17: Puzzle Rahasia

1.4K 86 6
                                    

Aqila tidak pernah menyangka bahwa Alvino yang akan menjadi suvervisornya. Terlebih akibat kejadian memalukan yang pernah ia lakukan. Nambrak Alvino, terkurung dalam lift bersama, sampai hilangnya Didit. Dan momok baginya adalah ketika harus memakai baju OK.

"Peraturan itu dibuat untuk kemaslahatan. Ada tujuannya dan ada manfaatnya," petuah Dokter Meli kepada Aqila yang lagi-lagi ketahuan memakai baju OK yang dimodifikasi.

Aqila masih menunduk. Berdoa kepada Allah agar ia dibolehkan. Aqila juga tahu kalau peraturan itu dibuat demi keselamatannya sendiri. Tapi bagaimana dengan perintah Allah tentang menutup aurat? Tidak menggunakan pakaian yang membentuk tubuh, ketat, atau transparan.

Aqila teringat cerita seorang ustadz tentang 'Aisyah RA yang sangat perhatian dengan masalah hijab. Bahkan karena begitu tinggi perhatiannya, 'Aisyah RA memakai hijab saat bertemu dengan Ishaq (salah seorang tabi'in), padahal ia buta. Ia berkata, "Apakah anda memakai hijab padahal aku tidak bisa melihatmu? 'Aisyah menjawab, "Jika kamu tidak melihatku, maka aku melihatmu."

Tiba-tiba seorang perawat masuk ke ruangan Dokter Meli. "Permisi dokter, maaf saya mengganggu waktunya. Dokter Alvino memanggil koas yang bernama Aqila Kirei Schoonhoven untuk segera melakukan requirements."

"Untuk kali ini saya tolerir, tapi jangan diulangi lagi ya, Aqila."

Alvino tiba-tiba muncul. "Tidak apa-apa dek. Untuk seterusnya gunakan saja baju OK-mu," katanya. Dokter Meli tercengang seketika. Aqila ikut terperangah.

"Ini adalah peraturan, Dokter Alvino. Sebagai koas di sini Aqila harus menaatinya."

"Sebagai hamba, Aqila juga harus menaati perintah Tuhannya. Lagipula baju OK miliknya tidak jauh berbeda dengan baju OK pada umumnya. Saya pikir tidak akan mengganggu jalannya operasi."

Benar. Bedanya hanya terletak pada lebarnya. Dahi Dokter Meli berlipat dalam. Ia tidak suka sesuatu yang tidak seragam dan tidak enak dipandang. Ia ingin koas-koasnya terlihat rapi dan elit.

"Saya tahu itu. Tapi saya tidak bertanggung jawab jika ada teguran dari pihak rumah sakit."

"Saya yang akan bertanggung jawab." Kata Alvino lugas. Dokter Meli terbungkam.

☀☀☀

Aqila tengah melakukan pengangkatan gigi bungsu dengan diawasi oleh Alvino. Dibantu Kak Arya perawat gigi yang sudah berpengalaman. Operasi berjalan lancar atas bantuan Allah. Aqila tak henti-henti mengucapkan syukur.

Selang beberapa saat kemudian Alvino kedatangan pasien baru. Seorang laki-laki 40 tahunan tampak sakit ringan.

"Pak Romli ada keluhan apa?" tanya Alvino, Aqila berdiri di sampingnya sambil mencatat.

"Saya sariawan dok, tapi sudah 3 minggu nggak sembuh-sembuh. Makan jadi susah. Saya tidak pernah sariawan selama ini sebelumnya."

"Upaya apa saja yang telah bapak lakukan untuk mengurangi sakitnya?"

"Saya sudah ke puskesmas dok, saya juga sudah minum antinyeri dan amoksilin. Tapi tidak ada perbaikan, sariawannya malah semakin besar."

"Apakah Pak Romli perokok?"

"Iya dok."

"Sejak kapan bapak merokok?"

"Sejak masih SMP dok."

"Sehari habis berapa batang pak?"

"2 bungkus dok, kalau saya lagi nggak kerja bisa sampai 3 bungkus."

"Selain itu ada sakit apa lagi pak?"

"Saya juga sering sakit kepala dan maag dok."

"Saya periksa ya pak mungkin bapak akan merasa tidak nyaman, tapi saya akan berusaha untuk menguranginya. Apakah pak Romli bersedia?"

Tomorrow Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang