3. Ketua Osis-ku

130 63 37
                                    

...
Hari ini aku semakin tau bahwa kamu jago ngegombal dan bodohnya aku terbuai. Poor cream!

***
"Cream, hoy cream" Ucap kamila berisik.

"Ada apa?"

"Pengumuman ketos udah final noh, lo gak mau liat?"

"siapa yang men-" Ucapanku terpotong ketika mendadak seseorang datang dan memelukku dari belakang.

"Cream aku menang, ralat bukan aku yang menang tapi kita yang berhasil. Aku jadi ketua Osis Cream."

Kaget.

Membatu.

Berdebar.

Pelukannya begitu... Hangat.

"Cream kamu nggak mau kasih aku selamat? Atau kamu terlalu terkejut?" Iya. Tapi bukan karena kamu menang. Karena pelukkanmu. Bodoh!

"Lepasin." Ucapku lirih. Ntah dia dengar atau tidak.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Canggung.

Tapi kemudian pelukannya mengendor dan aku sedikit merasa kehilangan.

"SELAMAAAT-. Eh aku mulai sekarang bakal panggil kamu pak ketua hihihiii" ucapku mencairkan suasana seraya menepuk-nepuk bahunya.

"iya sama-sama. Pulang nanti kita ke tempat mbok ijah yah aku yang traktir. Kamu yah tolong kabarin Timses kita. Aku dipanggil kepala sekolah soalnya. Daah cream sampai ketemu."

***

Disini kita sekarang di warung makan Mbok Ijah. Tempat buat nongki-nongki paling enak.

"Cheers untuk kemenangan Bapak Ketua kita" perintah Asep-dia ini bagian dari timses kita, orang yang paling egrek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cheers untuk kemenangan Bapak Ketua kita" perintah Asep-dia ini bagian dari timses kita, orang yang paling egrek.

"cheers!" kita cheers dengan minuman orange juice.

"Pak ketua, kasih sambutan dulu dong." Perintah Cecil-dia ini masih kelas sepuluh tapi sangat supel dalam berorganisasi.

"aduh saya bingung nih harus mulai dari mana"

"Yaelah kecewa saya sama abang, masa ngga ada yang mau disampaikan bang." Adu Budi-dia juga masih kelas sepuluh tapi orangnya rajin dan friendly abis.

"oke-oke tolong didengar ya. Terimakasih untuk Asep sama Cecil yang udah getol banget dukung kampanye kita, bantuin buat ide-ide unik dan masih banyak lagi. Makasih juga buat Budi yang selalu rela ngurus perijinan dan tetekbengeknya." Ucapnya panjang lebar.

"lah udah? Kak cream kagak diucapin bang?" tanya Budi.

Iya curang. Cuma namaku yang nggak disebut.

"hehee iya lupa. Makasih cream."

"gitu doang kak?" tanya cecil.

Iya setuju cil, masa gitu doang.

"iya. Yaudah saya pesen makanannya dulu ya. Udah kan ini aja?" tanyanya seraya pergi membawa kertas menu yang tadi sudah kita tandai pesanannya.

"yah sabar ya cream, kamu nggak spesial tuh berarti"

"hush sembarangan kamu kak sep. Orang kak cream yang selalu ada disampingngnya abang."

Iya kali ya? Aku emang nggak spesial dimata kamu.

"sabar ya kak cream" peluk Cecil.

"Yaah tunggu! aku lupa bilang tadi, aku nggak bisa makan terasi. Nanti kalo ku makan alergiku bisa kambuh." Lanjut Cecil.

"yaudah biar aku yang susul dia, sekalian aku mau ngomel." Usulku.

"Semangat kak" ucap mereka bertiga kompak.

"Pak ketua punyanya Cecil ganti pake sambel bawang aja, dia ngga bisa makan terasi."

"loh kamu?" kagetmu. " Mbak yang satu ganti sambel bawang ya" lanjutmu.

"idih sok kaget."

"apa cream?"

"bukan apa-apa." Kukira dia tidak dengar. Bodo amat biar aku judesin.

"kamu kalo judes, jelek."

"kalo nggak judes emang cantik?"

"iya-sedikit."

"tau ah nyebelin"

"jangan ngambek dong cream. Ada apasih?"

"kamu malah nanya ada apa? Jadi dobel nyebelin tau nggak?"

Eh tunggu. Kamu malah tertawa sekarang? Sial wajah kamu jadi semakin tampan saja. Mana bisa aku marah.

"mana mungkin cream aku lupa? Kamu bodoh!"

loh tunggu, kok dia malah ngatain aku bodoh? Ini kok jadi triple nyebelin. Tapi tadi dia bilang dia lupa.

"Makasih cream. Makasih selalu dukung apapun keputusan aku. Makasih Karena kamu udah sabar ngedengerin semua keluhan aku. Makasih karena kamu selalu ada." Ucapnya pelan sambil menampakkan senyumnya yang...Tampan.

"Aku malu kalo bilang di depan anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku malu kalo bilang di depan anak-anak. Maaf." Lanjutmu sembari mengacak-acak rambutku.

Ya Tuhan? Mau melting rasanya. Sesek. Susah napas. Kupu-kupu bergerak liar di perutku.

Tbc.

--
Ohayooow! Welcome back! Gimanaa? Minta tanggapannya dong hehehehee.

Tinggal kan jejak ya jangan jadi silent reader :)

Pencet dong bintangnya (vote) biar bisa bersinar heheheee. Makasiih yang masih mau nungguin cerita ini💞💞

Xoxo,
Ceharania

July, 19th

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Time Before We KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang