Happy reading :)
"Hai Abel" sapa nya
"Lo ngapain disini?" Tanya Abel
"Gue mau ngajak lo berangkat bareng" jawabnya
"Sorry ric, gue berangkat sama temen gue aja. Lagian kan sekolah kita beda arah" ucap Abel
"Oh.. oke" jawab Eric
Tanpa menjawab apapun, Abel dan Dimas langsung pergi meninggalkannya. Eric hanya melihat mereka yang mulai menjauh dengan tatapan yang tidak bersahabat."Tadi siapa?" Dimas bertanya saat perjalanan menuju sekolah. "Oh itu, dia Eric... mantan gue" Dimas hanya mengangguk
Sesampainya disekolah, mereka langsung menuju kelasnya masing-masing. Dimas yang mendapat pelajaran olahraga di jam pertama pun langsung mengganti seragamnya.
Di sisi lain Abel sedang belajar pelajaran Ipa di kelasnya. Pak Tommy meminta tolong kepada Abel untuk mengambil patung anatomi, Abel langsung menuju laboraturium. Saat menuruni tangga Abel terpaku melihat Dimas yang sedang istirahat dipinggir lapangan sambil mengelap keringatnya .
"Ganteng juga dia" batin Abel
"Eh apasi bell, ngaco deh" ucap Abel sambil mengutuk dirinyaKetika ingin menuruni tangga lagi, Abel terkilir dan terjatuh sebab pandangan ia terhalangi oleh patung-patung yang dibawanya.
"Awww" teriak Abel
Dimas yang mendengarnya pun langsung menoleh ke sumber suara dan menghampiri Abel.
"Makanya kalo jalan liat-liat" ucap Dimas
"Ish, orang lagi kesakitan bukannya ditolongin" ucap Abel sambil meringis kesakitanDimas memanggil pak Didin untuk meminta tolong antarkan patung-patung itu ke kelas Abel.
"Pelan-pelan" Dimas membantu Abel berjalan ke UKS. Abel duduk diranjang yang ada di dalam UKS tersebut, sedangkan Dimas mencoba membuka sepatu Abel.
"Aww" ringis Abel
Dimas mengambil minyak untuk mengobati kaki Abel.
"Ehh lo mau ngap ... mmhh" mulut Abel dimasukan sapu tangan milik Dimas
"Diem, mau sembuh ga?" Tanya Dimas dinginDengan perlahan Dimas mencoba mengurut kaki Abel dan sesekali Abel meringis kesakitan. Abel juga memperhatikan Dimas diam-diam.
"Gimana?" Tanyanya
Abel mencoba menggerakkan kakinya
"Udah lumayan mendingan, lo bisa ngurut?" Tanya Abel
"Sedikit" jawabnyaTak sengaja bu Luna melewati UKS dan melihat heran kepada Abel dan Dimas.
"Kamu kenapa?" Tanya bu Luna
"Ini bu kaki saya terkilir tapi udah mendingan" jawab Abel
"Yaudah kamu tolong antarkan dia ke kelasnya ya" ucap bu Luna kepada Dimas, yang hanya dibalas anggukan.Setelah mengantarkan Abel ke kelas, Dimas segera membalikkan tubuh namun Abel memanggilnya.
"Dim.." Dimas menoleh
"Thanks ya" Dimas hanya menganggukSelama kegiatan belajar Abel tidak bangkit dari kursinya, bahkan saat istirahat pun ia menitip kepada temannya untuk membeli makanan. Sebab kakinya yang masih terasa sakit jika dibawa untuk berjalan. Hingga bel pulang berbunyi, Abel masih saja di kursinya.
"Bel lo pulang bareng siapa? Apa dijemput?" Tanya Gita
"Gatau nih gue-" ucap Abel terputus
"Dia bareng gue" ucapnya
"Yaudah kalo gitu gue titip temen gue ya Dim" ucap luna
"Eh yaudah kita duluan yaa bye" sahut Gita sambil menarik Luna. Abel menggelengkan kepalanya, ia tau pasti mereka sengaja buru-buru meninggalkan dirinya agar bisa berdua dengan Dimas."Bisa jalan kan? Ayo" Dimas berjalan lebih dulu dengan santai
"Ish bantuin kek, masih sakit tau" gerutu Abel cemberut
Saat ia mencoba berdiri, tiba-tiba datang uluran tangan yang mungkin berniat membantunya.
"Mau dibantuin ga? Malah bengong" ucap Dimas
"Iya iya" Abel menggapai tangan tersebut dan berjalan perlahan menuju parkiran. Sekolah sudah cukup sepi dan menyisakan mereka berdua.Sesampainya mereka diparkiran, Abel sedikit terkejut karena terdapat Eric disana.
"Lo ngapain disini?" Tanya Abel
"Mau jemput lo.. kaki lo kenapa?" Tanyanya
"Gausah gue pulang bareng Dimas, dan ini cuma terkilir doang" ucap Abel sambil menunjuk kaki kirinya.
"Udah bareng gue aja yuk, gue anter sampe depan rumah dengan selamat tenang aja" ucap Eric
"Engga gausah" tolak Abel lagi
"Udah gapapa ayo" ucapnya sambil menarik tangan Abel
"Aww" teriak Abel kakinya terasa sakit untuk berjalan karena Eric sedikit memaksanya
"Gausah dipaksa. Lo ga denger dia bilang apa tadi? Dia gamau" Dimas menatapnya dingin. Ia langsung mengajak Abel pulang tanpa menghiraukan EricSesampainya dirumah Abel, Dimas membantunya untuk turun dari motor. Bunda Abel terkejut melihat kaki putrinya diperban.
"Yaampun bel, kamu kenapa?" Tanya bundanya khawatir
"Gapapa ko nda, cuma keseleo aja tadi" jawab Abel
"Ada-ada saja kamu ini, nak Dimas makasih ya sudah mengantar Abel pulang" ucapnya
"Sama-sama tante" Dimas tersenyum
"Masuk dulu nak" tawar bundanya
"Gausah tante, saya langsung pulang aja"
"Yaudah tante masuk dulu ya"
Dimas hanya menganggukan kepalanya"Nanti obatin lagi biar ga bengkak" ucapnya
Abel tersenyum meledek, "Dimas yang gue kenal dingin, cuek, ternyata ada sisi hangatnya juga ya"
Dimas tak menjawab apapunSaat Dimas menyalakan mesin motornya, ia tak langsung pergi namun diam sejenak dan berkata
"Jangan deket-deket sama Eric gue ga suka"
![](https://img.wattpad.com/cover/131761455-288-k900390.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince
Teen FictionCowo dingin, kaku, misterius, jutek, tapi anehnya gue suka - Abel Cantika Cewe ribet, bawel, petakilan, dan ... lucu - Dimas Aditya Akankah mereka bersatu, dibalik sifat mereka yang bertolak belakang?