Russian Roulette / 11

864 58 13
                                    

⚠ ⚠ ⚠ WARNING ⚠ ⚠ ⚠

CHAPTER INI MENGANDUNG CERITA YANG SANGAT ABSURD!
DAN DIMOHON UNTUK MEMPERTIMBANGKAN DIRI LAGI SEBELUM MEMBACA PART INI.
Sekian.

_________________________________________

Author's POV

     "Hey-yo!"

"Tumben telat, Yer. Kami kira kamu gak gabung hari ini."

Yeri meletakkan nampan nasinya di samping seorang pemuda lalu memberikan gestur mengusirnya.

"Tadi pelajaran Guru Im, terus ada yang telat. Ya jadinya dua pertemuan full dengan kalimat-kalimat pencerahannya." Yeri mendesah kesal mengingat kupingnya yang terasa memerah tadi.

"Pasti yang telat si Tzuyu ya?"

Yeri refleks menoleh ke arah Doyoung yang dengan tepatnya menebak tanpa diberi clue oleh Yeri.

*cough*

"Kau tak apa? Minum dulu, Oppa!" Yeri mengusap pelan punggung pria di sampingnya seraya memberikan gelas jus milik pemuda itu.

"Tadi Taeyong juga telat."

Yeri memandang khawatir pria di sampingnya, namun sedetik berikutnya dia mengerti akan maksud dari perkataan simple Doyoung.

"Lalu?"

Yeri menarik sebelah alisnya ke atas, mencoba pura-pura tidak mengerti akan maksud tersirat Doyoung.

"Taeyong dan Tzuyu berangkat bersama."

"Kenapa?"

Yeri menopang dagunya menatap minat Doyoung, mencoba terlihat bodoh dan tertarik akan peristiwa yang telah dilewatkannya.

"Aku tadi terlambat bangun, lalu aku bertemu dengan temanmu di tengah jalan dengan kaki agak terseoknya. Saat aku tanya, ternyata dia memiliki kisah yang cukup memprihatinkan dengan keluarganya. Karena merasa kasihan, ya aku memberinya tumpangan."

Kini atensi Yeri sepenuhnya beralih pada pria di sampingnya yang tengah menjelaskan akan peristiwa yang dilewatkannya itu.

"Sungguh kasihan."

Semua yang berada di salah satu meja kantin itu menatap gemas Yeri yang tengah menundukkan kepalanya setelah mengucapkan kalimatnya yang terdengar sedih. Mereka menatap gemas Yeri karena dia terlihat seperti seorang teman yang sangat mengkhawatirkan temannya yang tengah kesusahan.

Terkecuali seorang pria yang tengah tersenyum mengejek.

"Karena kau anak baik, kau tentu bisa menolongnya dengan cara berteman dengannya 'kan?"

"Mengapa kau memintaku? Hmm.. maksudku, kau tidak perlu meminta karena aku pasti akan melakukannya."

Yeri memandang aneh mata pria di sampingnya yang terlihat tengah mencari-cari jawaban akan pertanyaan Yeri. Namun pada akhirnya bukan jawaban yang Yeri terima, hanya sebuah usakan lembut yang diterima pada rambut terurainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR STORY [Taeyong × Yeri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang