Hari ini adalah hari dimana semua pengisi acara M Music Award melakukan rehearsal untuk puncak acara yang akan dilaksanakan besok malam. Jisoo merasa gugup saat dirinya dan grupnya menginjakkan kaki di stadium yang menjadi tempat berlangsungnya acara. Dirinya bukan gugup karena akan melakukan penampilan di acara bergengsi seperti MMA tetapi dia lebih gugup untuk bertemu dengan Taeyong terlebih setelah kejadian voice note yang dia kirim. Tepat saat Jisoo dan grupnya berjalan menuju ruangan mereka, terlihat Taeyong dari arah berlawanan berjalan kearahnya.
“Unnie itu Taeyong oppa” bisik Lisa saat melihat Taeyong yang semakin mendekat kearahnya. Jisoo hanya diam dan memasang wajah dingin. Baik Jisoo dan Taeyong tak saling menyapa bahkan mereka terkesan tak saling kenal.
“Kurang ajar sekali dia. Apa dia tak melihat unnie disini? Kekasih macam apa dia” geram Jennie saat memperhatikan langkah Taeyong yang hanya melewati grupnya tanpa menyapa.
“Kita sudah tak bersama lagi”
“Jinja? Melihat unnie dan Taeyong oppa bertengkar mungkin sudah biasa tetapi mendengar kalian berpisah adalah sesuatu yang luar biasa” Rosé tak dapat menyembunyikan wajah terkejutnya. Begitu juga dengan Jennie dan Lisa.
Jisoo tak menjawab apapun dia hanya berjalan terus hingga sampai didepan ruangan bertuliskan nama grup mereka. Kondisi Jisoo yang kurang sehat membuatnya tak bisa bergerak selincah biasanya saat latihan. Dia merasa kepalanya berputar dan kakinya bergetar sebelum dia kehilangan kesadarannya. Membuat semua orang yang sedang menyaksikan Blackpink latihan menjadi khawatir dan mengerumuni Jisoo. Seorang kru MMA dan manajer Blackpink membawa Jisoo menuju ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan.
Aroma obat yang tak menyenangkan memenuhi indra penciuman Jisoo. Membuka perlahan matanya yang masih terasa berat. Dia tersenyum saat melihat wajah seseorang yang dia rindukan saat membuka matanya. “Jika ini semua adalah mimpi tolong jangan pernah bangunkan aku” gumam Jisoo yang masih menatap wajah Taeyong.
“Ya! Jika kau tak bangun bagaimana bisa aku melihatmu lagi. Cepat bangun dan kembalilah sehat”.
Kesadaran Jisoo kembali sepenuhnya saat dia menyadari jika yang dia lihat saat ini adalah sosok Taeyong yang asli bukan imajinasi atau mimpinya seperti selama ini dia alami. Jisoo tak tahu haruskah dia merasa senang dengan semua ini mengingat Taeyong sekarang bukan lagi kekasihnya.
“Apa kau sedang diet lagi? Sampai kau tak memperhatikan asupan makanmu dan membuat asam lambungmu kembali naik”
Kekhawatiran di nada bicara Taeyong membuat Jisoo merasakan perhatian yang sempat hilang dari pria itu selama beberapa minggu ini. Ingin sekali Jisoo memeluk Taeyong saat ini. mencari kenyamanan didekapan pria itu. “Jaga kesehatanmu. Aku harus segera pergi sebelum ada media yang membuat skandal tentang kita”.
Rasa sakit kembali dirasakan Jisoo saat mendengar ucapan Taeyong. Baru beberapa detik yang lalu dia merasa kembali terangkat keawan dengan perhatian yang Taeyong berikan namun didetik berikutnya dia kemabli dihempaskan ke dalam jurang terdalam dengan keras hingga membuatnya remuk.
“Apa kau hanya mementingkan dirimu sendiri? Sebegitu takutnya kah kau kepada media? Apa perasaanku tak memiliki arti khusus untukmu selama ini?” ucap Jisoo hingga membuat langkah Taeyong terhenti sejenak sebelum dia kembali melangkah menjauh. Jisoo menangis dengan menatap punggung tegap Taeyong yang berjalan menjauh dan menghilang dari balik pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE UP
FanfictionEyes have been calling me baby. Body been telling me take me. Boys have been saying to date me Your lips should be saying the same thing. For real what's the deal got a feeling you feeling me Don't play with fakes. Keep it real with me!