Calon Istri Idaman

3.4K 125 16
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang tak terlalu macet alias ramai lancar kurang lebih 20 menit dari rumah sakit akhirnya Aditya samapi di rumah Alea. Sebelum turun dari mobilnya, Aditya memperbaiki tatanan rambutnya yang acak-acakan dan mengambil paperbag yang berisi makanan kesukaan Alea yang tadi ia beli di salah satu restoran dekat kampus Alea yaitu Spageti dengan parutan keju mozarela yang sangat banyak.

"Bismillah semoga Alea mau nerima" lalu turun dari mobilnya sambil menenteng paperbag yang berisi makanan itu dan berjalan menuju pintu utama rumah Alea

tok...tok...tok "Assalamualaikum Alea"

"iya walaikumsalam tunggu sebentar." jawab Alea dari dalam rumah sambil berteriak

Tak lama pintu rumah di buka

"Kak Adit?"

"kamu baik-baik ajahkan Alea. kamu enggak kenapa-kenapa." dengan nada panik

"iya, saya enggak kenapa-napa, saya baik-baik ajah."

"syukur kalau gitu." sambil membuang nafas yang tertahan dari taki di rongga paru-parunya.

"Ada apa Dokter kesini ? bukannya tugasnya di kumpul minggu depan?"

"emang saya enggak boleh kerumah kamu?"

"Ya boleh, cuman..." ucapan Alea di potong oleh Aditya

"Tamu enggak di suruh masuk nie?"

"Eh! iya masuk Kak. Silahkan." merekapun berdua pun duduk di ruang tamu dengan perasaan canggung namun mereka berdua mampu menutupi itu.

"kamu udah makan?"

"iya udah kak."

"jangan bohong Lea? saya tau kamu belum makan."

"tau darimana?"

"saya tau hari ini kamu sibuk di Lab. Fakultas Fisika. Nie saya bawain makanan kesukaan kamu, Spageti dengan parutan keju mozarela yang banyak." sambil menyerahkan paperbag berisi makanan tersebut

"Tau dari mana aku suka itu?"

"Apa sihh yang enggak saya tau tentang kamu Lea?"

"tapi kan saya enggak pernah cerita, atau pun kakak tanyak ke saya. Kok bisa tau?" Sikap kepo Alea mulai muncul, padahal dia bukanlah jenis manusia yang suka kepo dengan apa pun kecuali pelajaran.

"Udah enggak usah banyak nanyak kamu makan ajah." 

"Iya kak. Eh! lupa kakak mau minum apa?"
"Enggak usah Lea. Nanti repotin kamu"

"Enggak kok kak, kakak kan tamu masa iya tamu enggak di kasi minum. Aku maksa loh kak nawarinnya." sambil tersenyum

"ok kalau kamu maksa saya, kopi ajah dehh. pengen nyobain gimana rasanya kopi buatan kamu."

"ok, tunggu bentar yah kak" dan berlalu pergi menuju ke dapur

      Tak butuh lama Alea pun kembali ke ruang tamu sambil membawa, secangkir kopi dan kue bronies.

"Nie kak, silahkan di cicipi."

"Sekarang kamu, makan spageti itu." ucap Aditya

"Nanti ajah kak aku makan."

"Enggak makan sekarang, atau mau saya suapin?"

"Enggak usah, iya saya makan." sambil mengeluarkan kotak makanan dari dalam paperbag.

Adityapun meminum kopi dan mencicipi kue yang di hidangkan Alea.

"Gila! kopinya mantap banget rasanya, pas banget enggak pahit dan enggak kemanisan. dan kuenya, enak juga. pinter banget dia beli kue, rasanya enak pas manisnya." batin Aditya

"Lea?"

"iya kak" sambil mengunyah spagetinya.

"beli dimana kuenya?"

"Enggak beli, bikin sendiri. Emang kenapa kak? Enggak enak yah?" tanya Alea 

"enggak kok, malahan saya mau nanyak kamu beli kue ini di toko kue mana, soalnya rasanya enak. ternyata kamu bikin sendiri."

"Emang kakak suka? kalau kakak suka nanti aku bungkusin, masih banyak kok di dapur."

"Emang boleh?"

"Ya boleh lah." sambil tersenyum lalu melanjutkan makan spagetinya yang tinggal sedikit

"Benar-benar wanita sempurna, Udah baik, cantik, Shaliha, mandiri, jago bikin kue lagi. Ya Allah boleh enggak sih perempuan ini saya nikahin hari ini, dia benar-benar wanita yang hampir sempuna. Calon Istri idaman" Ucap Aditya dalam hati sambil memperhatiakan Alea yang mengunyah spageti terakhir yang masuk kemulutnya. Alea yang mersa di perhatikan mencoba membuat Aditya tersadar dari lamunannya yang memperhatikan Alea.

"Kak Adit."

"Eh! iya Lea."

"Kok liatin saya kayak gitu? Ada yang salah dengan saya?"

"Enggak kok, enggak ada." dengan nada salah tingkah. Sedangkan Alea hanya tersenyum melihat tinkah Aditya.


Aditya melirik jam tangannya, yang menunjukan jam 15.00

"Astagafirullah."

"Ada apa kak?"

"Saya harus balik ke rumah sakit." dengan nada panik, tapi sebelum ia pergi ia menghabiskan kopinya yang tersisa setengah .

"ya udah saya pamit, Assalamualaikum" sambil berlari keluar dan masuk ke mobil, dan melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit.

"Yah! kuenya, lupa di bungkusin. Ya udah deh nanti saya bawain ajah ke rumah sakit."




Dokter PembimbingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang