"GUYS GUYS!"
Minho berlarian menghampiri teman-temannya yang menggiring keluar koper-koper mereka. Termasuk koper Jisung, Hyunjin, juga buntelan Minho.
"Paan? Faedah gak nih?" Tanya Changbin.
"Faedah ish, makanya liat gue dulu." Balas Minho sambil menyerahkan koran itu. Chan langsung menyambarnya dan membaca secara dikte.
Mereka langsung hening. Tidak bersuara.
"Jadi, bener kan analisis gue barusan?" Tanya Chan dan anggukan menjadi jawaban dari semuanya.
"Anjer gue gak nyangka, selama ini kita tidur di rumah angker." Komen Felix sambil memakai sweaternya.
"Sama njir, gue merinding."
"Berarti selama ini yang bunuh Jisung sama Hyunjin itu si anak kecil itu ya?" tanya Seungmin.
"Tapi kenapa mereka berdua?"
"Gak tau ya, gak abis pikir gue." Jawab Woojin.
Tak lama polisi datang. Chan langsung menceritakan kronologisnya. Gercep, polisi langsung ke dalam rumah itu. Untuk meninjau kembali.
"Eh, si Jeongin mana?" Tanya Minho.
"Oh iya, kemana coba sih bocah."
"Tadi katanya gue disuruh duluan. Makanya gue duluan lah." Balas Chan.
"Bentaran lagi kali." Lanjut Woojin.
"Tapi kalian ngerasa gak sih? Jeongin aneh." Ucapan Minho langsung menyita perhatian mereka.
"Aneh gimana?" Tanya Woojin.
"Ya, nih ya gue waktu itu bisa ngeliat dia lagi mandang pemandangan gitu. Terus tiba-tiba aja dia nengok ke arah gue yang posisinya di jendela dapur. Dia sadar itu gue, tapi pas gue liat dari situ, gue gak bisa liat apa-apa ke arah jendela dapur."
"Oh iya terus yang dia bilang, jangan masuk ke kamarnya itu." Tambah Changbin.
"Terus yang soal daging waktu sarapan. Kenapa dia bisa tau kalo itu daging manusia?" Timpal Woojin.
Semua langsung terdiam. Keheningan kembali melanda.
Tiba-tiba polisi datang menghampiri mereka.
"Nak, mungkin kamu salah bilang. Ada 3 mayat di sini."
Chan terlonjak. "Ada dua pak. Han Jisung dan Hwang Hyunjin. Gak ada lagi pak."
Tak lama, tas kuning untuk bawa mayat dibawa keluar oleh kedua petugas.
"Ada tiga. Yang satu mungkin tidak kalian sadari. Tapi dari hasil pengecekan yang barusan kami tinjau, dia ini udah meninggal lama sebelum dua rekan kalian itu."
Mereka kembali terdiam.
"Siapa, pak?" Tanya Woojin pelan.
Polisi itu mengeluarkan sebuah kartu identitas. "Kalau tidak salah namanya Yang Jeongin."
...
Well guys!!! This is the last of the chapter!! Yeay!!!! Makasih yang udah mau baca cerita absurd ini ehehhe. Tp ketebak gak sih alurnya bakal kayak gini?
Ehehehe. Butuh epilog gak nih?? Ga usah lah ya. Yaudah lah babaaiiii
-istri Hwang Hyunjin-