Beberapa hari yang lalu Megi kembali membuka akun facebook yang sudah lama sekali dia tinggalkan. Megi ingat sekali facebook adalah media sosial pertama yang dia pakai, kalau tidak salah saat kelas 2 SMP pertama kali dia membuat akun media sosial ini. Waktu itu facebook menggeser posisi friendster yang juga sempat boming dikalangan remaja saat itu.
Anehnya orang pertama yang dia stalking adalah si anak monyet Elga. Megi memang segaja tidak meng-add pertemanan dengan manusia itu, rasanya tidak sudi sekali Megi harus meminta pertemanan pada anak monyet itu, masih ada segumpal dendam yang mengganjal di lubuk hari Megi. Sekalipun kejadian itu sudah terlewatkan selama bertahun-tahun silam.
Postingan terakhirnya si anak monyet mempost foto dirinya bersama teman-temannya disebuah ballroom hotel, sepertinya sedang ada acara penting. Terakhir dia dengar sekarang Elga bekerja disebuah Bank swasta, pikir Megi kelakuan petakilan Elga sudah berubah seiring bertambahnya usia dan berkembangnya lingkungan sekitar. Tapi ternyata sama saja, orang itu masih menyebalkan dan membuat siapaun yang ada disekitarnya darah tinggi.
"Nih," Megi yang sedang duduk di anak tangga taman yang berada disaping gedung hotel menoleh, laki-laki yang sejak tadi mengganggu pikirannya berdiri menyodorkan segelas minuman pada Megi. Megi memincingkan mata penuh selidik, "Apa ini??" katanya penuh curiga.
"Kencing kuda" jawab Elga sekenanya membuat mata Megi seketika membulat, "Yaelah kagak, ini jus jeruk nethink mulu sih"
Megi Cuma bisa mencebik sebal meskipun akhirnya mengambil jus jeruk yang disodorkan Elga, kemudian laki-laki itu ikut-ikutan duduk dianak tangga disebelah Megi. Keduanya sama-sama diam asik memandangi air mancur yang ada ditengah-tengah taman.
"Lama banget gak ketemu ya, ndut. Berapa tahun ya, tiba-tiba ketemu udah sama-sama tua"
"Lo kali yang tua, gue mah maih kelihatan ABG baru baligh" seketika tawa Elga meledak membuat Megi makin keki dengan manusia disampingnya. Apalagi dengan kurang ajarnya Elga menaik turunkan alis dengan mata yang mengarah pada buntelan lemak yang udah mirip ban sepeda yang melingkari perutnya.
"Dasar gak sopan, lo gak tau kalau memandang gelambir perempuan dengan tatapan mencemooh termasuk pelecehan?" tawa Elga makin tak tertahan, dia sampai harus memegangi perutnya yang sakit karena kebanyakan tertawa, dan Megi Cuma bisa ngedulem dalam hati sambil berdoa Elga tersedak liurnya sendiri kemudia mati menggelepar ditempat.
"Bye the way, lo kerja dimana sekarang?" tanya Elga setelah menuntaskan tawanya
"Di Greend School"
"Woah, lo kerja dibagian apa disana? Gak mungkin jadi gurukan?!" Megi mencebikkan bibir, ini lakik kok julid banget sih?! Minta disambel mulutnya.
"Tukang gali kubur" jawab Megi sekenanya, lalu Megi beranjak malas sekali untuk menghadapi Elga, bisa-bisa dia terkena strok gara-gara darah tinggi mulu.
"Hey, lo mau kemana?"
"Ke neraka"
"Dih ngambek dia"
Tawa Elga membahana dengan super duper menyebalkan melihat tubuh jumbo Megi yang setengah berlari demi menghindari Elga, bukannya merasa kasihan melihat Megi yang sudah mirip gajah dikejar pemburu Elga makin jail mengikuti kemanapun Megi melangkah.
Megi Cuma bisa misuh-misuh dalam hati, sambil mati-matian menutupi wajahnya karena sekarang dia dan Elga jadi puat perhatian tamu-tamu yang hadir. Huh, tau akan bertemu dengan kecoak buntung ini Megi tidak akan mau hadir di pernikahan Rasti.
Tuhan.. kutukan apa ini??!
***
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Megi baru saja sampai di kamar kosnya. Barusan dia masih harus menemani Rasti sahabatnya yang tidak memperbolehkan Megi untuk pulang. Sahabatnya itu sedang terkena sindrom malam pertama, masak iya Rasti menyuruh Megi untuk tidur dikamar pengantin bersama dirinya, bisa-bisa Megi dijadiin pengganti sapi kurban oleh Yogi suami Rasti.
Megi menghela napas panjang matanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Tangannya asik mengusap-usap buntelan diperutnya yang sudah mirip ibu-ibu bunting 3 bulan. Rasanya Cuma buntelan lemak ini yang setia menemani Megi, sekarang sahabatnya Rasti sudah memulai kehidupan baru. Padahal dulu apa-apa mereka selalu bersama, dari jaman-jaman masih ngecengin kakak kelas, sampek jaman dijajah dosen, pun ketika memasuki dunia menjadi budak korporasi, merekas masih menjadi sahabat yang selalu kompak. SMA bareng, kuliah bareng, sekarang juga dilingkungan kerja yang sama, bedanya Rasti di SMA nya sebagai guru Ekonomi, dan Megi di SLB, tapi masih di bawah yayasan yang sama.
Yeah, sekarang Megi menjadi guru SDLB--sekolah dasar luar biasa. Kalau ditanya kenapa Megi bisa menjadi guru anak-anak spesial itu, maka jawabannya Megi juga gak tau, takdir mungkin. Dulu waktu awal-awal pendaftaran kuliah sebetulnya Megi ingin mengambil jurusan Teknik sipil tapi Ayahnya menyuruh untuk mengambil juruan guru. Mungkin karena bukan rejekinya dan emang Megi yang gak jago hitung-hitungan alhasil dia masuknya di jurusan pendidikan luar biasa.
Sebenarnya Megi cukup enjoy dengan pekerjaan yang dia lakukan. Tapi, entah kenapa ketika orang bertanya Megi lebih memilih untuk menjawab sekedarnya atau lebih memilih mengalihkan topik. Terakhir kali reaksi orang yang tau pekerjaan Megi rata-rata mereka menyepelekan atau memandang dengan tatapan aneh. Padahal kalau mereka tau bagaimana luar biasanya murid-murid Megi mungkin mereka akan iri dengan pekerjaan yang dijalaninya.
Disana Megi bukan hanya mengajar tapi lebih penting lagi Megi juga mendapatkan banyak pelajaran berharga. Murid Megi ada yang bisu, tuli, bahkan memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna. Tapi, senyum mereka tidak pernah hilang menghiasi wajah, seolah-olah kekurangan yang mereka miliki bukanlah halangan untuk mereka bisa bahagia.
Murid Megi ada yang bernama Hasan, dia baru berusia 10 tahun sejak bayi Hasan dianugrahi kaki yang kurang sempurna sehingga dia tidak pernah bisa untuk berjalan. Tapi Hasan kecil tidak pernah berkecil hati, dia senang karena dia selalu duduk dikursi roda karena kataya kalau dia memiliki kaki Hasan kemana-mana harus berjalan, nanti capek. Kalau naik kursi roda dia gak perlu capek-capek jalan, karena cukup dengan duduk ajah dia bisa jalan-jalan kemana-mana.
Mengagumkan sekali bukan?!
Megi meraih sakunya karena merasakan ponselnya bergetara. Ada satu chat dari whatsapp.
From: 085124XXXXXX
Hai ndut, ini gue Elga, cowok paling ganteng sedunia J jangan lupa save nomer gue ya..
Oh God, ini benar-benar mimpi buruk
***
Hai, sudah lama banget gak nulis makanya waktu nulis lagi kayak yang kaku dan bingung huhuhu L, tapi ya sudahlah namanya juga lagi belajar. Aku gak tau apa masih ada yang nunggu tulisan ini, kalau pun masih ada maaf banget ya gak bisa produktif L dunia nyata benar-benar mengalihkanku. Apalagi sekarang udah semester tua, tugasnya makin numpuk belum lagi udah riweh sama skripsi.
Doain ya minggu ini aku UAS, semoga setelah itu bisa produktif nulis lagi
Terakhir, marhaban ya ramadhan.. semoga yang sedang berpuasa selalu diberi kelancaran dalam menjalankan ibadahnya
Happy reading

KAMU SEDANG MEMBACA
XXL!! So, What??
Fiksi UmumElga adalah manusia yang paling Megi benci setengah mampus. Manusia paling gak guna yang menghancurkan masa kanak-kanak dan masa remaja Megi. "Woy Meg, emak lu waktu hamil makan apaan, sih?" "Ya mana gue tau bego" "Gue yakin emak lu makannya bukan n...