Seven

490 53 3
                                    

Di sebuah rumah sakit jiwa, Dibalik rerimbunan pohon, seorang namja bertubuh tinggi, berambut cepak sedang berdiri di antara bayang-bayang pepohonan.

Di hari yang terik itu
sang namja sedang tersenyum sambil memperhatikan sesuatu.

"Tao-ah! Tao-ah! Kembali lah kemari!"

Sang namja yang bernama Tao –Huang Zitao, seorang berkebangsaan Cina itu menoleh saat seorang perawat memanggilnya dari depan halaman rumah sakit.

Tao berbalik, menghampiri sang perawat. Namun sebelum benar-benar melangkah menjauh, Ia kembali menoleh pada objek yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya.

Tao tersenyum aneh,

"Sebenarnya apa yang kau lihat disana?" tanya sang perawat.

"Aku melihat sesuatu yang paling indah di dunia." ujarnya, masih dengan senyuman anehnya.

Di balik punggungnya –Objek yang diperhatikannya sejak tadi, terlihat seekor ular yang tengah membelit erat seekor katak.

.
.
.

Saat ini Tao tengah memandang keluar jendela dari kamar rumah sakit jiwa tersebut. Pikirannya melayang, memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba seorang dokter menghampirinya,

"Tao-ah, kenapa kau tidak memakai baju pasienmu?"

Tao menoleh dan hanya memasang wajah datarnya,
"Karena hanya dengan pakaian ini, aku terlihat normal."

Sang dokter yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya, Ia tahu tentang psikis Tao yang sedikit aneh.

Dokter Kim tersenyum maklum,

"Ah, kudengar dari dokter Lee, minggu depan kau akan pulang, setelah dua tahun kau tinggal disini." Ujar Dokter Kim kembali membuka percakapan.

"Kurang dua bulan." ralat Tao,

"–Dokter Kim, Kau ingat padaku?"

"Disini sudah banyak orang yang keluar dan masuk, namun aku masih mengingat kisah setiap pasien disini." jawab Dokter Kim.

Tao tersenyum,
"Ahh, kebetulan. Sudah lama aku ingin menanyakan satu hal, aku pernah menemukan sebuah lukisan yang dulu ditinggalkan seseorang. Kau tahu siapa yang melukisnya?"

Tao menyerahkan lukisan yang dimaksud. Sebuah lukisan wajah
bertaburan goresan hitam yang dilukis dengan acak. Lukisan itu tampak aneh, kusut dan muram.

"Tentu saja ingat!" jawab Dokter Kim, tersenyum.

"Dulu dia adalah pasienku. Dia sedikit lebih tua darimu. Pertama kali dia masuk kesini, dia tidak berani bercermin. Dia memecahkan semua cermin di rumah sakit ini."

Tao yang mendengar itu pun hanya diam dan tersenyum samar,

"Bagaimana yah kabarnya sekarang?"

.
.
.
.
.

Setelah jam kuliah berakhir, Chanyeol terburu-buru menuruni tangga. Hari ini ia memiliki pekerjaan part-time. Ia tidak mau di pecat hanya karena terlambat, ia membutuhkan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bensin untuk motornya.

Diundakan terakhir, suara Kyungsoo mencegat langkahnya,

"Chanyeol-ah!"

Chanyeol menoleh,

"Kau langsung pulang?"

"Yup. Hari ini aku harus bekerja."

Kalau begitu nanti malam aku kerumahmu yah?" Kyungsoo memasang senyum terbaik nya, berharap kali ini Chanyeol akan luluh.

MARS (CHANHUN GS) Slow Update!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang