HOT ISSUE - END

2K 239 23
                                    

   Sepulang dari acara MMA, Blackpink kembali ke apartemen mereka. Jisoo sedang menunggu gilirannya untuk menggunakan kamar mandi. Sebuah pesan singkat terpampang dilayar ponselnya. Tanpa berfikir panjang Jisoo berlari keluar dari dalam apartemennya menuju basement tempat parkir. Mencari keberadaan mobil berwarna silver yang sangat dia hafal.

“Kenapa kau berada disini?” Jisoo tak dapat menyembunyikan rasa khawatir dan takutnya. Dia takut jika apa yang sedang dia dan Taeyong lakukan saat ini tertangkap media dan menimbulkan skandal diantara keduanya.

“Aku sangat merindukanmu”. Menatap manik karamel Jisoo yang meneduhkan. Membuatnya merasa nyaman hanya dengan menatap mata meneduhkan Jisoo.

“Tae-ah. Jangan memberiku sebuah sayap jika pada akhirnya engkau mematahkannya. Kita bukan lagi sepasang kekasih. Mari kita jalani hidup kita masing-masing tanpa saling terkait satu sama lain. Bukankah kau telah memiliki sosok wanita lain?”

 Bukankah kau telah memiliki sosok wanita lain?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Taeyong mengerutkan dahinya. Menatap Jisoo dengan tatapan lucu seolah ucapan Jisoo semuanya hanyalah candaan semata. Jisoo tak mengerti apa yang ada dipikiran Taeyong saat ini. dia bukanlah seorang cenayang yang dapat membaca pikiran orang lain. Dia bukan juga seorang psikolog yang dapat membaca seseorang hanya dari perilakunya.

“Dengarkan aku baik-baik. Pertama, siapa yang mengatakan jika kita bukan lagi seorang kekasih? Apa aku pernah mengatakan tak mau lagi menjadi kekasihmu? Apa aku menyetujui permintaanmu untuk berpisah?”. Pertanyaan Taeyong tak dapat dijawab oleh Jisoo karena pada kenyataannya pria tersebut memang tak pernah mengatakan kata perpisahan kepada dirinya. Namun karena sikap Taeyong selama ini membuat Jisoo berasumsi jika Taeyong memang menginginkan perpisahan.

“Tapi saat aku meminta kita untuk berpisah kau hanya diam dan tak mencegahku. Bahkan aku masih menunggu pesan atau panggilan darimu selama beberapa minggu ini!”. Emosi yang dirasakan Jisoo seakan tak dapat diredam lagi. Nada bicaranya sekarang sedikit meninggi dari biasanya.

“Aku meminta maaf untuk itu. Sebenarnya hubungan kita diketahui oleh sebuah media kecil. Salah satu wartawan mereka menangkap gambarmu saat keluar dari mobilku saat itu. Beruntung bukan media besar jadi pihak agensi dengan cepat mengambil sikap dan memberiku peringatan untuk menjaga perilakuku jika tak ingin menjadi penghancur untuk grupku. Bahkan manajerku mengawasiku hampir 24 jam dan memeriksa setiap pesan dan panggilan yang kulakukan”.

   Ada perasaan bersalah yang dirasakan oleh Jisoo. Dia merasa sangat egois selama ini. dia merasa jika dirinya adalah pihak yang tersakiti namun nyatanya Taeyong lah yang lebih menderita. Taeyong harus menanggung beban ini sendirian. Sebagai leader dia harus menjaga keutuhan grupnya. Dia tak ingin menghancurkan apa yang telah teman-teman segrupnya perjuangkan selama ini.

Mianhae. Aku telah membuatmu berada dalam masalah. Menjadikanmu menanggung semua beban ini” Jisoo memeluk tubuh Taeyong. Membenamkan wajahnya yang berurai air mata di lengan kekar Taeyong.

 Membenamkan wajahnya yang berurai air mata di lengan kekar Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sudahlah. Ini semua bukan salahmu. Aku juga seharusnya tak berbuat sekeras itu kepadamu dan lebih mempercayaimu sepenuhnya. Aku hanya tak suka mendengar berita yang orang-orang buat tentang kedekatanmu dengan Jin BTS. Apalagi orang-orang menjodohkanmu dan mengedit fotomu dengan pria itu membuatku ingin berteriak ke mereka kalau kau adalah kekasihku”.

   Jisoo terkekeh disela-sela tangisannya. Menangkup wajah Taeyong dan membelainya dengan lembut. Momen yang sangat dia rindukan. Momen dimana dirinya dapat merasakan kenyamanan yang dia peroleh dari seseorang yang dia cintai.

“Tapi apa sebenarnya hubunganmu dengan Irene?” bibir Jisoo mengerucut saat memikirkan kedekatan Taeyong dengan salah satu seniornya.

“Menurutmu apa lagi hubunganku dengannya selain sebatas senior dan junior? Kau tak berpikir aku mendekatinya kan?” Jisoo menggeleng cepat meskipun  pada kenyataannya dirinya memang memikirkan hal itu. Tetapi jika dia mengaku sama saja dengan menjadikannya bahan ledekan pria tampan disebelahnya. Taeyong tertawa melihat wajah dusta kekasihnya. Jisoo tak akan bisa membohongi Taeyong karena perasaannya kepada pria itu tulus dan apa adanya.

“Aku tak mungkin mendekati wanita lain disaat aku telah memilikimu sebagai kekasihku. Ingin aku mengatakan jika kau adalah tipe idealku namun karena aku tak mau menyakiti banyak pihak terutama kau, grupku dan agensiku jadi aku memilih Irene sebagai tipe idealku. Itu adalah jawaban aman karena orang-orang akan mengira aku memilih Irene karena mengangguminya sebagai senior”.

“Jadi mari kita berbaikan kembali chagi”.

   Taeyong mendekatkan wajahnya ke wajah Jisoo. Mencium bibir Jisoo dan merasakan manis bibir kekasih yang sangat dia cintai. Menahan tengkuk Jisoo untuk memperdalam ciumannya. Menyalurkan semua perasaan sayangnya melewati ciuman lembut yang dia berikan kepada wanitanya.

“Sarangahe Kim Jisoo”.

“Nado saranghae Lee Taeyong”.

   Mereka berdua tertawa setelah mengatakan ungkapan cinta mereka. Seperti kembali kememori saat awal mereka menjalin hubungan. Terasa begitu mendebarkan dan menggelitik. Perasaan yang seolah selalu mereka rasakan dan tak pernah berubah meskipun waktu selalu berjalan.

 Perasaan yang seolah selalu mereka rasakan dan tak pernah berubah meskipun waktu selalu berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Hot Issue - end

Kebayang ga sih kalau ini kenyataan
Kenyataan mereka berkencan secara diem-diem

💕💕💕💕💕💕

Thanks untuk kalian yang sudah baca, vote dan komen ini cerita!!

SQUARE UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang