terdengar lagu lain di Handphone ku. Lingsir wengi. Judul lagunya.

Aku takut. Sangat takut. Lagunya begitu memekakan telinga. Lalu terdengar suara orang tengah tertawa. Suaranya begitu nyata, seperti berada di ruangan ini. Perlahan aku merasakan ada yang menarik turun selimut ku dari bawah. Aku berusaha keras menahan selimut itu, tapi apa daya kekuatan tarikan itu begitu kuat. Ku pejamkan mata ku kuat-kuat. Selimut yang berada di atas kepalaku kini sudah berada di dada ku.

Lalu ku rasakan sentuhan di rambut ku. Aku masih memejamkan mata ku. Sentuhan itu menurun ke dahi, perlahan menurun ke mata ku. Ku berani kan tuk membuka mata ku. Dan yang ku lihat,

Wajah pucat pasi di hiasi air mata berwarna merah darah. Tangan kanan memegang kepala boneka dan tangan kiri memegang bola mata boneka. Boneka yang berwarna biru, kini telah berubah menjadi warna darah. Matanya menatap ku dengan sorotan dendam dan kebencian yang amat mendalam. Lobang yang begitu besar berada di perutnya, membuat ku dapat melihat apa yang ada di belakangnya. Dan yang terakhir ku ingat bau anyir begitu menyengat.

●●●

Story by Gsllajacob

Creepypasta [Challenge]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang