8 - Sely

7 5 2
                                    

Happy reading!


   "MEREKA SIAPA??!!" Bu Melan terkekeh melihat reaksi Lisa yang berbeda dari sebelumnya.

"Cass family." Lisa yang antusias sekaligus panik tersenyum lebar. Tapi, kalau dilihat dari matanya, ia tidak terlihat antusias seperti sebelumnya. Bu Melan yang melihatnya merasa prihatin.

"Benarkah?" Bu Melan mengangguk.

"Aku tidak percaya ini. Untuk apa mereka kesini? Bukankah ini belum libur panjang?" Tanya Lisa penasaran.

"Ibu juga tidak tau banyak alasannya kenapa. Tapi, yang penting mereka datang kesini untuk menemuimu.

"Katanya juga, Cass lagi kangen," ucap bu Melan seraya tersenyum geli. Lisa juga ikut tersenyum. Cassandra memang sedikit manja kepadanya. Serasa ia tidak mau jauh - jauh dari Lisa terlalu lama.

"Aku jadi gak sabar," ucap Lisa menerawang. Bu Melan tersenyum lembut.

"Kamu gak main bareng teman - teman kamu?" Lisa menggeleng dan kembali berbaring di sofa.

"Loh, Kenapa?" Tanya bu Melan bingung.

"Mereka gak bisa..." Lisa menghela nafas, "Katanya sibuk."

"Kalo cowok yang kamu temui tadi pagi?" Lisa mendelik.

"Kita baru kenalan!" Seru Lisa tanpa sadar. Bu Melan terkejut dengan Lisa yang menaikkan suaranya serta mengatakan kalau mereka baru berkenalan. Lisa yang sadar kalau ia baru saja membentak bu Melan segera meminta maaf.

"Bukannya kalian sekelas?"

"Iya, tapi kan dulu aku di kelas 11 dua. Dan tahun ini kita baru ketemu di kelas 12 satu." Bu Melan mengangguk mengerti.

"Gak ada gitu, teman kamu yang tinggal dekat sini?" Tanya bu Melan. Lisa menggelengkan kepalanya pelan seraya berpikir keras. Saat bayangan seseorang melintasi kepalanya ia langsung mengangguk antusias.

"Ada? Siapa?" Lisa langsung duduk tegak. Ia buru - buru pergi ke kamarnya di lantai 2. Di kamarnya, dia mengambil tas selempangnya lalu mengisinya dengan dompet dan ponselnya. Setelahnya ia turun ke lantai bawah dan berlari menuju pintu depan, tak lupa ia pamit kepada bu Melan kalau ia mau pergi keluar.

"Kamu gak sisir rambut sama ganti baju dulu, Lis?" Seru bu Melan.

"Gak nyisir juga udah cantik kok, bu!" Lisa membuka pintu depan dan melambaikan tangannya kepada bu Melan, "Lisa pergi dulu ya, bu!"

"Iya.. hati - hati!" Balas bu Melan geleng - geleng kepala melihat tingkahnya.

Sekarang Lisa sedang ingin pergi ke rumah temannya. Ia tidak lupa dimana letak rumah temannya itu. Saat Lisa tiba di depan rumah temannya, ia lihat kalau toko roti sederhana milik temannya itu sudah banyak yang minat. Dengan rasa antusias ingin memakan roti buatan pak Marco, ia masuk ke dalam toko. Lisa melihat sekeliling seraya berjalan menuju kasir. Di balik kasir berdiri seorang wanita cantik yang masih terlihat muda. Lisa menghampirinya. Wanita itu baru menyadari kehadiran Lisa saat Lisa sudah berdiri dihadapannya. Ia memasang senyum terbaiknya.

"Selamat datang di toko roti kami. Anda ingin memesan apa?" Tanya wanita itu dengan sopan. Kalau dilihat dari name tagnya, nama wanita itu adalah Marshanda.

"Saya ingin memesan roti isi keju."

"Keju cheddar atau mozzarella?"

"Eh?" Lisa melongo.

"Kami mempunyai roti baru yaitu, roti isi keju mozzarella. Anda ingin mencobanya?" Tanya Marshanda masih dengan senyuman terbaiknya.

Mozzarella?

"Tentu." Setelahnya Lisa membayar total uang yang harus ia bayar.

"Plastik atau kertas?" Tanya Marshanda.

"Hah?"

"Rotinya dibungkus pakai plastik atau paper bag?" Lisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung banget sama toko ini. Perasaan kemarin - kemarin gak gini, batin Lisa.

"Paper bag," Marshanda memasukkan roti - rotinya ke dalam paper bag dan memberikannya pada Lisa.

"Terima kasih," ucap Marshanda seraya tersenyum sopan.

"Sama - sama." Lisa mengangguk. Ia berjalan ke tempat duduk yang berada disamping jendela besar dekat pintu masuk. Pagi ini toko roti milik temannya yang bernama Marc in Mars sudah terisi sebagian.

Ketika Lisa tengah mengunyah rotinya, orang yang ia cari - cari akhirnya menampakkan diri.

"Sely!" Seru Lisa. Sely yang mendengar ada yang memanggilnya menoleh dan melihat Lisa yang melambai - lambaikan tangannya. Ia tersenyum dan menghampiri meja dimana Lisa tengah duduk.

"Lo kok datang gak bilang - bilang sih?" Tanya Sely pura - pura kesal. Lisa hanya menyengir.

"Duduk dong." Sely menurut. Ia duduk dihadapan Lisa.

"Kamu sibuk?" Tanya Lisa penasaran. Sely menggeleng. Sekejap mata Lisa langsung berbinar.

"Mau temenin aku keluar gak?" Tanya Lisa.

"Ayo. Cuma sampe depan situ kan?" Sely menunjuk depan toko dengan dagunya. Lisa menggerutu. Melihat wajah Lisa yang kusut, ia tertawa.

"Ok, kita kemana?"

👣

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How Far I'll GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang