Eight

412 34 1
                                    

Sehun dibawa oleh dua orang teman Kyungsoo keatap gedung. Ternyata Kyungsoo sudah menunggu disana. Mereka mengintimidasi Sehun dengan tatapan tajam di kanan dan di kirinya. Percuma saja rasanya Sehun melawan, Ia berhadapan dengan lawan yang tak sebanding. 3 banding 1, tentu ia tidak akan menang.

"Akhir-akhir ini kau jadi semakin sombong Sehun-ah." Nam Jihyun, salah satu teman kyungsoo bersuara dengan nada yang dibuat lembut.

"Jangan terlalu senang hanya karena Chanyeol baik padamu." Moon Gayeong, teman Kyungsoo yang satunya juga ikut bersuara,

"Kau kira Chanyeol serius menyukai gadis sepertimu?." lagi, Nam Jihyun semakin menatap tajam Sehun.

Sehun menundukkan kepalanya, tak ada jawaban dari bibir mungil itu. Pancaran mata Sehun semakin meredup, ia benar-benar takut dengan sikap Kyungsoo dan teman-temannya.

"Lihat wajahmu itu. Apa kau sudah merasa paling cantik?." Nam Jihyun berusaha mendorong bahu Sehun, namun Lagi-lagi Sehun tidak bisa melawan, ia hanya diam diperlakukan semena-mena oleh kyungsoo dan teman-temannya.

Ia memang lemah dan tidak berguna.

"Kau takut pada kami?"

Sehun tetap diam, bibirnya terasa kelu untuk menjawab semua pertanyaan mereka.

"Jawab!!" Moon Gayeong semakin emosi,

Sementara Kyungsoo yang hanya memperhatikan sejak tadi, melangkah maju.

Melihat mimik wajah Sehun yang terlihat ketakutan, entah kenapa Kyungsoo semakin benci itu. Kyungsoo mensejajarkan tubuhnya dengan Sehun, agar wajah itu dapat menatap raut wajah marahnya.

"Aku benci melihat wajah sok polosmu itu! Setiap hari selalu memasang tampang minta dikasihani! Aku kesal setiap melihatmu!." Ujar Kyungsoo sarkastik,

"–Baiklah, kau memang suka dikasihani bukan? Aku akan membantumu terlihat semakin pantas untuk dikasihani. Dan aku harap kau bisa mengingat ini selamanya untuk jangan mendekati Chanyeol lagi!!." bersamaan dengan itu Kyungsoo membuang tas Sehun, sedangkan Nam Jihyun dan Moon Gayeong membuka paksa mantel dan baju yang dipakai Sehun, dibuang begitu saja ke bawah gedung sehingga hanya tersisa celana dan dalaman tanktop. Sehun hanya bisa meronta tanpa berniat melawan.

.
.
.
.
.

Chanyeol harus bisa memberi waktu untuk Jongin menenangkan diri. Biarlah, mungkin saat ini sahabatnya itu benar-benar butuh kesendirian. Begitu juga dengan dirinya.

Chanyeol melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu per satu bagian, berusaha mencapai tingkat tertinggi digedung ini. Sesekali ia menyesap minuman kaleng yang ia bawa ditangannya saat ini. Matanya terus menatap lurus kedepan. Ada kilatan rasa bersalah yang terpancar dari kedua mata Chanyeol saat ini.

Kret..

Suara derit pintu loteng berbunyi di lorong yang sepi ini. Saat pintu itu terbuka, terpaan angin menyambut hangat kehadiran Chanyeol, menyapa wajah itu dengan hembusan dinginnya. Chanyeol berjalan hingga berada ditembok pembatas loteng.

Chanyeol memang lebih suka menyendiri ketika perasaannya tidak menentu seperti sekarang, mungkin dengan menyendiri di atap akan membuat perasaannya lebih baik.

Chanyeol menghirup dalam-dalam udara segar ini. Matanya terpejam rapat merasakan angin-angin yang begitu menyegarkan. Perlahan kedua kelopak mata itu terbuka, Chanyeol menatap hangat pada langit hari ini. Ia kembali menyesap minuman soda yang sudah tersisa sedikit lagi itu.

Chanyeol mengedarkan Pandangannya ke samping kiri dan ke kanan,

Chanyeol tertegun saat matanya menangkap siluet wanita –tengah berjongkok disudut loteng.

MARS (CHANHUN GS) Slow Update!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang