13 BELUM REVISI

210 19 0
                                    

Ketika aku melihat ke belakang, aku menyadari bahwa setiap kali aku mengira ditolak dari hal baik, sebenarnya aku sedang diarahkan ke sesuatu yang lebih baik

***

Back to Kayra POV

Aku sudah siap dengan gamis pink soft. Aku akan menghadiri walimah Nafisha dan ustad Syarif. Berangkat tidak ya? Aku ragu untuk menghadiri acara walimah mereka. Tetapi hukum untuk menghadiri walimatul 'urs adalah wajib bila tidak ada halangan.

"Mau kemana, kak? pagi - pagi udah dandan," tanya Yahya

"Ke walimahan teman," jawabku

"Kamu kapan menyusul?" tanya Abi

"Ish, abi. Terserah Kayra. Lagipula dia baru wisuda," balas ummi

Tiin! Terdengar suara klakson.

"Ra. Itu teman kamu udah nungguin," ujar ummi

"Oh, iya. Kayra pergi dulu. Assalamualaikum," pamitku sambil menyalami ummi dan abi.

"Wa'alaikumussalam warrahmatullah wabarakatuh," balas abi dan ummi kompak

***

Lantunan ayat suci Al- Qur'an sedang dibacakan oleh ustad Abbas.

"بسم الله الرحمن الرحيم..."

"Masya Allah. Merdu sekali," pujiku mengagumi suaranya

"Ra," ujar Any sambil menepuk pundakku membuyarkan lamunanku.

"Iya, kenapa?" balasku

"Melamun apa?sebentar lagi ijab qabul, lho. Setelah ini kita kunjungi mereka," timpal Tisya

Aku menggeleng. "Nggak. Aku sedang menghayati lantunan ayat suci Al- Qur'an yang sedang dibacakan."

"Saya terima nikah dan kawinnya Nafisha Sabriya Yumnaa binti Musthofa dengan maskawinnya yang tersebut tunai."

Degg. Seketika hatiku terasa sesak.

"Alhamdulillah. Sah," ucap Rina

"Kamu nggak apa?" tanya Tisya ia sadar aku tidak baik-baik saja.

Aku mengangguk, "Iya. Aku udah ikhlas, kok."

"Ayo. Kita ke kamar mereka," ajak Faila

***
Kami mengintip dari balik pintu. Masya Allah mereka serasi sekali. Hatiku mencelos melihat kemesraan mereka.

"Bismillahirrahmannirrahim. Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa 'alaihi wa a'uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa 'alaihi," ucapnya sambil memegang ubun-ubun Nafisha lalu mengecupnya.

"Aaw. Aku melting," bisik Rina

"Senyumnya biasa dong. Jangan kaku," ujar ustad Syarif sambil memasangkan cincin di tangan Nafisha.

Segenggam Perjuangan Ikatan (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang