Warning : typo menyebar
Yoona memasuki kamarnya, ia lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Hari masih terlalu siang. Namun Yoona seakan malas untuk melakukan apapun.
Ia mengalihkan perhatianya pada lengan yang terbalut oleh robekan kemeja yang dijadikan perban. Yoona terus mengamatinya, ia berpikir kenapa pria yang bernama Sehun itu mau merelakan pakaian nya untuk dijadikan perban.
Yoona juga tidak bodoh untuk tau jika kemeja sehun pasti sangat mahal.
Terlebih bagaimana bisa pria itu masih perduli pada orang yang jelas-jelas membawa mobilnya seenaknya.
"Karena aku seorang dokter."
Yoona mendengus saat mengingat kembali alasan Sehun saat mengobati tangannya.
"Sehun? Dia itu bodoh atau apa. Lelaki itu tidak marah saat aku tiba-tiba membawanya dan mobilnya tapi dia malah merawat lukaku."
"Walau kuakui dia itu pria yang tampan." Ucap yoona yang tanpa sadar sebuah senyum manis terlukis dibibirnya.
"Aish Yoona apa yang kau pikirkan. Dasar bodoh, berhentilah memikirkan hal yang konyol!" Yoona mengacak rambutnya sabil berguling-guling dikasurnya. "Ah sudahlah dari pada pikiranku semakin kacau lebih baik aku tidur." Yoona mulai memejamkan matanya.
Namun tak lama kemudian dia membuka kembali matanya.
"Tunggu dulu, tapi kenapa pria yang mengaku sahabat dari Sehun itu seperti tidak menyukaiku? Ya meski sifatnya cukup baik dan sopan tapi sorot matanya tidak bisa berbohong."
"Apa aku pernah bertemu dengannya? Ah tapi seingatku tidak. Sudahlah, memikirkannya membuatku pusing lebih baik tidur." Yoona merebahkan kembali dirinya lalu tak lama kemudian ia pun jatuh tertidur.
Hanya dirumahnya Yoona dapat bersikap apa adanya, sebenarnya dulu Yoona adalah gadis yang sangat ceria namun hanya karena sebuah alasan ia pun berubah menjadi seperti sekarang.
Ah sudahlah masa lalu terlalu pahit untuk kembali diingat.
.
.
.
Disebuah ruangan yang didominasi oleh warna abu-abu dan putih itu terlihat seorang pria tampan diusianya yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi tengah terduduk di meja kerjanya sambil memeriksa semua berkas yang ada di atas mejanya.
Tok tok tok...
Pria itu mengalihkan perhatiannya pada pintu yang baru saja diketuk. Pria itu pin mengatakan 'masuk' pada orang yang tadi mengetuk pintu ruang kerjanya.
Pintu itu terbuka dan menampilkan seorang pria yang lebih muda darinya mengenakan jas formal dan jangan lupakan sebuah dokumen yang dibawanya.
"Apa kau sudah mendapatkan apa yang aku mau?"
"Tuan ini berkas yang anda inginkan." Pria muda tersebut memberikan map file yang dia bawa pada pria yang tadi dipanggil tuan.
"Baguslah, sekarang kau bisa kembali ketempatmu."
"Kalau begitu saya permisi tuan." Pria itupun pergi dari ruangan tuannya.
Pria paruh baya itu mengambil dokumen yang baru saja bawahnya berikan. Ia membuka dokumen itu, dan didalamnya ada sebuah atau mungkin banyak foto seorang wanita muda dengan paras cantik namun dengan gaya yang urakan.
"Kau masih saja cantik seperti ibumu. Maafkan ayah yang tidak bisa berbuat banyak untukmu." Pria itu mengusap foto yang menampilkan wajah gadis cantik itu seakan-akan ia tengah mengusap wajah putrinya.
Ia menyimpan kembali foto itu dan meletakan foto itu beserta dokumen tadi dilaci meja kerjanya.
.
.
.
Brak!
Chanyeol membuka kasar pintu ruang kerjanya. Membuat Jimin adik sekaligus sekertarisnya tekejut.
Jimin mengerutkan keningnya saat melihat sang kakak seperti itu. Tidak biasanya si tiang itu membanting pintu, pasti ada sesuatu yang membuatnya marah-batin Jimin.
"Kak ada apa denganmu?" Tanya Jimin.
"Aku bertemu kembali dengan wanita itu."ucap Chanyeol sambil mengusak kasar surai hitamnya.
"Siapa yang kau sebut 'wanita itu'?"
"Menurutmu siapa lagi memang?" Chanyeol menatap adiknya tajam.
Mendapat tatapan tajam dari sang kakak membuat Jimin bergidik. "A ah kakak tirinya Nayeon?"
"Ini tidak bisa kubiarkan, keberadaan wanita itu bisa merusak semua kebahagiaan Nayeon. Apa aku harus menyingkirkan wanita itu lagi?"
Jimin menghela nafas, "Aku aku heran denganmu. Kenapa kau sampai rela melakukan berbagai cara hanya demi kebahagiaan Nayeon, gadis yang bahkan tidak pernah melirikmu sedikitpun. Kau bahkan sampai tega membuat seorang wanita lain yang tidak bersalah diusir keluarganya."
Setelah mengatakan itu Jimin keluar dari ruangan kakaknya meninggalkan Chanyeol.
Chanyeol sendiri hanya diam. Perkataan Jimin memang masuk akal, tapi akal sehat Chanyeol sudah terlanjur buta dengan rasa cintanya pada Nayeon. Hingga membuat lelaki tampan itu rela melakukan apapun untuk orang terkasihnya.
"Apapun akan kulakukan untuk kebahagiaan Nayeon, tidak ada yang lebih penting dari Nayeon."
Tbc
Ok mungkin disini masih belum ada yoonhun momennya.
Tadinya chap ini mau dibuat ada yoonhun nya tapi kalo tetep dilanjut pasti kepanjangan + ngebosenin
Jadi cukup segini dulu aja ok,sampai ketemu di chapter selanjutnya.
P.s maaf kalo lama update nya.
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/153787736-288-k872965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
entangled (Ending)
أدب الهواةKisah tentang seorang gadis berandal dan seorang dokter muda tampan. Dipertemukan dalam kondisi yang tidak terduga membuat mereka terjerat dalam sebuah perasaan yang rumit.