02

352 38 5
                                    

Semua organisasi sama, mengarah pada kebaikan. Pertimbangkan saja. Pilihan ada padamu.
☁☁☁

Kini aku sedang mencari teman yang mau bergabung bersama di IMM. Memang tidak mudah, karena IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) adalah organisasi otonom dibawah Muhammadiyah, sedangkan mayoritas mahasiswa disini mengikuti organisasi sebelah, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). PMII sendiripun dibawah Nahdlatul Ulama. Sedangkan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mereka mengaku netral, tidak condong pada manapun.

''Eh, kalian udah ikut UKM atau organisasi ekstra apa?'' tanyaku pada Dina dan Erina yang sedang asyik makan.

Kami sedang berada di kantin untuk mengisi perut yang tak sempat sarapan karena jadwal kuliah pagi.

"Entah, aku belum kepikiran. Tapi, aku juga ingin punya kesibukan," jawab Erina

''Iya, aku juga. Kamu sendiri?'' Dina bertanya balik

''Ehm, aku pengin gabung IMM. Kalian mau bareng?'' jawabku

''Wah, aku masih bingung. Antara PMII, IMM, atau HMI,'' sahut Dina

Erina hanya mengangguk, masih asyik mengunyah makanan.

''Aku pilih IMM kenapa? karena kulihat mereka semua yang bergabung disana adalah mahasiswa yang benar-benar terdidik dan kritis. Apalagi warnanya merah membara. Kegiatannya setahuku juga asyik dan tidak memberatkan mahasiswa baru. Semua organisasi sama, mengarah pada kebaikan, pertimbangkan saja. Pilihan ada ditanganmu. Kalian bisa menilainya dari teman sekelas kita ataupun kakak-kakak tingkat,'' kataku berusaha menyakinkan mereka.

''Iya,ya. Kalau dipikir memang begitu. Apalagi di IMM ada mas ganteng,'' timpal Erina

''Heeh? Mas ganteng? Siapa?'' tanyaku dan Dina bersamaan

''Entah aku ga kenal. Kemarin, sebelum aku pulang ada demo. Ramai sekali di depan perpustakaan. Nah ada yang orasi. Masnya tuh keren, ganteng, gagah,'' jawab Erina

''Ooh, itu. Kamu lihat juga? Iya si, benar.''

"Jadi gimana?"tanyaku lagi.

"Iya, boleh deh. Nanti daftar bareng sekalian,"jawab Erina diikuti anggukan Dina

Alhamdulillah, aku lega. Masih ada yang mau diajak bergabung bersama. Setidaknya aku tidak sendiri.

Setelah ini kami pergi ke stan IMM untuk mendaftar keanggotaan. Kamipun disambut ramah.

"Ooh, temannya Calista ya?" tanya seseorang bertumbuh gempal.

Kami mengangguk. Calista adalah teman sekelas. Ternyata ia juga mendaftar IMM.

"Mba, mau tanya dong," celetuk Dina

"Iya boleh, silakan."

"Memang yang masuk kesini harus backgroundnya Muhammadiyah, ya?" tanya Dina

"Tidak juga. Kami terbuka pada siapapun. Siapapun adalah saudara se-ikatan dan se-iman. Jadi kalian tidak salah pilih," jawab  Mbak Fafa.

"Wah... Terharuu. Terima kasih mbak, kami ijin dulu kembali ke kelas," balas Dina

Lalu kami bergegas masuk kelas yang kebetulan gedungnya tidak jauh dari stan.

Segenggam Perjuangan Ikatan (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang