13. A Story

673 16 5
                                    

Jean dan Lili meninggalkan rumahnya, Jean mengajak Lili pergi ke suatu tempat yg nyaman dan damai untuk saling bercerita.

"Kita akan kemana?" tanya Lili.

"Suatu tempat, dengan pemandangannya yg indah dan suasananya sangat tenang. Kau pasti menyukainya"

"Aku tidak sabar melihatnya" kata Lili dengan tersenyum.

Perlahan, langkah kaki mereka telah sampai di tempat tujuannya.

"Indah sekali.." Lili terpana melihat pemandangannya.

"Indah dan nyaman, Tempat yg cocok untuk bercerita. Aku akan menjelaskan sesuatu pada mu" Jean duduk dihamparan padang rumput yg luas.

Lili lalu meingkuti nya, duduk disebelah Jean dengan anggun.

"Aku tidak ingin kau salah paham"

"Sangat lama, ratusan tahun yg lalu. Aku bertemu dengan seorang gadis, sangat cantik dan mirip dengan dirimu" Jean sambil menundukkan kepalanya.

"Dengan ku? Ratusan tahun yg lalu itu sangat lama sekali. Apakah aku adalah bentuk dari reinkarnasinya?" pikir Lili dalam batinnya

"Rambutnya berwarna cokelat"
"Mata nya berwarna biru, jika menatap nya terlalu lama seakan-akan kau tenggelam didalam laut"
"Sangat cantik, sampai bunga yg baru saja mekar tertutup kembali melihat wajahnya"

"Dia mendeskripsikannya berlebihan seperti itu... Pasti sangat spesial. Jika spesial pasti akan sulit untuk melupakannya" Kata Lili dengan murung.

"Dia seorang yg pemalu, dan pendiam"
"Suara nya lembut, tetapi dia tidak banyak berbicara"

"Berbeda sekali dengan ku" Lili semakin murung.

"Dia sangat baik, sopan, lembut hatinya"
"Selalu tersenyum"

"Sangat berbeda!" Lili mulai muak dengan cerita Jean.

"Begitu... Aku yakin dia sangat spesial. Tapi-"

"Aku kehilangan dirinya" kata Jean memotong pembicaraan Lili

"Apa?" tanya Lili dengan terkejut.

"Saat peperangan dahulu, dia tewas ditangan musuh" wajah Jean mulai serius.

"Dan saat itu juga, terakhir aku melihatnya terbunuh didepan mataku" Nada bicara nya mulai tinggi, Lili tahu Jean mulai emosi dilihat dari kepalan tangannya.

"Dia tersenyum pada ku untuk pertama kalinya"
"Dia mengungkapkan perasaan nya padaku selama itu" kata Jean.

"Sekarang aku mengerti..." kata Lili dalam batinnya dengan sedih.

"Aku sedih, merasa kehilangan"
"Orang berkata cinta pertama itu mengagumkan, tetapi cinta terakhir lah yg sempurna" Jean menarik nafasnya dengan sedih

"Memang seperti itu..." jawab Lili.

"Sayang sekali, aku tidak ingin jatuh cinta lagi" Jean mengatakannya dengan santai sambil tidur direrumputan.

"K-kenapa?" tanya Lili dengan kaget.

"Yah..., jatuh cinta membuat ku bodoh"

"Bagaimana jika ada seseorang yg mempunyai perasaan padamu?" tanya Lili dengan malu.

"Aku akan menolaknya"

Lili terdiam menatap rumput yg bergoyang.
Pikirannya kacau, ia tidak ingin memikirkannya lagi. Keberaniannya mulai menciut untuk mengungkapkan perasaannya. Perasaan dari hatinya yg tidak menentu.

"Lagipula... Aku hanya ingin dia yg pertama dan yg terakhir saja di hati kecil ku ini" kata Jean memejamkan matanya.

"Aku mengerti..." jawab Lili dengan senyuman kecilnya.

"Bagaimana dengan mu?" tanya Jean.

"Aku? Tidak ada yg spesial"
"Aku terlalu sibuk dengan urusan ku sendiri jadi aku tidak memikirkan itu"

"Kau yakin tidak pernah jatuh cinta?" tanya Jean dengan penasaran.

"Aku pernah mengalaminya, tapi aku belum mengungkapkan perasaan ku"

"Mengapa?"

"Dia sudah terlanjur pergi dari kota ku, dan akhirnya kami tidak pernah bertemu lagi. Bahkan aku tidak mempunyai kontaknya" kata Lili dengan sedih.

"Sayang sekali, jika kau jatuh cinta lagi sebaiknya kau cepat-cepat mengungkapkan perasaan mu" kata Jean.

Lili hanya menghela napasnya.

"Kau benar...., mungkin begitu lebih baik. Atau tidak sama sekali" pikir Lili.

"Itu lebih baik, kau manusia, harus mempunyai keturunan, keluarga, agar kau bisa terus bahagia. Aku memilih menyendiri seperti ini karena ada beberapa alasan" kata Jean sambil menatap Lili.

"Alasan?"

"Alasan ku, aku tidak menemukan pengganti dirinya yg baik, aku seorang Jendral, aku khawatir jika mempunyai keluarga kelak. Dan aku sangat mencintai Negeri ku dibanding diriku sendiri".

Jean kembali menatap langit, sedangkan Lili terus menatap Jean. Apa yg harus ia lakukan? Mengungkapkan perasaannya yg pasti ditolak? Atau memendamnya seperti kejadian masa lalunya?

"Aku sangat suka disini" kata Jean menghempaskan tubuhnya kepangkuan Lili.

"E-eh?" Lili terkejut dengan Jean yg berada dipangkuannya.

"Maafkan aku, izinkan aku tertidur dipangkuan mu. sudah lama sekali, aku tidak bisa seperti ini" kata Jean sambil memejamkan matanya.

"Aku ingin seperti ini selamanya" Jean tersenyum.

"Bahkan untuk sesaat seperti ini saja membuatku senang, aku juga ingin seperti ini selamanya... Tapi itu hal yg mustahil seperti mengungkapkan perasaan ku pada mu"

"Aku menyukai mu" kata Lili dalam hatinya. Ia tersenyum kemudian membelai Jean yg sedang tertidur di pangkuannya.




.
.
.
.
.

Hai halo !
Q :Vote udh 124 kok baru update sekarang sih?
A :Author lagi pelajarin kesalahan dari chapter sebelum nya nih, sekarang ada yg beda gk sama pengetikannya? Klo dr chapter sebelumnya tuh kyk kebanyakan dialog 😿
Dan beberapa chapter sebelumnya jg mau direvisi lg.

Btw, gk nyangka udh 1,45k readers😽
Tapi yg vote kgk nambah😾
Perasaan ku campur aduk 😿

Forbidden Love [PRIVATE] HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang