Body Talk / 3

1K 106 9
                                    

Ps : Karena tiba-tiba aja chapter 'Body Talk' raib ntah kemana. Yun buat yang baru ini dengan beberapa perubahan yap :')

_________________________________________

Author's POV

Waktu istirahat ialah salah satu waktu yang sangat didambakan tiap murid, tak terkecuali gadis kuncir kuda dengan nametag 'Kim Yerim' itu.

Dengan langkah riangnya dia berjalan beriringan dengan gadis bernama Kim Saeron dengan tangan yang saling bergandengan seolah mereka adalah saudara kembar tak identik.

Selama perjalanan pun mereka tak menurunkan sedikitpun senyuman di bibir mereka.

Mereka yang kini berada di tingkat akhir sekolah menengah pun cukup terkenal di kalangan adik-adik kelas mereka. Bukan hanya karena kecantikan mereka, namun keramahan mereka tentu menarik perhatian orang-orang baru untuk mendekat.

"Berhenti mengaduk-aduk ramyeonmu, Yeri!" Peringat Saeron jengah.

Setelah hampir sepuluh menit mereka duduk bersama dengan masing-masing ramyeon mereka, namun satu suap pun belum Yeri makan.

Saeron pun kesal karena menganggap Yeri membuang-buang makanan. Oh ayolah, sekarang mie ramyeon Yeri sudah terlihat sangat berisi kuah ramyeonnya sendiri.

Sedangkan Saeron yang sedari tadi sudah menghabiskan ramyeonnya hanya menatap jengah Yeri yang sesekali menoleh ke arah pintu kantin lalu kembali mengaduk-aduk ramyeon tak karuan itu.

"Tumben dia belum datang? Apakah masih ada kelas tambahan?" Tanya Saeron memastikan.

"Entahlah, dia belum membalas pesanku dari kemarin malam." Jawab Yeri lemah.

.

.

.

.

.

Suara pintu yang berdecitan pun terdengar kala sepasang sejoli baru saja memasuki perpustakaan kota yang sangat terkenal di Seoul.

Lalu kedua orang itu pun mendudukan diri berhadapan di sebuah meja bulat yang terletak dekat pendingin ruangan.

"Kau membawa buku apa, Oppa?" Tanya Yeri seraya mengeluarkan sebuah buku tebal yang tebalnya bagaikan buku alkitab.

Sedangkan pemuda dihadapannya hanya mengeluarkan sesuatu acuh dari dalam tas ranselnya.

Melihat apa yang dikeluarkan oleh pemuda itu membuat Yeri mengerutkan dahinya bingung.

"Ponsel? Tapi kita ke sini untuk belajar, Oppa!" Peringat Yeri.

"Kau tinggal di zaman kapan? Apakah kau tidak tau yang namanya e-book?!"

Mendengar bentakan Taeyong lantas membuat Yeri terkejut. Dan Yeri bingung, dia bertanya baik-baik. Lalu, mengapa Taeyong malah membalasnya dengan bentakan?

Setelah cukup lama Yeri mencoba fokus dan tidak memikirkan hal-hal buruk. Pada akhirnya Yeri menyerah dan memilih memastikan bahwa apa yang dipikirkannya salah.

OUR STORY [Taeyong × Yeri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang