"Yaudah kalo gitu gue pulang dulu ya"
Belum sempat Abel melangkah, Dimas menahannya.
"Temenin gue bentar"Deg
Tiba-tiba jantung Abel terasa bekerja lebih cepat dari biasanya.
'Kenapa gue deg-degan gini ya dipegang Dimas? Biasanya juga engga'Dimas mencoba beranjak dari tempat tidurnya
"Eh lo mau kemana dim?"
"Ambil minum"
"Udah tunggu sini, biar yang gue ambilin"Saat jalan menuju dapur Abel memperhatikan seisi ruangan rumah Dimas yang terasa sangat sunyi. Ya mungkin dirumah ini hanya ada Dimas dan Bi Inah.
"Maaf.. non temennya den Dimas ya?" Tanya Bi Inah saat menghampiri
"Iya bi hehe.. gausah panggil non ya panggil Abel aja"
"Oh iya"...
"Rumahnya emang selalu sepi ya bi? Orang tuanya Dimas kemana?" Tanya Abel sambil mengambil minum untuk Dimas
"Iya emang sepi, kalau orang tuanya den Dimas... mereka sudah lama berpisah"
"Oh gitu, trus mamanya Dimas sekarang dimana?"
"Mamanya sudah tinggal sama keluarga barunya"
"Oh gitu ya bi"Karena asik berbincang dengan bi Inah, membuat Abel lupa memberikan air minum untuk Dimas
"Mana minum gue?" Ucap Dimas sambil menuruni tangga
"Oiya lupa hehe sorry.. nih. Kayanya gue langsung pulang aja deh udah sore soalnya"Tiba-tiba ponsel Abel berdering tanda panggilan masuk, membuat Abel mengernyitkan dahinya
"Hallo"
"..."
"Iya ric kenapa?"
"..."
"Gue lagi dirumah Dimas, baru mau pulang sih kenapa emangnya?"
"..."
"Jemput?"Diam-diam Dimas mendengar pembicaraan Abel dan seseorang dibalik telepon itu, Eric. Ketika mendengar mendengar kata 'jemput' Dimas langsung merebut ponsel Abel dengan tiba-tiba dan berkata
"Abel biar gue yang anter pulang" dan langsung mematikan sambungan telepon tersebut.
"Loh kenapa? Ko dimatiin?"
"Gapapa, udah ayo gue anter pulang"
"Tapi kan lo masih-"
"Udah ayo"Ditengah perjalanan pulang Abel menanyakan sesuatu yang sedikit mengganjal dihatinya
"Dim kenapa sih lo ga suka kalo gue sama eric?"
"Ya- ya.. gapapa gasuka aja"
"Atau jangan-jangan lo cemburu ya?"
"Gue? Cemburu? Emang lo siapa gue?"
Skakmat. Abel terdiam, namun apa yang dikatakan Dimas benar adanya. Ia bukan siapa-siapanya, jadi untuk apa Dimas cemburu.***
Sesampainya dirumah, Abel tak melihat bundanya di halaman rumah. Biasanya sore hari selalu menyirami tanaman, namun hari ini seperti ada yang janggal menurut Abel.
"Bunn.."
Tak ada ada jawaban
"Bunn"Saat memasuki kamar bundanya, terlihat bundanya sedang tidur dan Abel langsung menghampirinya
"Bun" panggilnya pelan
"Kamu udah pulang nak"
"Bunda sakit? Ko muka bunda pucat?"
"Engga sayang, bunda cuma kecapean aja kayanya"
"Kita ke dokter aja ya bun"
"Ngg- engga usah sayang, bunda gapapa ko"
"Bunda yakin?" Bundanya membalas dengan anggukan
"Yaudah bunda istirahat aja, aku beli bubur dulu ya bun"
"Hati-hati bel" Abel mengangkat ibu jari nya memberi jawaban 'ok'Setelah mengantri yang lumayan lama, akhirnya Abel mendapatkan buburnya. Melihat awan yang mulai gelap, Abel langsung cepat-cepat pulang sebelum hujan turun. Saat melewati jalan yang lumayan sepi, ada seorang lelaki menghampirinya.
"Hey cantik, mau kemana?"
"Maaf, saya mau lewat. Permisi" namun lelaki itu menghadangnya
"Abang anter mau ga?"
"Ga makasih"
"Jutek amat neng, ayo abang anter"
"Minggir atau saya teriak?!" Abel mulai geram
"Ssst jangan berisik, ikut abang aja yu" sambil mencoba memegang tangan Abel
"Jangan berani sama cewe, lawan gue kalo berani." Ucap seorang lelaki dibelakang Abel
Saat melihat kebelakang ternyata.. Eric. Abel langsung mundur beberapa langkah bersembunyi dibalik lelaki itu.
"Heh lo siapanya emang ha?"
"Gue pacarnya" sambil memberi satu pukulan dan lelaki itu langsung pergi"Lo gapapa?"
"Gapapa, thanks ya ric. Kok lo bisa disini?"
"Kebetulan lewat aja tadi.. hmm gue anter lo pulang ya"
"Gausah gapapa bentar lagi sampe ko"
"Udah ayo daripada lo digangguin lagi""Lo mau mampir dulu?"
"Boleh deh, udah lama juga ga main"
"Yaudah lo duduk dulu situ"
Tak berapa lama Abel pun kembali dengan segelas air minum untuk Eric.
"Nih minum dulu"
"Thanks bel. Btw siapa yang sakit? Ko tadi lo beli bubur?"
"Buat bunda, lagi ga enak badan katanya"
"Hm semoga cepet sembuh ya"Terjadi kecanggungan diantara mereka, saling diam tak ada yang bersuara. Hingga akhirnya
"Bel"
"Hm?"
"Lo ada hubungan apa sama temen cowo lo itu?"
"Siapa? Dimas? Gaada kita cuma teman biasa"
"Trus lo lagi ga deket sama siapa-siapa?"
Abel mengangguk. Merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Eric."Hmm.. bel, gue... belum bisa ngelupain lo. Lo mau ga balikan sama gue?"
Hai haiiiii, maaf yaa 2bulan ini ga update. Tugas kuliahku numpuk dan baru selesai uts jadi ga sempet lanjutin cerita hihi :d
Happy reading guys

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince
Novela JuvenilCowo dingin, kaku, misterius, jutek, tapi anehnya gue suka - Abel Cantika Cewe ribet, bawel, petakilan, dan ... lucu - Dimas Aditya Akankah mereka bersatu, dibalik sifat mereka yang bertolak belakang?