Lho Lea!!"
"Siapa itu?" tanyaku
•••
"Tante Vika!!!" seru Lea
"Hallo Le, udah lama ya gak ketemu kita. Hehe" ucap tante
"Iya tante. Aku kangenn" ucap Lea sambil memeluk tantenya
"Eh, kamu mau sekolah ya?" tanya Tante Vika
"Iya Tan, Eh udah siang nih. Yasudah ayo naik motor aja ya bareng tante" ucap Tante Vika dengan lembut
"Boleh nih tan?" tanyaku
"Boleh dong, yaudah ayo naik aja" jawab Tante Vika
"Makasih tante!" seruku
Ketika diperjalanan Tante Vika pun ingat bahwa ia ingin menanyakan keadaan ibunya Lea.
"Oh iya, Le. Bagaimana keadaan ibumu. Dan bagaimana tentang gado gadonya?" tanya Tante Vika
"O-oh i-itu"
Hiks.. Hiks.. Hiks..
"Eh, Le kamu kenapa nangis?" tanya Tanteku
"Nanti saja aku akan ceritakan ya, Tan setelah pulang sekolah" ucapku
"Yasudah. Btw, kamu pulangnya jam berapa?"
"Jam 1 Tan" jawabku
"Ok, nanti akan Tante jemput ya" ucap Tanteku
Setelah sampai di sekolah..
"Makasih ya Tante buat semuanya" ucap Lea
"Iya sama sama, sayang. Semangat belajarnya" ucap Tante
KRING!! KRING!!
***
"Memberi salam!!"
"Selamat Pagi, Pak"
"Iya, Selamat Pagi juga anak anak"
"Oke, hari ini Pak Teguh akan menjelaskan tentang
Dihari itu wajahnya Lea sangat lesu dan tidak bersemangat untuk mengikuti kegiatan pelajaran tersebut. Karena dalam hatinya ia ingin sekali satu hari penuh bersama ibunya, untuk membantu ibunya dan lainnya.
Namun, Rani pun baru menyadarinya dari kondisi wajahnya Lea.
"Ssst! Ssst!! Le, Lea!" bisik Rani
Lea pun tidak menyadari bisikan itu.
"Le! Oyy! Lele!" bisik Rani lagi
"Eh kenapa jadi Lele dah itu mah ikan ya" gumam Rani
Tiba tiba Pak Teguh menyadari hal itu.
"Hey, Rani! Bisa diam gak? Bapak lagi jelasin di depan tolong dihargain. Sekarang kamu keluar!" tegas Pak Teguh
"B-baik pak" ucap Rani
"Aduh, sue banget nih Pak Teguh" gumam Rani
Tiba tiba Lea pun langsung menoleh ke arah Rani dengan heran.
"Loh Rani kenapa ya? Perasaan tadi dia diam diam saja" gumam Lea
"Ok anak anak pandangan ke depan! Tolong hargain bapak/ibu guru sedang berbicara di depan!" tegas Pak Teguh lagi
"Baik, Pak" ucap anak anak.
Setelah lamanya penjelasan tersebut. Bel pun berbunyi.
KRING!! KRING!! KRING!!
"Baik anak anak cukup sekian pelajaran hari ini tolong jangan lupa pelajari kembali" ucap Pak Teguh
"Iya, Pak" ucap anak anak serempak
Memberi salam!
Terima kasih, Pak..
"Iya terima kasih dan sampai jumpa. Kamu yang dibelakang pintu silahkan masuk" ucap Pak Teguh sambil menunjuk Rani di belakang pintu kelasnya.
"I..iya pak" ucap Rani sambil menundukkan pandangannya.
"Yasudah jangan diulangi kembali" ucap Pak Teguh
"I..iya pak. Terima kasih" balas Rani sambil menundukkan pandangannya kembali.
Rani pun langsung menuju tempat duduknya dengan Lea dengan masih menundukkan pandangannya. Lea pun heran pada sikap Rani sejak ia dihukum untuk keluar.
Akhirnya, Lea memberanikan diri untuk menanyakan maksud ia berbisik. "Oy, Rani!!" seru Lea. Rani pun tidak mendengarkannya karena tangannya ditumpukkan sambil menundukkan pandangannya di meja.
Lea pun heran dan merasa dirinyalah yang salah.
"Ran, maaf kalau aku yang salah aku udah ngacangin kamu ketika kamu membisikkan telinga aku. Tapi bukan aku marah ataupun cuek, Ran. Tetapi, aku hanya kepikiran soal ibuku. Karena warung aku habis diremuk sama warga" jelas Lea
Tiba tiba Rani pun mendengar semua yang diucapkan Lea dan terbelalak kaget mendengar semua yang diucapkan oleh Lea.
"A..apa!!" teriak Rani
"I..iya itu benar, Ran" ucap Lea
"Kenapa kamu gak cerita sama aku?" tanya Rani
"S..soal itu.."
Belum selesai Lea melanjutkan kata katanya. Tiba tiba seseorang datang untuk ikut campur obrolan ia berdua.
"HAHAHA. LUCU SEKALI YA. GADO GADO KOK PAKE RACUN! HAHAHA KAYAKNYA GAK SANGGUP AMAT BUAT BELI BUMBU BUMBUNNYA MAKANYA DIPAKEIN RACUN!" bentak Lavina
"Heh! Tau apa kalian tentang GUE?! Tau apa?! TOLONG JANGAN BAWA BAWA USAHA ORANG TUA GUE! WALAUPUN GUE MISKIN. TETAPI, GUE GAK AKAN DIAM JIKA LO NGEHINA USAHA ORTU GUE! GUE GAK SUKA ITU!" bentak Lea kembali.
"Tolong deh Lavina. Lo gak usah ikut campur soal keluarga Lea. Karena Lo terlalu sombong buat ikut campur masalah ini!. Sebaiknya Lo pergi dari sini! Kalau gak? Gue gak akan segan segan lapor pada kepala sekolah! Inget itu!" balas Rani dengan emosinya.
Lavina pun mulai memanas dengan kata kata Lea dan juga Rani. Akhirnya, Lavina pun pergi meninggalkannya.
"Ok, GUE AKAN PERGI! DASAR ORANG LEMAH!" bentak Lavina
Lea pun mulai memanas lagi emosinya. "APA LO BILANG HA?!" balas Lea.
"Le, udah Le. Sabar plis sabar. Istighfar, Le. Emosi Lo di kendaliin sama setan" ucap Rani sambil memeluk Rani.
"Astaghfirullah hampir saja" ucap Lea
"Terima kasih, Ran" ucap Lea yang masih dipelukkan Rani
"Iya sama sama. I know what you feel, Sob" ucap Rani kembali memeluk Lea.
•••
Bersambung
Meski anda silent reader jangan lupa untuk selalu hargailah karya orang apapun itu bentuknya, terima kasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/150335118-288-k440614.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of Patience [HIATUS]
Teen Fiction"Gue tahu gue emang gak sekaya kalian, gue emang gak semewah kalian, gue emang gak seharmonis kalian. Tapi, gue bersyukur kok dengan apa yang gue jalanin. Karena inilah hidup gue" - Lea Lea adalah seorang remaja yang tidak terlalu kaya namun dia mam...