Malam membumbung dan semakin waktu menanjak langit menua, suhu anjlok ketitik terendah. Suara lenguhan panjang seorang gadis terdengar dari semak-semak dan menyatu dengan cipak cumbuan dua daging. Pemuda raven itu menggelinjang gelisah, mengeluarkan pusakanya ketika mencapai nirmala.
"Sasuke, kau mau kemana?" Si gadis berambut merah membenarkan kacamatanya, menatap sosok pemuda tinggi tampan yang sedang membenahi pakaian dan mengelap peluh.
"Sudah berakhir malam ini." Sasuke tersenyum sinis, "Pulanglah, Karin. Esok aku akan menemuimu."
Sasuke keluar dari semak-semak, berjalan pulang menuju rumahnya seolah tak terjadi apa-apa. Langkahnya yang ringan tak terbeban seolah-olah tadi itu seperti habis mengemut lolipop, bukan melakukan hal terlarang yang entah keberapa kalinya. Tentu saja, dibenak Sasuke, Karin bukan wanita pertama yang berbagi badan dengannya, tak peduli tempat pula. Sasuke hanya memiliki hasrat, dan nafsu yang harus dipuaskan.
Ini hari pertamanya ikut pindah dari Suna menuju Konoha, dengan Kakashi, ayah angkatnya. Pertemuan dengan Karin pun tak disengaja karena tadi sore Sasuke habis membeli beberapa peralatan pribadinya disupermarket dan melihat gadis jalang berambut merah itu seperti tertarik dengannya. Tentu saja, Sasuke tak mau menyia-nyiakan kelinci yang memyerahkan diri, kan?
Bruk!
"Sial, kau punya mata tidak?!" Lamunan Sasuke hilang menguap saat ada yang menabrak bahunya. Karena kekuatan Sasuke, sosok itulah yang terjajar mundur dan jatuh.
"Kau yang salah, nona. Jalan ini terlalu lebar untuk alasanmu menabrakku." Sasuke melihat gadis berambut pink itu beringsut bangun, menepuk-nepuk bokongnya yang terkena tanah. Ia balas memandang Sasuke tak kalah tajam.
Sasuke tertegun. Ia seperti melihat aura kebencian yang aneh menguar dari diri mereka berdua. Seolah-olah sudah ditakdirkan begitu. Saling membenci. Tetapi Sasuke tidak heran karena itu, ia bisa melihat bagaimana kecantikan gadis didepannya yang tak bisa ditolak akal, begitu sederhana namun tidak manusiawi.
Dan Sasuke merasakan dadanya bergetar, mengirimkan sinyal aneh yang mengalahkan aura kebencian diantaranya. Ia menatap gadis didepannya, berlama-lama jatuh dalam pesona.
"Apa ini?" Sakura, gadis itu terhenyak, melihat cipratan aneh dikemeja Sasuke. Lantas menatap pemuda itu horor, "Kau.. habis memperkosa orang?"
Sasuke diam, masih menikmati kecantikan didepannya.
"Kau.." Sakura bersidekap saat saat Sasuke menatapnya dalam dan tajam dibalik wajah dingin itu, "Kau.."
"Uchiha Sasuke." kata Sasuke, pelan dan paten. Pemuda itu masih nyalang menjilati tubuh sempurna Sakura dengan pandangannya.
"Aku tidak menanyakan namamu!" dengus Sakura, ia lalu berjalan melewati Sasuke sembari melirik arlojinya, "Aku tidak tahu apa yang kau lakukan dengan baju penuh uhm.. cairan aneh itu, tapi aku tak masalah soal tabrakan tadi."
Sakura berjalan cepat, lebih kearah takut melihat penampakan Sasuke. Pemuda itu masih menatap punggung mungil Sakura dengan rambut soft-pink nya yang berkibaran tersapu angin malam sampai sosok itu tenggelam dibalik pagar sebuah rumah bergaya Victorian.
Dan mendadak, Sasuke tersadar. Ia seperti terhipnotis, tadi! Ada apa dengan dirinya? Mengapa Sasuke bahkan tak memiliki pengendalian diri pada gadis seperti biasanya?
Sasuke menunduk menatap bajunya, sadar kalau mungkin gadis itu berfikir yang tidak-tidak walau nyatanya benar tentang Sasuke. Menghela nafas, Sasuke menyentuh dadanya sendiri yang bergemuruh hebat.
Ia telah jatuh cinta.
Kepada seorang gadis yang mempunyai aura kuat yang tak bisa ditepis untuk membuat orang lain menjadi terpesona.
.
.
"Sasori-kun!"
Sakura tersenyum lebar, berlari-lari menuju seorang pemuda baby-face berambut merah yang langsung menghentikan langkah, berbalik dan menatap Sakura. Sakura tersenyum kecil, tanpa malu-malu mengangkat muka dan mengecup pipi Sasori.
"Kudengar kau diterima menjadi asdos Desain Interior itu?" tanya Sakura, berusaha mengabaikan pipinya yang merah merona, "Selamat, Sasori-kun! Aku bangga padamu."
"Terimakasih, Sakura."
Sasori melangkah melewati koridor Konoha University, diikuti Sakura yang terus mengoceh ceria disampingnya. Sasori terkadang mengangguk, berkata 'oh, ya?' sebagai respon atau tersenyum.
"Eh, aku harus mengerjakan desain galeri-ku." ucap Sakura tiba-tiba. Ia berhenti melangkah, "Ano, Sasori-kun, aku ada perlu ke perpustakaan."
"Perlu kutemani?" tawar Sasori.
Sakura tersenyum kecil, "Kalau Sasori-kun tidak sibuk.."
"Ayo," Sasori menggandeng Sakura yang berdebar-debar. Darah gadis itu berdesir kencang dan membuat Sakura kewalahan, "Aku tidak sibuk, kok."
"Arigatou, Sasori-kun."
Suasana perpustakaan sepi saat itu. Sakura memilih duduk dibangku dekat jendela, lantas membuka kertas gambar A4nya dan membiarkan Sasori duduk lantas dirinya masuk kedalam kumpulan rak raksasa, mencari beberapa buku referensi. Pandangannya terhenti pada pemilik tubuh yang tegap dan tinggi, sepadan dengan wajahnya yang rupawan.
Sakuta terperangah, mengucek matanya jikalau ia salah liat. Tetapi orang yang sedang berdiri menyamping diujung koridor itu tetap sama! Uchiha Sasuke, cowok mesum yang ia temui tadi malam!
Sakura berjalan merepet ke rak samping, berusaha menjauhi sosok itu. Ia membutuhkan referensi desain kuno Eropan, dan tak ada jalan menuji rak referensi kecuali lewat sini.
"Bertemu lagi, cantik." Sasuke berbalik, mencekal tangan Sakura yang langsung tampak panik. Gadis itu meneliti kaus polo Sasuke, lantas membuang nafas lega saat baju itu tidak sama seperti kemarin. Ew, dipenuhi cairan aneh.
Sadar kearah mana pandangan gadisnya, Sasuke terkekeh, "Tak perlu memandangku begitu. Kau masih punya hutang padaku, cantik."
"Hah?" Sakura mendengus, "Terserah kau saja, pria sinting. Sekarang menjauhlah dan lepaskan tanganku!"
"You wish." Sasuke memajukan wajahnya, menghirup aroma cheri khas dari tubuh Sakura. Sakura, yang reflek tangan kirinya yang bebas mengambil sebuah buku menimpuk kepala Sasuke. Dan herannya, Sasuke diam saja! Tak merasa sakit!
"Mau..apa kau?!"
"Namamu." bibir Sasuke sudah berada diceruk lipatan bahu Sakura. Menciumnya perlahan dan Sakura langsung memutar akal. Well, siapapum didepannya ini bukan manusia! Dia kuat, dan tak merasakan sakit!
"Damn, go ahead!" Sakura meringis saat Sasuke menggigit lehernya. Gadis itu menahan tangis, "Aku Haruno Sakura. Sudah, kau sudah tahu namaku dan sekarang menjauhlah!"
Sasuke menyeringai, menjauhkan wajahnya dan terpana melihat mata Sakura berkaca-kaca.
"Pervert!" desis Sakura, "Kau menyebalkan! Pria mesum tak berotak!"
"Kau menangis?" tanya Sasuke polos.
Sakura menghapus setetes air matanya yang jatuh, "Kau.. astaga, makhluk seperti apa yang terperangkap dalam tubuhmu? Aku membencimu! Benci!"
Sakura melanjutkan langkahnya, mengambil buku yang ia cari dengan marah dan melewati Sasuke yang bergeming.
Ditatapnya punggung kecil yang menjauh itu. Sasuke sedikit menyesal, tetapi ia merasakan keberuntungan berpihak padanya.
Ia satu kampus dengan gadis itu.
.
.
Sakura bergerak-gerak gelisah dalam kasurnya, dan merasakan tubuhnya berputar-putar. Suhu ruangan amat panas, membuatnya melenguh dam bangun perlahan-lahan.
Sakura berniat pergi ke dapur saat sadar ia tidak sedang ada diapartemennya. Gadis itu, seperti tersihir berjalan kesebuah tempat dengan lantai bata yang luas, ada simbol tiga segitiga bersusun ditengah-tengah. Dan disetiap pinggirannya ada gugus aneh dan berdiri seseorang mewakili lambang yang ia pijak.
"Hathor sudah datang." Sakura heran darimama suara datang, tapi ia akhirnya melangkah kepinggir lingkaran dan berdiri diatas lambang sistrum. Ia mengedarkan pandang dan sadar ada 6 orang disini, dan Sakura terperangah melihat Sasori yang berdiri diatas lambang mata wedjat dan Sasuke diatas lambang kepala anjing. Didepam lambangnya sendiri, Sakura melihat tulisan kuno dan entah mengapa ia sanggup menerjemahkannya.
Hathor - Dewi Cinta dan Kecantikan.
Lalu, didepan lambang yang diinjak Sasuke, Anubis - Dewa Kematian dan kegelapan. Dan Sasori, Horus - Dewa Langit dan pembalasan.
Apa-apaan ini?
Sakura meyakinkan ini mimpi ketika mendadak ada besi seperti tangan mumi muncul dari tanah mencengkram kakinya dan kelima orang yang lain. Ia menjerit, kesakitan. Dan merasakan bulir-bulir air keluar dari matanya.
Bukan air, melainkan darah.
Mereka semua menangis darah, dan saat darah itu jatuh kelambang dibawah diri masing-masing, tangan mumi hilang dan digantikan spektrum kuning keemasan dan platina. Asap mengepul dan memunculkan sosok yang berkharisma, mengenakan mahkota berekor tinggi, menunjukkan kuasanya.
Raja para dewa, Amon.
"Uzumaki Naruto, anak Sobek, dewa alam. Hyuuga Hinata, anak Bastet, dewi pelindung. Shikamaru, anak Wepwawet, dewa perang. Uchiha Sasuke, anak Anubis, dewa kematian. Akasuna Sasori, anak Horus, dewa langit. Dan terakhir, Haruno Sakura, anak Hathor, dewi cinta." Amon seperti sedang mengabsen. Lantas matanya yang hitam pekat mengerikan itu memandang satu persatu para titisan pertama 6 dewa utama. Lantas berhenti lama di Sakura.
"Dewi cinta, aku tidak mengerti bagaimana Hathor mampu menjadi 6 dewa utama. Dengan embel-embel cinta?" Amon tertawa sarkastik, "Apakah ada kehebatan dari cinta?"
Sakura mendesis dalam hati, mengumpat sejadi-jadinya.
"Aku tak mau membuang waktu. Jadi, kubawa kalian kemari karena kebangktian manusia semi dewa anak-anak Woaret yang menyusun pemberontakan di Thebes." Selain Sakura yang masih kesal menunduk, lima orang yang mengelilingi lantai bata bundar itu memandang Amon meminta melanjutkan, "Para dewa tidak bisa menyerang mereka, sesuai pantangan menyakiti manusia. Jadi.."
"Kau memerintah kami?" Potong Sasuke.
"Biar aku selesaikan bicaraku, Anubis." Amon menggeram marah, "Aku minta kalian menemukan semua titisan 6 dewa utama."
"Apa ini mimpi?" celetuk gadis indigo, yang Sakura dengar tadi namanya Hinata.
"Kalian memang bermimpi, tapi ini nyata dan akan dipertanggung jawabkan." jawab Amon, "Waktu kalian sebulan, membawa para titisan dewa dan berlatih diperkemahan."
"Apa?!" Si rambut duren, Naruto menggeleng tegas, "Jadi waktu makan ramenku hanya satu bulan?"
"Berhenti membicarakan ramen!" Shikamaru mendesis ketus, lalu menguap. Astaga, Sakura tak habis pikir, si pemalas itu titisan dewa perang?
Dan ia juga tidak menyangka, kalau Sasori dan Sasuke juga berada disini!
Sial! Sakura tahu, semua tak akan sama sejak hal ini terjadi.======to be continue===========
KAMU SEDANG MEMBACA
Its This Love
RomanceHingga usianya menginjak 18 tahun, hidup seorang Haruno Sakura masih berada ditahap yang normal dan biasa-biasa saja. Sedang kuliah difakultas Arsitektur, dan tinggal disebuah kota kecil bernama Konoha seorang diri. Ibunya sudah lama meninggal, seda...