One

1.5K 110 2
                                    

Saat semua anak-anak sedang bermain riang di taman yang luas, yeoja bernama Oh Sehun lebih memilih duduk disalah satu kursi kayu ditaman itu, meliukkan pensilnya dengan fasih di atas sebuah kertas. Mata yeoja itu sibuk memandang pada goresan kertas dan anak-anak yang sedang bermain ditaman bermain itu secara bergantian.

Dengan sangat lihai, ia menggoreskan pensil itu, membuatnya menjadi sebuah bentuk nyata dari apa yang sedang ia lihat.

Goresan-goresan indah itu tercipta, menggambarkan seorang ibu bersama anaknya.

Saking Asyiknya menggambar, Sehun sampai tidak menyadari seorang namja tampan berambut gondrong agak tebal mengenakan jaket motor berwarna merah datang menghampirinya.

"Permisi" Suara bass dari sang namja membuat Sehun tersentak dari duduknya. Dengan takut-takut Sehun menoleh dan menatap sekilas pada namja yang sudah mengganggu aktivitas menggambar nya itu.

"Agashi, Apakah kau tau disekitar sini ada rumah sakit?, Namanya Hall— Hal– Hall—" Namja itu tidak melanjutkan nama rumah sakit yang ia ucapkan dengan lengkap. Sambil mengaruk-garukkan kepalanya, sang namja mengingat-ingat apa yang sepertinya terlupakan olehnya.

"Aiissh! Hall– apa namanya? Kenapa aku bisa lupa begini? Hall—" Ia terus meracau sendiri.

Sehun enggan dan tidak berani menatap namja yang ada dihadapannya, Ia kenal namja itu. Kalau tidak salah namja itu adalah salah satu mahasiswa di kampusnya.

Sehun yang sudah mulai tidak nyaman berada di dekat namja itu, memilih menunda aktivitas menggambarnya. Ia masih enggan untuk berbicara, dan
Sebagai gantinya ia merobek selembar kertas dari buku gambarnya dan mulai menggambarkan denah untuk menunjukkan arah ke rumah sakit yang dituju oleh sang namja.

Sehun buru-buru memberikan denah yang sudah ia buat pada namja itu tanpa berani mengangkat kepala dan memandangnya.

Dengan wajah bingung, namja tampan itu mengambil kertas yang diberikan kepadanya.

Namja itu tersenyum lega. Dalam denah terlampir jelas nama rumah sakitnya,
~Hallym Hospital~

"Ah iya !! Hallym hospital! Ter—"
belum sempat sang namja mengucapkan rasa terima kasihnya, Sehun yang sudah
membenahi semua barang-barangnya bergegas pergi dari sana, meninggalkan sang namja.

Namja yang ditinggalkan hanya bisa memandang dengan bengong.

"Dasar yeoja aneh..."

.

.

.

*Mars*

Sehun dengan dress hitam yang sederhana dan rambut terikat nan bersahaja terus berlari melintasi jalan yang lenggang. Daun-daun yang gugur disisi jalan seperti mewakili isi hatinya. ia buru-buru masuk ke dalam rumahnya, dan mengunci rapat-rapat pintu, Berharap tidak akan ada yang mengikutinya. Demi Tuhan, Ia benci hidup dalam ketakutan seperi ini, terbayang-bayang dengan rasa takut akan kenangan yang tidak menyenangkan sama sekali.

Ia berjalan kearah kamarnya. Namun bunyi suara pintu yang hendak dibuka, membuat langkahnya urung memasuki kamar. Ia berbalik memandangi pintu dengan penuh was-was, siapa dibalik pintu itu?

Bayangan sebuah tangan yang tengah menyembul dari balik pintu membuat tubuh Sehun mengejang seketika. Ia takut, teramat takut dengan siluet tangan berlengan putih itu.

deg

deg

deg

.

.

.

.

deg

deg

deg




























































~Krieettt~

Pintu itu pun terbuka lebar menampakkan yeoja setengah baya yang berwajah mirip dengannya –Sang Ibu.

"Sehun-ah? Gwenchana? Oemma tadi turun, dan Oemma melihatmu terburu-buru. Apa ada sesuatu yang terjadi nak?" Ibunya memberondong pertanyaan-pertanyaan yang tersirat nada khawatir didalamnya, Ia cemas dengan sang putri tercinta yang terlihat dengan wajah ketakutannya.

Sehun merasa lega, dan membuang nafasnya yang sempat tercekat dengan rasa khawatir. Ternyata ibunya lah yang ada dihadapannya sekarang, bukan bayang-bayang aneh yang selalu menghantuinya selama ini. Sehun segera menggelengkan kepalanya,
"Nae gwenchana." Jawabnya dengan nada datar.

"Tapi Oemma lihat kau tadi berlari-lari masuk ke rumah nak?" Sang Ibu masih belum yakin dengan jawaban Sehun. Wajar saja ia khawatir dengan putrinya yang termasuk dalam kategori 'anti sosial' itu. Sang Ibu memandang lekat-lekat wajah Sehun, meyakinkan jawaban sang putri dengan tatapan mata polosnya.

"Tadi aku bertemu dengan seseorang yang tidak aku sukai." Jawab Sehun, suaranya terdengar sangat pelan.

"Siapa??"

"Dia dari kampusku, Dia terkenal si pembuat onar." Jelas sehun

Sang Ibu semakin khawatir mendengarnya,
"Apa dia melakukan sesuatu padamu?"

Sehun menggeleng lemah,
"Diaa— dia hanya menanyakan alamat padaku..."

Sang Ibu menghembuskan nafasnya, rasa khawatirnya hilang begitu saja mendengar jawaban dari Sehun,
"Dia kan hanya bertanya alamat padamu Sehun, dan kenapa kau harus lari nak?"

"Karena aku tidak menyukainya."

Setelah jawaban terakhir itu, Sehun beranjak meninggalkan sang ibu. kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Sang Ibu hanya bisa menatap punggung Sehun dengan tatapan perihatin. Siapapun ibu di muka bumi ini, tidak menginginkan hal buruk terjadi pada anaknya. Oh Yoona, Ibu Sehun lagi-lagi hanya bisa menyesali apa yang sudah terjadi pada Sehun dulunya. Masa dimana membuat perubahan pada putrinya yang dulunya ceria menjadi yeoja pemurung dan 'anti sosial' terutama dengan namja. Semua ini diluar kendali Yoona, Ia merasa bersalah yang teramat dalam pada Sehun –putrinya.


TBC

MARS (CHANHUN GS) Slow Update!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang