"OMOO WAT HEPEN!!"
Teriakan Woojin menjadi alarm bagi para member Stray Kids di pagi hari. Tanpa sempat mengumpulkan nyawa, mereka langsung berlari ke asal suara.
Ya, Woojin yang menemukannya.
Kematiannya tidak se sadis Jisung. Mulut dan hidungnya hanya dibekap dengan sapu tangan. Sehingga mukanya membiru. Sepertinya ikatannya kuat.
Jeongin yang melihat itu langsung terduduk lemas.
"Ada apa lagi ini?!" Tanya Bangchan setengah berteriak. Dia terlihat frustasi karena dua membernya yang mati dengan cara tidak wajar.
"Siapa pula yang tega melakukan ini semua?" Tanya Minho.
Semuanya menunduk dalam-dalam. Belom genap sebulan Jisung pergi, Hyunjin menyusulnya.
"Felix dan Changbin apa kalian tidak melihat apa-apa semalam?" Tanya Woojin.
Mereka berdua saling tatap menatap, setelahnya mereka langsung tertawa pelan.
"Ketiduran."
"Tapi gue gak denger ada suara atau apa, Hyung." Kata Felix. "Gue jujur."
"Ya elo jujur karena lo pasti ketiduran tengah malem kan?" Tanya Minho yang langsung mendapat tatapan dari mereka.
"Kok Lo tau?" Tanya Felix heran.
"Lo gak denger kan gue gak sengaja ngejatohin gelas di kamar gue?"
Mereka berdua menggeleng.
"Udah gue duga."
"Yaudah kita mesti gimana ini!" Seru Jeongin. Seungmin makin kuat menenangkan Jeongin.
"Yaudah kita kubur Hyunjin dulu. Kasian kalo dia didiemin lama-lama." Usul Bangchan.
Woojin terlihat sedang berpikir.
"Tunggu deh, gue mau ngomong."
Mereka langsung menghentikan aktivitas.
"Kalo gue bandingin kematian Jisung sama Hyunjin itu berbeda. Jisung sampe digantung kek beha. Udah gitu sadis amat lagi, tapi Hyunjin? Lecet aja enggak."
Mereka tertegun mendengar ucapan Woojin.
"Iya juga ya." Ujar Changbin.
"Jadi gue pikir, pasti orang ini yang amat demen sama Hyunjin sampe gak dibikin sadis."
Mendengar ucapan Woojin yang kedua, semua tatapan menatap Jeongin.
"Kok gue? Gue aja gak berani liat mayat." Balas Jeongin.
"Gak mungkin juga dia sih." Lanjut Bangchan.
"Lagipula kalo emang suka kenapa ngebunuh coba." Ujar Minho yang disetujui oleh yang lainnya.
"Ada-ada aja nih, Woojin Hyung." Ujar Felix.
.
.
.