Hallym Hospital
Rumah Sakit itu tampak megah menjulang. Tersusun atas bidang-bidang geometris yang saling mengunci. Bidang kuning berwarna solid memanjang menghubungkan bidang grid kaca yang menjadi entrance dan bidang bertekstur. Diantara mereka masih ada bidang biru yang tinggi selaras dengan langit.
Kita Beralih kedalam rumah sakit, di sebuah ruang VIP terdapat 2 namja yang sedang asyik bercengkrama.
"kau tahu ini semua dari Italia yang aku bawakan khusus untukmu Chan!" 1 dari 2 namja berpakaian putih ala pasien rumah sakit itu terlihat sangat antusias mengeluarkan semua Cinderamata-nya yang memang ditujukan pada namja yang sedang duduk hikmat mendengarkan setiap ocehan namja yang berada di kursi rodanya itu.
"Ah!! masih ada wine di koper, Chakkaman, aku ambilkan dulu."
Namja 'berkursi roda' itu mendorong kursi rodanya mendekati koper yang terletak di sudut ruangan. Chanyeol, Namja tampan yang sedang duduk di sofa itu tersentak saat melihat sahabatnya –Namja berkursi roda– yang salah satu kakinya tidak memijak pada pijakan kursi roda.Chanyeol terdiam, senyum kecil yang sebelumnya tersungging di sudut bibirnya sirna sudah, saat melihat kaki kiri itu tengah dibalut dengan perban, kaki yang sangat dikaguminya.
"Kemana 'dia'?" tanya Chanyeol.
"Eh? Lulu sedang ke ruangan Dokter." Jawab –Namja
Berkursi roda itu– tanpa mengalihkan pandangannya pada lawan bicara. Ia masih sibuk mencari wine yang ia maksud untuk memamerkannya pada Chanyeol."Bukan. Maksudku kakimu? Kemana kakimu?" tanya Chanyeol lagi. Ia tahu namja itu mengerti apa yang ia maksud, namun berpura-pura untuk mengalihkannya saja.
Seketika namja itu berhenti dengan kegiatan 'mencarinya'. Ia terdiam sejenak, kemudian menoleh ke belakang, menyunggingkan senyum menawannya pada Chanyeol, seakan-akan senyum itu bisa mengurangi kesedihan dihatinya.
Chanyeol tau arti dari senyuman itu, sebuah arti rasa sakit yang mendalam, namun sebisa mungkin ia tutupi.
"Apa boleh buat, Mereka bilang, kakiku harus diamputasi, kalau tidak aku akan mati—" Ia memberi jeda pada jawabannya.
"—lagipula mereka berjanji akan menggantikan yang baru untukku." Ia tersenyum lagi, menghilangkan kekhawatiran Chanyeol akan dirinya, walau ia tahu itu tidak akan berhasil.
Ia kembali melanjutkan kegiatannya, dan "Ah! Ini dia." Ia mengeluarkan dua botol wine dari dalam koper besarnya. Ia meletakkan wine itu dipangkuannya, dan kembali memutar ban kursi rodanya,
"Bagaimana kalau kita habiskan wine ini disini?"
Sebenarnya masih ada beribu pertanyaan yang ingin Chanyeol tanyakan perihal kaki itu, tapi Chanyeol jauh lebih mengerti sahabatnya pasti sedang tidak ingin ditanya yang aneh-aneh perihal kaki itu. Chanyeol tersenyum mengangguk, menerima tawaran 'minum' dari Sahabatnya itu.
"Wah Chan! Kapan kau sampai?"
Tiba-tiba seorang yeoja cantik tanpa mengetuk pintu, masuk ke kamar itu. Yeoja dengan dua gelas kosong yang ia bawa dari luar sana.
"Oh jadi kau memintaku membawa gelas untuk minum Kris!" Yeoja itu berkacak pinggang saat melihat namja 'berkursi roda' itu tengah memangku 2 botol wine. Chanyeol terkikik kecil melihatnya.
Kris, Nama namja 'berkursi roda' itu. Ia segera meraih gelas yang ada di tangan yeoja cantik itu,
"ini bukan wine Lu, Ini bensin dari Italia. Kau kan tahu motor perlu diisi bensin, begitu juga denganku." Kris menjawab dengan gurauan khas miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARS (CHANHUN GS) Slow Update!
RomanceDua orang yang sama-sama kesepian dan memiliki masa lalu gelap bisa saling menghibur dan mengobati satu sama lain, itulah yang terjadi antara Chanyeol, namja berangasan dan kerap tampil ugal-ugalan, dengan Sehun, si yeoja yang lembut dan tertutup. F...