Sepanjang perjalanan pulang Dimas masih memikirkan ucapannya pada Abel. Mengapa bisa kata-kata itu terlontar dari mulutnya begitu saja? Dimas bahkan tidak tahu apa yang dia rasakan, ia hanya tidak suka melihat Abel bersama Eric.
Semakin hari Dimas merasa dirinya semakin dekat dengan Abel, sedikit demi sedikit timbul rasa ingin melindunginya. Walau terkadang dengan cara-cara yang sedikit menyebalkan.
***
Malam ini Dimas sedang kumpul bersama teman-temannya. Panji dan Bayu sibuk dengan game mobile legend yang sedang populer itu. Sedangkan Dimas memainkan gitarnya.
"Gue mau nanya nih, misalnya lo ngerasa ga suka kalo ngeliat temen cewe lo deket sama cowo lain.. itu kenapa?" Tanya Dimas tiba-tiba
"Ya itu jelas cemburu namanya" jawab panji cepat
"Wah.. cemburu sama siapa lo dim?" Ucap bayu
"Engga, nanya doang gue"
"Alah alesan lo"
"Eh dim gue liat-liat lo makin deket kayanya sama abel, dia lucu sih gebet udah haha" ledek bayu
"Lucu darimananya sih, ngeselin gitu" jawab dimas tak setuju, padahal didalam lubuk hatinya juga mengakui itu
"Yee jangan gitu, nanti kemakan omongan sendiri tau rasa lo" ucap panji
"Serah lo deh" ucap Dimas tidak peduliTak berapa lama kemudian, Panji dan Bayu pun pulang. Tersisa Dimas dirumahnya yang sedang bersantai dibalkon kamarnya ditemani gitar kesayangannya. Tiba-tiba muncul pertanyaan dikepalanya
"Kakinya udah sembuh belum ya? Apa malah semakin bengkak gara-gara gue pijit tadi?" Di dalam hatinya sebenarnya ingin menanyakan langsung pada Abel tapi gengsi yang terlalu besar mengurungkan niatnya
"kenapa gue khawatir si? Ahh tau ah" ucap Dimas frustasiDi lain sisi Abel sedang membaca novelnya. Dia memang suka membaca novel, ya meskipun jarang. Kondisi kakinya saat ini sudah mulai membaik. Bengkaknya pun mulai berkurang.
Disela-sela membaca novel, tiba-tiba handphone nya berbunyi tanda panggilan masuk.
"Halo, kenapa?"
"Sorry kepencet"
"Yee bilang aja mau nelpon gue kan lo, segala bilang kepencet" ucap Abel percaya diri
"Serah lo"
...
"Gimana kaki lo?""Udah baikan nih, dibawa jalan juga udah gasakit, thanks ya"
"Buat?"
"Ya lo kan tadi mijitin kaki gue, btw enak juga loh pijitan lo. Lo buka usaha aja dim" ucap Abel sambil tertawa
"Hehe bisa aja lo"
Baru kali ini Abel mendengar Dimas tertawa lewat telepon. Ternyata suaranya bisa membuat hati terasa adem.
"Besok mau gue jemput?"
"Hmm..boleh deh"
"Abellll, turun nak makan dulu"
"Iya ndaa, bentar.. hmm dim gue tutup ya bunda manggil nih, bye"
***
Panas terik matahari siang ini lumayan membakar kulit. Siang ini Abel tidak pulang bersama Dimas, sebab tadi ada pelajaran tambahan dikelasnya. Saat Abel sedang berjalan ke halte, ia mendengar suara keributan. Setelah mencari sumber suara, ia melihat ada 2 orang pria bertopeng sedang berkelahi dengan seorang lelaki yang telah terkapar di aspal. Tapi tunggu, sepertinya Abel mengenal orang itu... ya, itu Dimas!
"Dimass!"
Teriak Abel sambil menghampirinya.
"Tolongg! Tolongg!" Teriak Abel berharap ada yang menolongnya
Belum sempat melihat kedua orang bertopeng tadi, mereka langsung melarikan diri.
Melihat Dimas yang terkapar dengan wajah yang babak belur, Abel merasa khawatir."Dim.. bangun dim.. dimass"
Abel mencari pertolongan dari orang terdekat namun tak ada orang yang lewat. Hingga akhirnya ia menelpon Panji dan Bayu untuk membantunya.Sesampainya dirumah Dimas, Abel di serang pertanyaan dari Panji dan Bayu.
"Kenapa bisa begini sih bel?" Tanya Panji
"Gue juga gatau, tadi pas gue jalan ke halte gue liat dia udah dikeroyok sama 2 orang bertopeng sampe memar kaya gini"
"Orang bertopeng? Siapa? Kayanya Dimas gapernah punya musuh" ucap Bayu
"Gue gatau, belum sempet liat tadi mereka langsung lari"
"Harus cari tau nih" Panji penasaranSetelah beberapa jam yang lalu Panji dan Bayu pulang. Kini tersisa Abel, Dimas, dan bi Inah. Sambil menunggu Dimas sadar, Abel membersihkan luka di wajah Dimas dengan perlahan. Hingga tak lama kemudian Dimas terbangun.
"Aww" ringis Dimas ketika hendak bangun
"Eh udah lo tiduran aja mendingan"
"Ko gue bisa disini?"
"Iya tadi panji sama bayu yang bantu gue bawa lo.. ko bisa begini sih dim?"
"Gatau, tadi pulang sekolah tiba-tiba gue di cegat sama 2 orang bertopeng yang langsung mukulin gue"
"Yaudah gausah dipikirin dulu.. lo istirahat aja muka lo lebam semua tuh, tapi udah gue obatin tadi"
"Thanks ya" ucap Dimas menampilkan senyumnyaHaii, maaf yaa late banget updatenya. Maaf kalo abstrak ceritanya hehe.
Jangan lupa vomments yaaw, biar semangat ngetiknya hihi

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince
Teen FictionCowo dingin, kaku, misterius, jutek, tapi anehnya gue suka - Abel Cantika Cewe ribet, bawel, petakilan, dan ... lucu - Dimas Aditya Akankah mereka bersatu, dibalik sifat mereka yang bertolak belakang?