13│Crazy Things

50 10 18
                                    

Kamarku ada di lantai satu, setelah ruang dapur dan kamar mandi.

Saat kau memasuki kamarku kali ini kau akan melihat banyak poster One Direction tertempel di setiap sisi. Aku telah mendesain kamar sesukaku menjadi lebih ramai dan lebih menyenangkan, dan bantal yang kelihatan agak berdebu sudah kuganti kain pelapisnya menjadi wajah Zayn Malik yang tampan dan ceria.

Ini membuatku sangat betah berlama-lama di kamar baruku. Dan sangat suka memanjakan bantalku.

Hari ini hari Minggu, namun suara peluit menyadarkanku. Seseorang segera membuka pintu dengan ganas dan meniup peluitnya. Aku membuka mata dan melihat sesosok lelaki kekar di kamarku. Pandanganku masih buram dan kini semakin jelas, mengubahnya menjadi seorang Kang Daniel.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku tanpa bangkit.

"Kau harus membuat sarapan! Keluar!"

"Ini hari Minggu." Aku mengerang dan melihat alarm. "Dan masih jam enam! Kau gila!"

Aku mendengus dengan kesal dan kembali menarik selimut. Daniel tidak menjawab selama beberapa saat, sebagai gantinya dia menghampiriku. Akhirnya dia mencengkram sisi kasur dan menjungkirbalikkannya. Aku menjerit dan mengumpat saat terjungkal.

Sekarang aku bisa melihat bagaimana sifat asli Daniel yang sesungguhnya, seperti tentara militer yang keji.

Gila.

Alih-alih aku segera menuju dapur tempat Daniel sudah menunggu.

"Dengarkan aku," katanya setelah aku duduk di bangku. "Buat sarapan salad untukku dan Jean, lalu bubur bayi Dolyi. Hukuman untukmu kalau rasanya tidak enak."

Aku mendongak menatapnya. "Lebih baik kau membuatnya sendiri karena seleramu sangat tinggi, bukan berarti aku harus menurutimu untuk menyiapkan sarapan-mewah-bintang-lima."

Daniel hanya balas menatapku garang. "Biar kujelaskan bagaimana kau dapat hidup di rumah ini. Aku memerintahkanmu dan kau menjalaninya!"

Aku merengut. Diperintah oleh orang asing selalu merupakan salah satu dari hal-hal yang tidak kusukai. Seperti terhadap ular. Dan Kang Daniel.

"Aku ingin porsi yang banyak untukku dan Jean, kemudian bubur bayi Dolyi tidak boleh encer atau padat--"

Daniel berbalik sambil terus berceloteh, dan aku merasakan desakan untuk buang air kecil. Sambil berjalan tanpa suara ke kamar mandi, Daniel kembali berbalik di tempatnya.

"Jeon Yeojin!" seru Daniel. Lelaki itu bergegas menuju kamarku, sambil mencoba membuka pintu kamarku yang tertutup, tampak begitu geram. "Yeojin, bukalah!"

Daniel melangkah mundur kemudian menghancurkan pintu dengan tendangan super. Pintu kamarku kini patah dan benar-benar ambruk, dan ketika aku membuka pintu kamar mandi, aku langsung merasa jantungku telah ditarik seseorang.

Yang menurutku, memang itulah perbuatan orang gila.

Aku menghampirinya dan terbelalak kaget.

Pintu kamarku hancur.

"Apa yang kau lakukan?" kataku dengan marah.

Dia berbalik ke arahku "Apa? Kukira--"

"Jadi kau marah padaku dan melakukan hal ini? Mendobrak pintuku?" Wow. Dia hebat. Bahkan aku belum pernah berusaha terlihat menyebalkan untuk bekerja sebelumnya. Tapi, dia sudah menghukumku setelah aku membantah perintahnya.

"Aku bisa memperbaikinya, cukup dengan palu dan paku," kata Daniel. "Ini mudah diperbaiki."

Bahkan dia sekarang sama sekali tidak mencoba untuk menyembunyikan kepanikannya. Mendadak aku merasa seakan-akan aku adalah korban kejahatan. Aku harus memanfaatkan situasi ini.

"Tidak, lihatlah! Pintu itu rusak di tengahnya! Kau takkan bisa memperbaikinya."

Daniel mencondongkan tubuhnya, lalu berkata, "Kalau kau mau membuatkanku sarapan maka hal ini takkan terjadi."

Sambil menghela napas, Daniel berjalan pergi ke arah kamar Jean dan Dolyi. Aku hanya menatapnya. Maksudku, memangnya apa yang bisa dia lakukan setelah pintuku telah patah dan ambruk olehnya?

"Apa yang kau katakan?" Suaraku sedikit membesar. "Aku kan sedang di kamar mandi!"

Daniel masih tidak menoleh, dan mulai menaiki tangga seolah tidak pernah menendang pintu kamarku. Dia tidak peduli.[]

***

King Daddy│DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang