̶ Aza.
Selama dengan mu, aku merasa bahagia.
*****
Gue terdiam. Dan dia juga terdiam, Jeno yang gue maksud. Keadaan kantin bergerumuh banyak nya orang yang bercanda dengan satu sama lain.
Lain nya hal dengan pria dihadapan gue ini. Gue mendadak membisu, ketika perubahan sikap nya yang secara tiba tiba.
Bahkan nafsu makan gue mendadak hilang. Jelas sekali yang ada di benak gue isinya, bertanya " ada apa dengan hari ini, Jeno? "
Namun gengsi terlalu mendorong. Gue tak sempat bertanya, sampai akhirnya kaki gue ingin bergerak menuju ke kelas.
"Gue ke kelas ya, mau tidur"
Akhir akhir ini gue tidak pernah tidur di kelas. Gue selalu ditarik secara paksa dengan geng nya Jeno. Kadang gue sendiri yang mau gabung dengan mereka.
Kecuali , Siyeon. Garis bawahi nama itu.
"Lo sakit?" tanya Jaemin dengan wajah khawatir nya itu.
"Gak kok, gue udah lama ga molor dikelas hahaha jadi kangen" receh gue.
Gak mau basa basi, gue langsung berjalan menuju kelas. Sambil mempertanyakan untuk kesekian kalinya, "Jeno? Lo kenapa?"
Gue tidak mempunyai masalah dengan nya. Tapi ada hal sepele yang gue pikirkan di satu sisi lain, "Ah mungkin dia lagi banyak pikiran. Biarin deh"
Ketika bel sekolah berbunyi, gue berjalan menuju depan gerbang. Menunggu bang Doyoung atau mungkin gue bakalan naik angkutan umum.
Disatu sisi, Pria yang selama ini gue kenal dengan sangat jauh. Dia berjalan mendahului gue, tanpa menyapa, tanpa menoleh.
Gak, gue tidak mau mengemis perasaan dari seorang Jeno Lee.
Tanpa berpikir 2x, gue melanjutkan untuk berjalan yang sempat berhenti beberapa menit yang lalu. Tanpa menghiraukan nya sama sekali, seperti sikap dia sekarang kepada gue.
Kita sama sama seperti orang asing saat ini, seakan akan semua nya tidak pernah terjadi. Dan gue tidak pernah ber-urusan dengan Jeno.
Gue sangat peka.
Gue tau betul, jika seseorang ada yang diam diam menjauh dari gue. Tanda nya dia tidak ingin mengenal gue lagi.So simple. Gue tidak perlu repot repot untuk bertanya sekedar ,
"Lo kenapa sih?"
"Ada apa sama sikap lo hari ini?"
"Apa gue bikin kesalahan sama lo?"
Gue tidak munafik, siang tadi gue memang mikirkan hal itu. Gue ingatkan sekali lagi, gue tidak ingin mengemis sepeser apapun. Dan gue cuma bisa mengatakan hal ini dari jauh,
"oh lo ternyata berhasil. Berhasil menjauh dari gue, lo pasti senang. Tentunya, karena gue tidak mencegah lo, untuk sekedar marah marah atau bahkan mengeluarkan air mata. Dari sini, kita sepakat. Kalau lo sama gue, tidak ingin saling mengenal lagi. Makasih"
Ya begitu lah kira kira.
̶ Brandalan with Jeno Lee ̶
©csephtza.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Brandalan ; Jeno Lee.
Fanfiction❝ Dia bukan brandalan seperti yang di pikirkan orang lain , justru dia mesti belajar banyak hal tentang tata cara menjadi seorang tuan putri ❞ ̶ Jeno Lee . ©csephtza.