"Ketemu lagi kita, gak nyangka lo ternyata beneran kerja disini" Elga cengengesan dengan ekspresi menyebalkan membuat Megi makin dongkol setengah mati, "Lu disini jadi guru?!"
Megi mendengus sebal, "Kagak, tukang gali kubur." jawab Megi asal membuat Elga makin cengengesan dengan wajah tak berdosa.
"Yaelah, basa basi kek, ndut! lo lupa kita dari jaman SD sampek SMA selalu bareng loh! Biar kerasa kesan teman lama yang baru berjumpa," Elga main turukan alis dengan wajah tengilnya, "emang lo gak kangen gue?"
Megi berekpresi pura-pura mau muntah. Sorry to the sorry, sampek Upin Ipin berubah jadi gondrong gak akan ada ceritanya Megi kangen sama Elga.
"Eh, ini kenapa ponakan gue elo bungkus taplak gini?" Elga kaget melihat Raja yang sedang duduk di lantai cuma disampirkan taplak meja bermotif batik, sedang menghitung semut yang merayap di pohon mangga.
"Ponakan lo berak di celana,"
Mata Elga seketika melebar, "Sumpah?" dengan kesal Megi melemparkan kresek hitam yang berisi celana Raja higga hampir mendarat tepat di wajah Elga.
"Jangan lu lempar ke gue juga kali" ucap Elga bersungut-sungut kesal
"Kali ajah lo nggak percaya?"
Elga menghela napas gusar ditatapnya Raja yang masih asik mengganggu semut-semut dengan ranting ditanganya, kemudian tertawa terbahak-bahak saat semut-semut itu jatuh ke tanah,
Elga mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, lalu ikut berjongkok disebelah Raja, "Ajaa.." panggil Elga
Raja tetap tak mengindahkan, bocah itu masih asik dengan sekawanan semut yang di ganggunya,
"Aja, sini liat Om!"
Raja menoleh, menyengir memperlihatkan deretan gigi yang bagian atasnya ompong, "Om, kenapa semut namanya semut? Kenapa bukan sapi, bukan ikan, bukan Aja, bukan Om El, bukan upin ipin..."
Elga menepuk dahinya makin frustasi, "Besok tanyain bu guru di sekolah oke?!"
Megi yang dari tadi diam seketika melebarkan matanya mendengar ucapan Elga. Dasar sinting, memang Elga pikir guru mbah google yang bisa menjawab semua pertanyaan? Rasanya pengen banget Megi jambak orang ini sampai botak,
"Sekarang Aja dengerin Om, oke?" Raja mengangguk dengan patuh, "Kemaren om sudah bilang sama Aja! Kalau mau pup bilang dulu, kemaren Aja udah tiup lilin segini," Elga menunjukkan delapan jarinya didepan Raja, "Udah banyak umurnya masak masih eek di celana. Aja kan udah janji mau bilang kalau pup"
Raja menundukkan kepala dengan bibir ditekuk, "Aja suka Nyonya Pap. Aja sukaa"
Akhirnya Elga Cuma bisa menghela napas panjang, sebenarnya ingin sekali Elga memarahi ponakannya tapi urung karena tak tega melihat mata Raja yang sudah berkaca-kaca. Mana tega si Om El memarahi ponakan kesangannya ini.
"Sorry ya, Meg. Raja emang gitu, kalau tertarik sama orang suka pup atau pipis sembarangan, semacam cari perhatian gitu, biasalah bocah"
Megi Cuma mengangguk maklum, bukan hal baru sebenarnya bagi Megi menghadapi anak spesial seperti Raja. Pada dasarnya mereka tetaplah anak-anak yang suka caper (read: cari perhatian) utamanya pada orang baru. Hanya saja, terkadang orang-orang sekeliling mereka kadang tidak paham dan parahnya banyak orang tua yang mengaggap mereka nakal sehingga salah dalam bersikap, misalkan memberi hukuman dengan fisik seperti mencubit atau memukul.
Padahal kalau para orang tua tau, sekali mereka membentak anak itu bisa mematikan jutaan saraf pada otak mereka. Entah benar atau tidak teori itu Megi juga tidak tau yang jelas membentak anak adalah sesuatu yang tidak baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
XXL!! So, What??
General FictionElga adalah manusia yang paling Megi benci setengah mampus. Manusia paling gak guna yang menghancurkan masa kanak-kanak dan masa remaja Megi. "Woy Meg, emak lu waktu hamil makan apaan, sih?" "Ya mana gue tau bego" "Gue yakin emak lu makannya bukan n...