06 BELUM REVISI

264 32 3
                                    

Bertemu denganmu adalah alur yang tertulis di lauhul makhfudz -osf-

***

1 Tahun kemudian...

Panas. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 09.00. Aku mulai berkeringat. Aku sedang menunggu Bang Ino. Bang Ino berjanji akan mengantarkanku ke sekolah. Sedari dulu ia ingin mengantarkanku ke sekolah namun aku menolaknya. Untuk kali ini aku mau karena terdesak. Tak lama kemudian Bang Ino datang.

"Maaf, membuatmu lama menunggu."
"Nggak apa- apa."
"Ayo, naik."

"Pegangan," ujarnya
"Nggak mau. Ayo cepat," balasku

Bang Ino segera melajukan motornya ke sekolahku. Sudah lama, aku tak naik motornya. Tiba- tiba aku teringat masa SMP ia sering mengantarku ke sekolah. Ah, sudahlah. Jangan flashback. Sekarang, ia sudah lulus SMK dan bekerja di sebuah perusahaan. Ia bekerja di kota sebelah.

***

25 menit kemudian kami sampai. Bang Ino berhenti di depan gerbang.

"Pulang, hari apa?"

"Hari senin. Nggak usah jemput, aku pulang sore. Makasih tumpangannya."

"Hmm, baiklah. Ya sudah," balasnya seraya melajukan motornya kembali.

"Cie, itu siapa?Bang Ino yang pernah kamu ceritakan padaku ya?" ujar Inas sambil menepuk pundakku

Aku tersentak, "Iya. Udah yuk, masuk."

Aku dan Inas segera masuk ke masjid membawa barang- barang untuk mendengarkan pengarahan. Ternyata masjid sudah cukup ramai karena pengarahan akan segera dimulai. Ya, kami akan studi banding disebuah desa yang sangat islami dan kami akan menginap selama 5 hari 4 malam.

***

Setelah diberikan pengarahan, kami menaiki bus. Dan setelah semua siap, bus melaju. 2 jam perjalanan yang melelahkan, Inas selalu tidur tapi aku tidak bisa. Akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan. Kami berhenti di sebuah pondok pesantren yang bernama Nurul Hidayah.

Suasana desa benar- benar asri dan islami. Warganya menggunakan kopiah dan jilbab. Kami disambut oleh pemimpin pondoknya dan beberapa santri. Dan setelah penyambutan, kami diantar ke homestay oleh Rafa, salah seorang santri di pondok pesantren Nurul Hidayah. Alhamdulillah. Aku 1 homestay dengan Kamila, Haifa, Any,Maida, Tisya, dan Inas.

Kami mendapat Homestay yang cukup nyaman karena tuan rumahnya ramah. Karena lelah, kami beristirahat terlebih dahulu sampai ashar.

"Guys, aku mandi dulu," ujar Maida sambil menyambar handuknya yang berada di atas tas.
"Aku setelahmu," seru Any

"Ngambek, nih?" celetuk Inas

"Iya- eh nggak. Aku shalat ashar dulu," sahut Tisya.

Inas hanya terkekeh, " Nggak shalat di masjid saja?"

"Ya kali aku berani ke masjid sendirian depan homestay kita pondok cowok.''

***

Ba'da Isya seharusnya kami sudah dipanggil untuk belajar malam namun kami belum juga dipanggil. Kami berkeliling mencari teman- teman kami yang lain namun ternyata tidak kami temukan.

"Coba kita tanya Bu Shafa, barangkali ia tahu tempatnya?" usul Kamila

Kami mengangguk dan berjalan kembali ke homestay menemui Bu Shafa. Bu Shafa adalah tuan rumah homestay yang kami tempati. Ia tinggal sendiri di rumahnya karena suaminya bekerja diluar kota. Bu Shafa masih muda, jadi kami lebih enak memanggilnya 'mba'.

"Ayo, aku antarkan,"ucap Bu Shafa
"Tidak usah, mba. Nanti merepotkan," ujar Any.
"Tidak apa- apa. Tempatnya dekat,"

Kamipun diantarkan ke tempat belajar. Benar, tempatnya dekat cukup menyeberang jalan. Ternyata tempat itu adalah sebuah gedung sekolah dari pondok pesantren Nurul Hidayah.

***

"Duh, gimana? kita terlambat," ujar Maida

"Kamu masuk dulu. Tis," sahut Inas sambil mendorong Tisya.

"Eh, kok aku?"

Rafa yang sedari tadi memperhatikan, akhirnya menghampiri kami.

"Ayo saya antar," ujarnya

"Eh? Nanti bilangnya apa?" tanyaku

"Udah, ikutin aja Rafa," timpal Bu Shafa

Kamipun mengikuti Rafa. Ia mengetuk pintu kelas. Dan seketika semua menoleh ke arah kami.

"*Assalamualaikum. Asif 'anahum muta'akhirun," ucapnya

Seorang santri berbaju koko hijau dan berkopiah sedang mengajari teman- teman kami berhenti dan menghampiri kami.

"Wa'alaikumussalam. Silakan masuk," balasnya

Kami segera masuk dan duduk. Menyimak dan memperhatikan apa yang sedang disampaikan. Alhamdulillah, ternyata kami belum tertinggal banyak.

"Baiklah. Mari kita saling mengenal. Nama saya Sadad Syarif kalian bisa memanggil saya Syarif," ucapnya sambil menulis namanya di papan tulis dan setelah itu menghampiriku,

"Siapa namamu?" tanyanya

"Fa ... Faiza Halimah," jawabku

"Nama yang bagus," pujinya

Degg. Jantungku berdesir. Sudah lama aku tidak merasakan perasan ini.

"Bertemu denganmu adalah alur yang telah tertulis di lauhul makhfudz," gumamku

Seketika aku tersipu. Astagfirullah. Jangan berpikir yang tidak- tidak, Jah. Aku segera kembali fokus pada buku yang sedang dibagikan pada kami.

_____________________________________________
* Assalamualaikum, maaf mereka terlambat.

***

عن رسول الله ص. م. انه كان يقول في دعائه اللهم ارزقني حبك وحب من ينفعني حبه عندك اللهم مارزقتني ممااحب فاجعله قوة لي فيماتحب اللهم ومازويت عني مما احب فاجعله فراغا لي فيما تحب (رواه الترمذي)

Artinya:
Dari Rasulullah Saw. yang bersabda dalam satu doanya, "ya Allah, berilah aku rezeki cinta Mu dan cinta oran yang bermanfaat buat ku cintanya di sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal yang Engkau cintai. (H R. Al-Tirmidi)

Segenggam Perjuangan Ikatan (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang