chapter 8

771 49 0
                                    


"Aku akan bergabung dengan kalian." Karin berucap dengan nada final, membuat Sakura menyunggingkan senyum lega. Tak seberapa lama, karena gadis berambut merah itu melanjutkan, "Dengan satu syarat."
Sakura memandang kakaknya sembari mengernyitkan dahi. Wajahnya berubah pias sementara si sulung Haruno memulas senyum culas. Sakura menghela nafas, "Syarat apa, nee-chan?"
Karin diam, melirik Sasuke yang berdiri disamping ranjang Sakura. Dalam satu sentakan nafas, Karin berkata,
"Sasuke harus menjadi milikku."
.
.
"Tidak, aku tidak mau." Sasuke mendorong pelan lengan Sakura. Gadis musim semi itu mendesah, kembali mengejar Sasuke disepanjang koridor kampusnya. Sudah satu minggu Sakura keluar dari rumah sakit, dan satu minggu pula Sakura membujuk Sasuke untuk menjadi kekasih Karin.
"Kau pikir aku apa, Sakura?" Sasuke mendecih, baru berhenti melangkah dan menatap gadis yang ia cintai dengan tulus saat keduanya berada disamping Range Rover baru Sasuke dibasement. "Kau bisa berbohong tak mencintaiku, tetapi bisakah kau tidak memaksaku bersama orang yang tidak kucintai?"
"Tapi kau bahkan sudah melakukan seks dengan Karin!"
"Demi Tuhan, Sakura!" Sasuke membuang nafas, "Saat itu berbeda. Aku agak mabuk, dan tidak ada cinta saat kami melakukannya!"
"Tapi, hanya dengan cara ini, Karin mau membantu kita." Sakura menunduk, membiarkan helaian merah jambunya jatuh didahi. "Kau harus menjadi pacarnya..."
"Bedanya apa? Adik Sasori sudah mati, kita hanya bersebelas. Dan untuk membuka makam cleopatra, kita butuh 12 titisan dewa. Dengan atau tanpa Karin, kita tetap kekurangan pasukan!"
"Kau hanya menjadi pacarnya, bukan melakukan seks lagi dengannya. Memang itu terlalu berat?" kejar Sakura lagi. Sementara Sasuke menghela nafas gusar, lalu menarik Sakura mendekat, membiarkan gadis itu tersentak dan tak melanjutkan ucapannya-, kata-kata yang terus diulangnya seminggu ini.
Sasuke mencium Sakura, menempelkan bibirnya lalu mencecap rasa manis disana. Sakura tersentak, pasalnya-, ini adalah ciuman pertama mereka, dan Sasuke memperlakukannya dengan kasar, apalagi saat Sasuke membuka pintu belakang mobilnya, membanting Sakura dijok dan menindih tubuh mungil gadis itu.
Sakura merintih saat tangan Sasuke meremas dadanya, dan merobek baju Sakura, mencuatkan bra merah muda berenda tanpa perlindungan. Bibir Sasuke sudah menggigiti leher jenjang Sakura, memberi warna merah sebagai pertanda bahwa gadis yang sedang tergolek dibawahnya ini adalah milik Sasuke seorang.
"Sasu... dont do akh-" Sakura menjerit saat satu jari Sasuke masuk dalam liangnya dibawah. Dengan beringas pula, Sasuke mengoyak seluruh baju Sakura. Rintihan luka dan nikmat mendera Sakura, tapi tidak pula menutupi akal sehatnya.
"Stop it!" Sakura menekan dada Sasuke, mencegah bibir itu melahap payudaranya. Tapi tenaganya kalah kuat. Sakura mendesah, sembari berpikir keras-, hal apa yang mampu menghentikan nafsu Sasuke.
Lalu, ia mendapatkannya. Sakura menggigit lidahnya sangat kuat hingga ia menangis. Suara isakannya ia perkeras, dan sedu-seduan Sakura bersatu dengan desahan Sasuke.
Berhasil-, Sasuke tertegun, lantas berfikir kalau Sakura menangis karena dirinya. Ia bangun, melihat tubuh tanpa pakaian yang tergugu dibawahnya. Sasuke mengumpat, mengusap wajahnya kasar lalu menarik selimut dijok depan dijulurkan kepada Sakura.
"Gomen, Sakura... Aku-"
"Brengsek." potong Sakura, sembari bergelung didalam selimut. Setidaknya-, Sasuke belum sampai menghilangkan mahkotanya. "Kau brengsek. Sangat!"
"Sekali lagi, maaf-" Sasuke keluar dari mobilnya, entah kemana. Sakura tidak peduli, ia memilih memakai kembali pakaian dalamnya dan memandang blusnya yang sudah sobek disana-sini dan roknya yang terkoyak hingga terbelah. Tak bisa dipakai lagi.
Saat sedang bingung, Sasuke kembali dan menyerahkan bungkusan kepada Sakura. Gadis itu menerimanya dengan heran, tapi saat tahu Sasuke membawakannya baju-, Sakura lantas mengenakannya dengan cepat. Sebuah kaos hitam pas badan dan rok A-line biru dongker.
Sasuke duduk dibelakang kemudi, setelah memaksa Sakura duduk dijok depan. Saat mobil hitam itu melaju, Sakura tidak berani melirik Sasuke, masih terbayang apa yang baru saja akan terjadi dengannya.
Sasuke hampir memerkosa Sakura.
.
.
Mobil Sasuke berhenti disebuah tempat yang berbau obat-obatan.
"Untuk apa kita kemari?" Sakura bertanya saat Sasuke masih saja diam, walau sekarang mereka sudah berdiri didepan resepsionis Rumah Sakit Jiwa.
Sasuke tidak menjawab. Ia menggandeng tangan kanan Sakura, mengajaknya menyusuri koridor dan membuat Sakura ngeri dengan pemandangan dikanan kirinya. Tampak, beberapa orang dengan pakaian khas rumah sakit dan pandangan mata kosong berbicara sendiri-, atau dengan boneka dan objek tak bernyawa lain.
Sakura baru berhenti berjalan saat Sasuke menghentikan langkah didepan ruangan berteralis besi dan ditulis 'Isolasi'. Wajahnya menegang, menggenggam tangan Sakuta erat-erat, mencari kekuatan.
Seorang perawat membuka pintunya, membiarkan Sakura dan Sasuke masuk. Gadis itu terhenyak saat melihat seseorang-, dengan mata memerah memandang dirinya dan Sasuke. Sasuke sendiri sudah menegang, tak berani melangkah lebih dekat.
Orang yang berada didalam sana sangat kurus, berambut hitam panjang yang awut-awutan. Sakura baru berfikir bahwa ada kemiripan antara penghuni kamar isolasi ini dengan Sasuke, saat sosok itu berkata dengan suara serak yang penuh luka,
"Adikku... Kenapa kau baru datang?"

=====to be continue=======

Its This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang